••18••

1.8K 124 3
                                    

Malam hari tiba...

Taeyong dan Jaehyun juga sempat berada dirumah sakit meski hanya sebentar bersama Winwin dan Yuta tadi

Jam sudah menunjukkan jam 9 malam, namun Haechan masih terdiam menatap lurus kearah Jisung dan Chenle yang tertidur dengan Chitta dan Mingyu disampingnya

Tangannya mengelus rambut Ryo yang ikut tidur dibrangkarnya, sampai tepukan pelan dibahunya menyadarkan lamunan Haechan

"Kenapa belum tidur?" Tanya Jaemin membuat Haechan hanya diam, sedikit takut menatap Jaemin

Jaemin hanya mengulas senyum tipis dan mengusak surai madu Haechan pelan

"Mau berjalan-jalan keluar sebentar? Aku ingin mengatakan sesuatu" Haechan masih diam, namun kepalanya mendongak menatap Jaemin yang juga tengah menatapnya

"Jika ingin minta maaf, aku sudah memaafkan kalian" gumam Haechan membuat tangan Jaemin menghentikan usakannya

"Kau memaafkan kami?" Haechan mengangguk pelan dengan senyum tipis dibibir hatinya

"Tuhan bahkan selalu memaafkan hamba-Nya, kenapa kita sebagai manusia biasa tidak memaafkan kesalahan orang lain?" Ucap Haechan membuat Jaemin tertegun, menatap mata bulat dengan warna coklat bening itu lekat

"Kau terlalu baik Haechan, maaf aku menyakitimu dulu" Haechan mengangguk pelan, dengan tangan masih mengusap rambut Ryo

"Kau mengajakku jalan-jalan keluar ruangan bukan? Ayo... Aku masih belum mengantuk" ajak Haechan membuat Jaemin tersenyum tipis dan mengangguk

"Pakai jaketnya agar tidak kedinginan" ucapnya sembari memakaikan jaket tebal berwarna coklat itu pada tubuh Haechan

"Sudah... Ayo jalan-jalan sebentar" lanjutnya lalu mengangkat tubuh Haechan dan mendudukkannya dikursi roda

Haechan hanya diam, sedikit terkejut dengan tingkah Jaemin yang perhatian seperti ini

"Te-terimakasih" ucap Haechan gugup, jantungnya berdetak kencang apalagi Jaemin kembali mengusak rambutnya lembut

Jaemin tersenyum lalu mendorong kursi roda Haechan dan berlalu dari ruang rawatnya

Chitta yang memang belum tertidur pulas itu menatap keduanya dengan tatapan rumit

Dia sangat mirip denganmu Jo... Sangat pemaaf meski orang-orang sudah sangat keterlaluan memberi luka pada kalian... Batinnya lalu memejamkan matanya kembali dengan tangan mengelus rambut Jisung

****

Diluar, keduanya hening dengan Haechan yang menikmati angin malam dan Jaemin yang diam merangkai kata

"Haechan.... Kau, masih takut pada kami?" Tanyanya hati-hati membuat Haechan mendongakkan kepalanya, menatap wajah tampan Jaemin

"Kau ingin jawaban jujur atau berbohong?" Haechan balik bertanya membuat Jaemin terdiam sejenak

"Jawaban jujur, tentu saja" beralih ke hadapan Haechan dan berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan duduk Haechan

"Jujur aku masih takut pada kalian... Aku hanya takut kalian membunuh putra-putraku seperti ucapan Jeno dulu" Jaemin terdiam, menatap lekat manik Haechan yang bergetar

"Maaf.... Seharusnya aku menghentikan Jeno waktu itu, dan tidak membuat ketiganya kehilangan adik mereka" membelai pipi chubby Haechan lembut

Haechan tertegun, menatap wajah Jaemin yang tersenyum padanya

"Boleh aku mengatakan sesuatu?.... Mungkin sangat telat jika aku mengatakannya sekarang" gugupnya dengan mata yang terus bergulir tidak menatap kearah Haechan lagi

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang