••30••

1.6K 80 0
                                    

Sesampainya ditaman, Haechan terdiam saat menatap taman yang sepi dari pengunjung

Ya benar-benar sepi, tidak ada orang kecuali keduanya

"Jeno, kenapa tidak ada orang? Kau mengusir mereka agar bisa berduaan denganku hah?" Ucap Haechan menatap Jeno sarkas

Jeno terkekeh pelan lalu menarik tubuh Haechan agar mendekat padanya

"Syuttt... Jangan berisik sayang, biasanya tempat sepi seperti ini sering ada hant-"

"Kau pikir aku anak kecil? Mana ada siang-siang seperti ini ada hantu hah?" Kesal Haechan dengan bibir yang mencebik kesal

"Iya... Iya... Astaga... Calon suami kecilku ini sangat lucu sekali" menangkup kedua pipi Haechan membuat bibir hati itu semakin mengerucut

"Lepwas... Ishh" ucapnya dengan sedikit berontak menjauhkan kepalanya dari tangan Jeno

"Udah ah... Tutup mata dulu, pake ini... Aku punya kejutan buat kamu" ucapnya dengan segera memakaikan kain untuk menutupi kedua mata Haechan

"Jeno kamu ngga bakal culik aku terus jual aku kan? Nanti anak-anak gimana?" Ucapnya dengan nada ketakutan membuat Jeno dengan cepat mengecup singkat bibir si manis

"Pikirannya jauh amat sih? Ngga bakal dijual sayang... Ayo aku papah biar ngga jatuh, atau mau aku gendong?" Tanyanya membuat Haechan mendengus kesal

"Dipapah aja, aku masih bisa jalan... Salah kamu juga, kenapa harus ditutup begini sih?" Gerutu Haechan sembari melangkah perlahan dengan Jeno yang memapahnya

Jeno hanya diam meski sesekali menahan tawanya karena gerutuan Haechan yang tidak berhenti itu

Sampai keduanya berhenti membuat Haechan terdiam

"Kita udah sampe kah? Kok berhenti? Jeno kamu masih disini kan? Jeno?" Teriak Haechan saat dirasa Jeno tidak lagi berada disampingnya

"Ini beneran aku ditinggal? Jeno keluar ngga? Jeno jangan kayak gini ih..." Teriaknya dengan tangan yang berusaha melepaskan ikatan pada penutup matanya

"Jeno aku bakal marah loh... Masa aku beneran dijual?" Gumamnya dengan menunduk, tangannya juga masih berusaha menarik ikatan penutup matanya yang sedikit susah terbuka itu

Sampai beberapa menit kemudian, penutup itu terlepas dengan mata bobanya yang mengerjap pelan, menetralkan kembali penglihatannya lalu mendongak, menatap ke sekeliling taman yang didekor sangat indah

"Ini...." Ucapnya mengulum bibirnya menahan senyum

"Astaga~" ucapnya menatap ketiga orang yang berada didepannya dengan tatapan haru

"Kau menyukainya? Aku membuatnya sendiri bersama Renjun sejak semalam" jelas Jaemin dan menarik Haechan untuk duduk dikursi

Haechan masih diam dengan wajah yang sengaja ia tundukkan

Sampai tangan Renjun menangkup kedua pipinya membuat dia mendongak

Menatap ketiganya yang juga menatap dirinya intens

"Hei, jangan menunduk sayang" ucap Renjun lalu duduk disamping Haechan

"Aku malu" cicitnya membuat ketiganya menatap gemas si manis

"Astaga lucu sekali suami kecil kita ini" goda ketiganya membuat wajah Haechan semakin merah

"Diem ngga? Echan malu tau... Ishh" menelungkupkan kepalanya ke meja membuat ketiganya tergelak

"Iya iya maaf, tapi emang kamu lucu loh" ucap Jaemin kembali menegakkan tubuh si manis

"Iya Echan tau kok, tapi jangan digoda mulu... Echan pergi aja ah" kesalnya dan hendak berdiri membuat Jeno yang ada dibelakangnya segera memeluknya

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang