•24

194 6 1
                                    

"Kau sangat kacau!", ucap David melihat keadaan temannya yang berantakan.

"Karena tidak ada Patricia disini"

"Hei bro. Bisakah Kau santai sedikit? Aku tau Kau akan tersiksa jika tidak ada Patricia disini, tapi gunakan waktumu untuk bersenang senang". Ucap Wilson menyenggol bahu Jevan guna menghibur temannya.

"Apa guna nya wanita jalang itu? Kupikir dia akan jatuh cinta pada Erick lagi. Bukankah Aku terlihat lebih menarik dari wanita itu?", ucap Selena dengan percaya diri menampilkan belahan dadanya dibalik seragam sekolah.

"Berpikirlah menggunakan otakmu dulu sebelum berucap", ucap Jevan kemudian pergi dari rooftop.

"Ow! Kupikir itu sangat menyakitkan", ucap Emma tiba tiba.

"Sialan!". Selena yang malu karena ditinggalkan begitu saja lantas mendorong Emma kemudian meraih rambut blonde itu lalu menariknya dengan kuat. Tak sampai situ, Selena juga mengangkat tangannya akan menampar Emma. Rasanya Ia ingin mencabik cabik mulut perempuan kecil didepannya.

Untung hal itu tidak terjadi, dengan cepat Wilson menghentikan aksi gila Selena. Lelaki itu tak habis pikir, mengapa Ia dulu mengikuti alur Selena dan menyakiti Patricia? Dan juga mengapa Ia peduli dengan Emma?

"Lepas!", sontak Wilson melepaskan genggaman nya yang mencekal Selena dengan kuat.

Emma meringkuk ketakutan, bersembunyi dibalik tubuh Wilson. Selena yang melihat itu sontak langsung pergi dari sana.

David hanya menatap adegan itu tanpa minat untuk memisahkan mereka. Melihat akan tau hal apa yang terjadi selanjutnya, lelaki itu memilih untuk pergi dari sana menyusul Selena.

"Kau tak apa?", tanya Wilson memegang pundak Emma. Tau Emma ketakutan Ia langsung memeluk tubuh mungil perempuan itu. Dan mengucapkan kata penenang.

"Tak apa, ada Aku. Jangan khawatir". Ucap Wilson sambil menepuk pelan pundak Emma.

"Ya, tapi mengapa harus memelukku?", tanya Emma bingung. Karena sedari tadi Wilson hanya memeluknya dan mengelus surainya. Entahlah itu hanya pengalihan isu atau reflek.

"Aku hanya menenangkanmu, setidaknya ucapkan terimakasih. Dasar tidak tau diri"

"Ya, ya, ya. Thank you, tapi karnamu seragamku jadi basah", ucap Emma kesal.

"Kenapa Aku?"

"Kau memelukku saat Aku memegang soda bodoh!"

Wilson hanya menghela nafasnya. Ternyata perempuan dengan blonde hair ini sangat cerewet dan menyebalkan.

"Baiklah. Pakai hoodie ku", ucap Wilson menyerah, lantas Ia melepas hoodie nya yang berwarna hitam kemudian memakaikan pada Emma. Memang terlihat kebesaran saat dipakai perempuan itu, tapi mau bagaimana lagi.

"Hoodie mu bau!", ejek Emma menahan tawanya.

"Yasudah lepas saja kalau begitu!"

"Tidak mau!"

Sial lagi lagi Wilson dibuat kesal karena perempuan kecil itu. Bisa bisa dia mati muda terserang stress karena Emma. Sedangkan perempuan itu tak enak merasa ditatap tajam oleh Wilson, Ia pun mengajak lelaki itu berkeliling di taman.

Tangan kecil Emma meraih tangan Wilson. Sontak lelaki itu langsung menepis nya karena terkejut, Emma yang saat itu tidak sadar langsung meminta maaf pada Wilson. Tapi hanya dijawab dehaman lelaki itu.

Emma pun berjalan lebih dulu dan menutupi wajahnya yang sialnya memerah lantaran malu. Wilson yang merasa bersalah langsung menyusul Emma turun dari tangga menuju lobby kemudian menggenggam tangan mungil itu.

Romantic GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang