••11••

2K 131 1
                                    

Di negara lainnya, Haechan menatap binar poto hasil USG-nya bulan lalu bersama sang ibu

"Anak-anak Mommy sehat-sehat ya? Jangan nakal oke? Beberapa bulan lagi kita ketemu" gumamnya lalu mengelus perutnya yang sudah membesar dengan sayang

Dede bayi kangen Daddy kalian, ya?... mommy juga, tapi Mommy takut mereka bunuh kalian dan bikin Mommy kehilangan lagi, udah cukup sama Mommy aja ya? Kan Ada Grandma, Grandpa Mingyu sama Grandma Wonwoo yang bakal nemenin kalian nantinya... Batin Haechan saat tendangan diperutnya sedikit kuat ketika Haechan tanpa sengaja melihat poto Jeno dan si kembar yang Haechan dapat dari Mingyu, dibawah pengawasan Chitta tentu saja karena terkadang Haechan juga akan ketakutan ketika melihat poto ketiga orang itu

Haechan merindukan mereka tentu saja karena mungkin bawaan bayinya, tapi diri Haechan juga masih takut terhadap ketiganya, kejadian dimasa lalunya sedikit membuat mental Haechan terganggu, dan berakhir dengan Haechan yang menjalani pengobatan psikis

Bahkan selama hampir 8 bulan pergi jauh dari negara Korea masih membuat tidur Haechan tidak pernah tenang jika tanpa Ada Chitta disampingnya, seperti sekarang...

Haechan sengaja melihat poto hasil USG-nya agar malam ini dia bisa tenang meski tanpa tidur dan tanpa Chitta disampingnya, karena Chitta sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya yang menjadi perancang pakaian brand terkenal yang berada di Thailand

Chitta melarang keras Haechan untuk bekerja meski putranya itu keras kepala, karena Chitta sering sekali melihat Haechan yang drop karena kandungannya yang memang lemah karena tekanan dari pikirannya

Sampai ketukan pintu membuat  Haechan menoleh sebentar ke arah pintu

"Sebentar" teriaknya sembari melangkah pelan kearah pintu

"Kenapa belum tidur? Ini sudah malam!" Ucap seorang pria cantik didepannya setelah Haechan membuka pintu

"Maaf Papa, Echan ngga bisa tidur" cicit Haechan membuat pria bernama Kim Wonwoo, suami cantik Kim Mingyu itu berdecak dan mendorong Haechan masuk kembali kedalam kamar

"Papa temani, jika Mae-mu tau kamu tidak tidur dia akan mengomeli Papa dan Daddy 24 jam lamanya" omel Wonwoo membuat Haechan tersenyum kikuk

"Maaf Papa, Echan cuma takut buat pejamin mata" Wonwoo menoleh pada Haechan yang masih duduk disisi ranjang dan menghela napasnya pelan

"Ada Papa sekarang, jadi Echan harus bobo... Nanti dede bayinya sedih karena Mommy-nya ngga bobo semalaman! Mae-nya Echan juga sedih kalo tau, sini Papa peluk biar Echan bisa bobo" menepuk tempat kosong disampingnya

Soal panggilan Haechan pada Wonwoo dan Mingyu itu tentu saja ide pria cantik yang kini memeluk erat tubuh Haechan

Awalnya memang Haechan masih sedikit kaku untuk memanggil kedua orang itu dengan sebutan Papa dan Daddy, tapi saat sang ibu juga tidak merasa keberatan dan Wonwoo dan Mingyu yang memang tidak memiliki putra membuat Haechan akhirnya terbiasa dengan sebutan baru pada keduanya

Mata cantik itu terpejam beberapa menit kemudian, membuat Wonwoo menghela napasnya lega

Anak baik, tidur yang nyenyak ya? Sekarang kamu ngga berdua dengan Mae-mu saja. Ada Papa, Daddy dan anak-anak nantinya yang bakal nemenin kehidupan kamu selanjutnya... Batin Wonwoo sebelum ikut terpejam disamping Haechan

****

Keesokan harinya, ketiga pemuda yang akan menyandang gelar ayah itu tengah memejamkan matanya diruang tv apartemen Jeno dengan beberapa komputer yang masih menyala

"ARGHHH... LO KEMANA SIH CHAN?!" Teriak Jaemin dengan tangan mengusak rambutnya kasar dengan air mata yang kembali luruh

Jeno dan Renjun hanya diam mendengarkan semua keluhan Jaemin, mereka sama prustasinya tapi tidak tau harus berbuat apa selain diam dan kembali mencari

"Apa Ada campur tangan Daddy, ya?" Gumam Jeno yang tidak terdengar oleh keduanya

"Atau Uncle Yuta?"

"Kenapa Jen?" Tanya Renjun yang sedikit mendengar gumaman Jeno

"Sedikit janggal ngga sih? Kok bisa ngga ada jejak sama sekali di bandara? Harusnya kan ada nama penumpang yang mau bepergian karena pastinya ada pengecekan pasport sama visa? Apa ada orang yang bantu mereka buat sembunyi?" Tanya Jeno, mengeluarkan semua kemungkinan dikepalanya yang sontak membuat si kembar terdiam

"Jika iya, mungkin ngga kalo Daddy atau Uncle Yuta yang bantu sembunyiin mereka dari kita?" Renjun terdiam begitu juga Jaemin, memang agak sedikit aneh saat perginya Haechan mereka tidak menemukan nama keduanya yang akan pergi dari Korea malam itu

"Kita Tanya mereka?" Usul Jaemin membuat keduanya menoleh

"Jika pun iya, mereka tidak akan semudah itu mengatakannya pada kita Jaem! Ingat apa yang sudah kita lakukan kepada Haechan dimasa lalu" jelas Renjun membuat Jaemin kembali duduk ditempatnya

"Renjun benar, mereka masih kecewa atas apa yang dilakukan kita dulu. Kata permintaan maaf dan babak belur yang kita dapatkan tidak akan mengembalikan hidup Haechan yang sebelum kita rusak, trauma itu tidak bisa hilang begitu saja" lirih Jeno membuat Jaemin memejamkan matanya

Gue yang salah... Gue yang salah... Harusnya gue mikir-mikir lagi sebelum ngajak mereka ngerusak Haechan dulu, harusnya gue bisa pastiin perasaan gue waktu itu tanpa bikin Haechan sakit... Batinnya

Ya seharusnya dulu dia memastikan perasaannya pada Haechan itu tentang apa, cinta? Obsesi? Iba? Atau menginginkan kesengsaraan pada wajah menangis yang terlihat cantik dimatanya itu

Ya Jaemin mengakui jika dirinya sudah jatuh dalam pesona Haechan saat pertama kali bertemu dulu

Namun gengsi yang ada didalam dirinya membuat dia ingin mengikat Haechan, memiliki si manis seutuhnya meski dengan cara gila sekalipun, ya meski harus berbagi bersama kembaran dan sahabatnya itu asal Haechan berada didalam jangkauannya

Namun semua ide gilanya malah membuat Haechan semakin jauh dari dirinya, dan mungkin membuat si manis menganggap dirinya monster mengerikan yang harus dijauhi

Dan Jaemin menyesali ide gilanya sekarang...

Karenanya Haechan-nya pergi, cinta pertamanya itu pergi meninggalkannya tanpa tau ada dimana sosok manis yang sudah menjatuhkannya sangat dalam pada pesona wajah cantik itu

****

Udah cukup segini dulu, aing lelah dengan hidup ini yang banyak drama😞

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang