••01••

5K 198 7
                                    

Suara-suara kotor itu terdengar menggema didalam ruang gelap dibelakang sekolah yang sudah tidak pernah didatangi lagi, tepatnya gudang tidak terpakai

Dua pemuda dengan pakaian acak-acakannya menatap lurus dengan pandangan penuh nafsu saat tubuh telanjang penuh peluh itu bergerak gelisah dikungkungan tubuh bongsor temannya

"Jeno udah... Eunghhhh... Sakithhh... Hiks... Echanhhh mohonhh... Eunghhh... Hiks.... Arghhhh... Udahhhh... Echan mohon... Hiks" tangisan itu seolah tidak masuk kedalam pendengaran ketiganya, Jeno yang masih menyetubuhi lubang sempit Haechan dengan brutal dan kedua temannya yang masih setia memandang penuh minat persetubuhan itu dengan kamera ditangan salah satunya

"Video baru" ucapnya menatap kamera yang masih menyala itu penuh kepuasan dengan seringaian dibibir tipisnya

"Jen udahlah minggir.... Gue juga mau" decak pemuda berparas tampan yang kini sudah berada disamping kedua tubuh yang masih saling mengerang nikmat itu, lebih tepatnya hanya salah satu karena pemuda manis dibawahnya hanya terisak setelah lelah meminta permohonan

"Sebentar... Ughhh... Kenapa lubang lo masih sempithhh Chan? Arghhhh... Padahal kita sering main hampir tiap hari... Ahhhh...." Racau Jeno kembali menggerakkan pinggulnya kasar sampai beberapa saat kemudian miliknya sudah semakin membesar dilubang Haechan membuatnya menghentakkan miliknya lebih dalam, menyemburkan cairan hangat itu kedalam lubang yang sudah menjadi candunya

Plop....

Jeno menarik miliknya kasar membiarkan Haechan sedikit tersentak dalam mengatur nafasnya

"Jaemin jangan, Echan mohon" jelasnya, menatap sayu wajah tampan diatasnya

"Lo siapa berani ngatur-ngatur gue hah?" Tanya Jaemin dengan intonasi dingin yang didominasi kemarahan didalam suara beratnya

JLEB

"ARGHHHH...." Pekik Haechan saat Jaemin melesakkan miliknya dalam sekali hentakan, membuat air mata di netra coklat bening yang tampak sangat cantik itu kembali luruh

"Pelan... Pelanhhh... Echan mohonhhh... Ini sakithhh... Hiks... Echan mohonhhh... Jangan kasarhhh ini sakithhh... Hiks... Hiks..." Jaemin yang pada dasarnya tidak peduli hanya menulikan pendengarannya dan menghentakkan miliknya berkali-kali kedalam lubang hangat Haechan dengan kasar

Mae sakit... Badan Echan sakit... Tolong... Ayah... Tolong Echan... Dery Hyung... Siapapun tolong... Batinnya meminta bantuan dengan mata terpejam membiarkan air mata mengalir deras dengan bibir bawah yang digigit kuat agar tidak mengeluarkan suara yang akan semakin membuat gairah ketiga dominan itu semakin membuncah

Haechan ingat awal-awal masuk sekolah elit ini dulu

Flashback...

Hari itu hari senin, hari dimana Haechan akan memulai hari pertama sekolahnya disekolah impiannya sejak dulu

Awalnya masih baik-baik saja sampai suatu hari murid sekelasnya mengetahui jika Haechan adalah penerima beasiswa satu-satunya kala itu, membuat orang-orang yang sudah menjadi temannya mulai menjauhinya

Alasannya sederhana...
Karena Haechan murid beasiswa yang pastinya strata keluarganya jauh dibawah mereka

Tau bukan bagaimana kelamnya sekolah elit? Tentu mereka hanya akan berteman dengan orang-orang yang setara dengan mereka dan jika bisa yang lebih kaya dari mereka dan lebih pintar dari mereka

Itupun alasan mereka pernah dekat dengan Haechan ya karena Haechan pintar dalam bidang apapun disekolahnya, namun ketika kenyataan bahwa si pintar yang dipuji mereka dulu hanya seorang murid beasiswa mereka menjauh, menjaga jarak dari Haechan dan bahkan mulai membully, mencaci, menghina Haechan sampai suatu ketika Haechan yang tidak melihat kearah depan karena menunduk dengan pakaian basahnya menabrak salah satu pangeran sekolah, penguasa sekolah, anak pemilik sekolah yang terkenal tampan dengan sifat angkuh dan sombongnya

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang