•9

173 4 0
                                    

Anderson's House
18.55

"DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI! SIALAN KAU!", teriak Ayah Patricia sambil membanting semua barang diatas meja makan hingga pecah.

Ibunya tentu saja terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, tak bisa dipungkiri bahwa Ia juga kecewa dengan anak semata wayangnya.

"JIKA KAU TIDAK BERGUNA, SETIDAKNYA JANGAN MENGHANCURKAN BISNIS AYAH!", ucap Ayah nya sambil mengusap wajahnya frustasi.

Ibunya menatap Patricia dengan kecewa, matanya sudah berkaca kaca siap meneteskan air mata.

"Tapi bukan Aku pelakunya! Percayalah", bela Patricia.

"Kau tau, berita ini sudah tersebar dimanca negara. 'Seorang putri dari pengusaha terpercaya Electronic Corporation telah melakukan tindakan curang pada model terkenal yang diketahui sahabatnya, motif pelaku melakukannya karena ingin merebut kekasih sahabatnya' Apa ini yang Kau inginkan ?KEHANCURAN BISNIS AYAH?". Lagi lagi Ayahnya berteriak sambil meremat pundaknya kuat.

"Sebenarnya apa salah Selena padamu nak? Sampai Kau tega membuat karir nya hancur?", tanya Ibunya keheranan karena Selena merupakan teman masa kecil anaknya. Walau Ia tak terlalu memperhatikan Patricia, Ia yakin bahwa pertemanan nya hancur sewaktu mereka berdua berada di sekolah yang sama. Tepatnya saat di SHS.

Patricia yang mendengar Ibunya bertanya hanya bisa menunduk diam tak berkutik lagi. Ia ketakutan karena Ayahnya menatapnya tajam sampai matanya memerah.

"Siapa lelaki itu, Patricia? Katakan pada Ayah!"

"A-aku tidak bisa mengatakannya"
Karena jika Ayah mengetahuinya, Ayah pasti akan membuat perusahaan orang tua Erick hancur. Apalagi Ia memiliki catatan kriminal yang banyak. Batin Patricia.

"Kalau begitu, putuskan saja dia!"

"TIDAK", ucap Patricia dengan reflek. Ia tidak bisa memutuskan Erick begitu saja, Ia sangat menyayangi Erick lebih dari apapun. Bahkan disaat orang tua nya tidak mengetahui kondisinya yang buruk, hanya Erick yang dapat menghiburnya.

Ibunya yang mendengar Patricia terkejut, lantas langsung marah. "KAU MEMILIKI TUNANGAN! INGAT ITU NAK"

"Jangan sampai Ayah sendiri yang mencari tahunya"

"Baiklah, Aku akan memutuskan hubunganku. Tapi kumohon, berjanjilah satu hal Ayah. Jangan pernah mencari tahunya", ucap Patricia sambil terduduk didepannya Ayahnya memohon.

"Akan Ayah lakukan jika Kau menemui tunangan mu dan meminta maaf atas kejadian ini. Ayah malu dihadapan orang tuanya"

Patricia yang mendengar itu lantas mengangguk dan menangis didepan orang tuanya.

"Apa yang harus Ibu lakukan nanti didepan mereka", ucap Ibunya sampai luruh dikursi meja makan.

Ayahnya yang frustasi mengusak rambutnya kasar dan pergi begitu saja. Ia pun memanggil Butler untuk mengikutinya.

Patricia menangis sejadi jadinya melihat Ibunya mengusap air mata dengan kasar. Tak lama, Ibunya berdiri dari sana dan berkata "Sebelum Ayahmu mengadakan konferensi pers, ayo temui tunangan mu dulu"

"Tapi, Ibu. Aku tidak mencintainya", ucap Patricia lirih yang masih bisa didengar Ibunya.

"Ibu tidak peduli", ucap Ibunya dan pergi begitu saja menyusul Ayahnya.

Dirumah yang besar tersebut hanya tertinggal atmosfer yang menakutkan dan menyedihkan. Semua pelayan dirumah itu masuk kedalam kamar masing masing tak berani untuk melihat pertengkaran rumah tangga itu.

Sebelumnya hanya pertengkaran pertengkaran kecil yang terjadi, hari ini menjadi kejadian hebat yang pernah didengar para pelayan sampai mereka mendengar berbagai macam barang dipecahkan begitu saya.

Romantic GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang