16. night market

4 1 0
                                    

Waktu terlalu berharga untuk sekedar di sia-siakan!

_______


Tangan lincah itu terus mengotak atik mesin yang bermasalah di depannya, cukup mudah menurutnya. Karena pekerjaan ini sudah biasa dia kerjakan.

Tangannya sesekali menyeka keringat yang terjatuh di area dahinya, atau lehernya yang terus menetes.

"Mobil yang satunya, itu juga beresin"

Madafa mengangkat kepalanya, menatap Araf datar lalu kembali mengambil beberapa alat tidak menghiraukan keberadaan Araf.

"Budek lo?"

Madafa berdecak lalu bangkit ke arah mobil yang satunya lagi, meninggalkan pekerjaannya yang belum sempat selesai. Sebenarnya Madafa tidak suka jika mengerjakan pekerjaan yang tidak selesai tapi harus beralih mengerjakan yang lainnya.

"Kalo dua-duanya udah beres, jangan langsung pulang. Sekalian cuci mobil yang di ujung"Kata Araf, sambil menunjuk mobil berwarna putih dengan jari telunjuknya.

"Itu bukan tugas gue"Madafa bangkit menatap Araf datar.

Araf hanya terkekeh sinis ke arah Madafa. Menatap Madafa dari ujung kaki hingga kepalanya"Di sini gue bos nya, mau apa lo?"

Madafa berdecak, lalu kembali mengerjakan tugasnya dengan setengah hati. Dia marah tapi tidak bisa apa-apa. Hidupnya di atur sana-sini.

Ting

Madafa mengalihkan pandangannya pada benda pipih yang baru saja bersuara di saku celananya.

Senyum kecilnya terbentuk, saat membaca pesan singkat dari Neina.

Neina
Dafa, gw gabut, tar mlm bisa jln ga? 16.05

Madafa terlihat berfikir, lalu tangannya dengan lincah mengetikkan balasannya di sana.

Madafa
lo ngajak gw ngedate nih, ceritanya? 16.07

Neina
dih ngga ya! 16.08
cmn ngajak jln, bkn ngedate 16.08

Madafa terkekeh geli membaca pesan dari Neina, lalu kembali mengetikkan balasannya.

Madafa
iya deh, anggap aja gw yg ngajakin 16.10

Madafa tersenyum lagi saat Neina hanya membaca pesannya, tidak ada balasan lagi. Madafa langsung kembali memasukkan handphonenya ke saku celana, kembali mengerjakan tugasnya yang sempat tertunda.

Di ujung sana Araf memicingkan matanya, saat menangkap ekspresi Madafa yang jarang dia lihat. Araf tersenyum tipis, dia penasaran sia orang yang berhasil menaklukkan sosok Madafa.

 Araf tersenyum tipis, dia penasaran sia orang yang berhasil menaklukkan sosok Madafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MADAFA'S EVIL EYES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang