•7

525 15 0
                                        

Sekembalinya Patricia dari ruang guru, Ia tersenyum senang sambil berlari ke kelasnya menemui lelaki yang sudah membantunya.

"Apa?"

"Ini terimalah, sebagai tanda terimakasih ku", ucap Patricia sambil memberikan totebag berisi roti.

Saat David akan menerimanya, seseorang lebih dahulu melemparnya dan melayangkan tamparan dengan keras.

"Sialan setelah Kau menggodaku Kau menggoda temanku? Yang benar saja! Dasar jalang murahan", umpat Erick dengan geram.

Patricia yang kelewat marah langsung saja menendang meja disamping lelaki itu. Tentu saja membuat siswa dan siswi dikelas bergetar ketakutan. Perempuan itu mengusap wajahnya dengan frustasi, wajahnya memerah dan pergi begitu saja dari kelas.

David yang melihat itu segera beranjak dari tempat duduknya sebelum Erick menghentikan langkahnya.

"Jauhi dia.", ucap Erick sambil meninggalkan kelas itu.


18.30

Saat ini Patricia berada di supermarket sambil meminum sekaleng kopi dengan roti italian. Ia memutuskan untuk menyalakan rokoknya, tak lama Ia menghisap nya sambil memejamkan matanya. Perempuan itu bertanya pada dirinya sendiri, sebenarnya apa yang salah dengannya.

Tak lama dari arah kejauhan Ia melihat seorang anak kecil memungut donat dari tong sampah yang lebih tinggi dari badan mungilnya. Patricia yang melihat itu terkekeh kecil, Ia pun mematikan rokoknya, tak lama setelah itu Ia menutup kepala nya dengan hoodie berwarna hitam sembari berjalan mendekati gadis kecil itu.

"Apa yang Kau lakukan?", tanya Patricia sambil mengernyit.

Gadis kecil itu merasa ketakutan karena wajah Patricia yang menurutnya galak dengan aura yang gelap karena menggunakan baju serba hitam.

"Hei, jangan menangis. Buang roti itu, itu sudah sangat kotor. Sini, Aku berikan yang baru", ucap Patricia sambil memberikan sekotak susu dan roti coklat yang sempat Ia beli di supermarket. Gadis kecil itu terlihat senang sambil berterimakasih kepada Patricia, gadis kecil itu pun pergi setelah diberi makanan.

"Tidak buruk juga, Whisker. Kupikir Kau hanya siswi bodoh yang terobsesi dengan lelaki"


POV David

"Sialan, bagaimana bisa semua kunci rumah dibawa oleh Ayah. Akan kemana Aku setelah ini, dan kenapa mereka sampai sekarang belum pulang.
Gila, bisa bisa Aku tidur diluar kalau begini. Aku akan membeli minum dan setelah itu mencari hotel saja"

Sesaat sebelum Ia membuka pintu supermarket, Ia lebih dulu melihat Patricia memberikan sebungkus roti dan sekotak susu kepada gadis kecil berbaju lusuh.

Ketika Ia menelisik meja didepan supermarket terlihat rokok yang baru saja dimatikan dengan sekaleng kopi di sampingnya. David yang melihat itu terkejut karena terdapat ponsel Patricia disana.

"Apa ini milik Patricia? Dia merokok?", tanya nya pada diri sendiri.

Ia pun melangkah mendekat kearah Patricia dan melihat anak kecil itu sudah pergi menjauh.

"Tidak buruk juga, Whisker. Kupikir Kau hanya siswi bodoh yang terobsesi dengan lelaki", ucap David dengan sinis

POV End

Mendengar ada seseorang di belakang nya Ia pun langsung berbalik badan dan terkejut melihat David berada didepannya. "Noodle", panggil Patricia.

"Pipi mu bengkak lagi, sebaiknya kompres itu dengan air dingin"

"Huh? Tidak usah peduli padaku! Urus saja temanmu", ucap Patricia pergi begitu saja.

"Setidaknya hentikan kebiasaan burukmu, merokok", ucap David lirih melihat Patricia yang pergi menjauh. Tentu saja Patricia tidak dapat mendengarnya.





09.45

Di sebuah kelas, lagi lagi Patricia memberikan totebag berisi kue. Ia sangat pantang menyerah walaupun sudah ditampar berkali kali didepan umum.

"Kali ini apa lagi Patricia?", tanya Selena dengan jengah.

"Ini biskuit, Aku membuatnya sendiri"

"Whatever, Aku tidak peduli", jawab Erick. Sedangkan Wilson, David, Jevan tengah melipat tangannya sambil melihat drama pagi hari yang menarik.

"Kembalilah ketempat mu, Patricia. Kau tidak diterima disini", ucap Selena mendorong bahu perempuan itu.

Patricia pun memilih pergi dan meninggalkan totebag nya dimeja milik Erick. Sedangkan lelaki itu melempar totebag itu kearah David, dengan sigap David pun menangkap itu.

"Ambil itu atau buang saja", ucap Erick pergi bersama Selena.

"Bukankah Kau lapar, Wilson? Makan ini", ucap David mengeluarkan kotak plastik yang berisi beberapa biskuit.

"Aku tidak mau! Kita tidak tau kalau didalamnya ada racun atau tidak. Bagaimana kalau ternyata Ia mencampurkan biskuit itu dengan aphrodisiac?", ucap Wilson sambil berpikir yang tidak tidak.

"Cih! Kau terlalu nethink. Kalau Kau tidak mau bilang saja. Aku akan memakannya dengan Jevan", ucap David sambil menyuapkan biskuit dengan chococip diatasnya.

Jevan yang sedang mengerjakan tugasnya menyempatkan untuk mengemil biskuit dari Patricia.

"Apa Kau sudah mempelajari trading, Jev? Dan bagaimana dengan chart nya? Kau bisa mengatasinya?", tanya David melihat tugas tugas Jevan.

"Aku sudah mempelajari trading nya, tapi Aku kurang mengerti dengan Chart nya, bisakah Kau membantuku?"

"Sure"

"Ayolah! Kenapa kalian membahas tugas, Aku mengerti kalian ini masuk rangking 5 besar paralel terutama Kau David, si rangking pertama dari angkatan pertama. Kenapa kalian sangat ambisius, c'mon temani Aku makan. Aku sudah sangat lapar", protes Wilson yang sudah kelaparan sampai perutnya berbunyi.

Sedangkan dua temannya itu tidak peduli dan tetap berdiskusi pelajaran tentang bentuk investasi yang bersifat aktif. Tentu sebagai seorang anak dari pengusaha sangat diperlukan mempelajari dan menguasai mengelola uang, berinvestasi dan lain lain. Maka dari itu mereka berada di business class.

Wilson yang sudah meraung raung itu pun terpaksa memakan biskuit yang Patricia buat karena melihat teman temannya makan dengan lahap. Dia kan jadi ingin!!! Salahkan saja David dan Jevan yang tidak mau diajak ke kantin.

"Bodoh", celetuk Jevan sambil tertawa.

"Katanya Kau tidak mau mati keracunan sialan, tapi Kau malah memakannya"

Setelah Wilson memakan satu keping biskuit Ia pun mengalami kecanduan.

Apa yang salah dengan biskuit ini? Kenapa seakan Aku ingin memakannya lagi? Ini rasanya SANGAT ENAK. Batin Wilson sampai matanya berbinar.

Ia pun merebut sekotak biskuit itu dan berlari agar tidak ada yang mengambil biskuitnya. Tunggu apa? Biskuitnya?

"Temanmu", ucap Jevan

"Temanmu juga, bodoh", kata David sambil tertawa.




༶•┈┈⛧┈♛

I just wanna be the one
-D

Romantic GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang