••19••

1.7K 134 4
                                    

Beberapa bulan berlalu dan ketiganya masih berusaha mendekati Haechan tanpa membuatnya ketakutan

Dan tentunya berusaha mendekati kedua putra Haechan juga, Ryo? Jangan tanya... Anak itu sudah sangat akrab dengan ketiganya apalagi dengan Renjun

"Baba... Baba... Llyo mawu esklim" ucapnya menatap Renjun yang fokus menyetir, dia baru saja pulang sekolah dan mendapati Renjun yang berada di depan gerbang sekolahnya, soal nama panggilan itu Renjun sendiri yang menginginkannya kala Haechan sudah mengizinkan Ryo memanggilnya dengan sebutan Ayah

"Hm? Ryo mau eskrim?" Si kecil mengangguk ribut membuat Renjun terkekeh gemas

"Tapi Ryo harus izin dulu sama Mommy... Kemarin kan Ryo baru makan eskrim dua cup besar, takutnya Mommy ngga bolehin" ucapnya membuat bibir tipis nan mungil itu melengkung ke bawah

"Tapina nanti Mommy tidak akan izinkan Llyo beli esklim" cicitnya membuat Renjun tidak tega dan menghentikan mobilnya ke tepi jalan

"Izin dulu okey? Nanti kalo ngga izin Mommy, terus giginya Ryo sakit gimana? Mommy khawatir terus sedih deh, Ryo mau bikin Mommy sedih?" Gelengan ribut si kecil membuat Renjun tersenyum tipis

"Llyo nda mau Mommy syedih... Ya syudah Llyo telepon Mommy dulu" ucapnya lalu menengadahkan tangannya "ponsyelnyahhh?"

Pintanya dengan bibir yang masih mencebik lucu membuat Renjun mengusak wajahnya pada hidung sikecil

"Gemes banget sih? Anak siapa ya?"

"Anaknya Mommy syama Baba... Cepetan syinihhh ponsyelna, Llyo mawu mam esklim cepet-cepeth" Renjun mengangguk dengan senyum tipis

Memberikan ponselnya yang sudah tersambung dengan nomor Haechan

"Mommy~...." Pekiknya sembari menatap layar yang menampilkan wajah cantik sang ibu yang memakai kacamata

"Eh... Anak Mommy kenapa sayang?" Tanya Haechan dengan senyum manisnya

"Mommy Llyo mawu minta izin boyyeh~?" Ucapnya dengan memasang puppy eyes-nya membuat Haechan mendengus pelan

"Ada maunya kan?" Ryo tersenyum lebar dan mengangguk jujur membuat Haechan dan Renjun yang sudah kembali menjalankan mobilnya terkekeh pelan

"Llyo mawu beli esklim baleng Baba boleh? Cuma satu cup kok, tapina cup yang besal hehe" ucapnya dengan jari yang membentuk lingkaran besar

Haechan masih diam dengan wajah yang tampak berpikir membuat Ryo menatapnya harap-harap cemas

"Janji cuma satu cup?" Ryo mengangguk dengan senyum yang semakin lebar

"Janji janjiiii.... Llyo janji" mengangkat jari kelingkingnya pada layar ponsel yang masih menampilkan wajah Haechan

"Okey... Udah beli eskrim langsung pulang, Ryo harus bobo siang ya?"

"Oky doky Mommy cantikna Llyo" ucapnya berhasil membuat Haechan tertawa kencang diujung telepon

"Dah~... Mommy matiin teleponnya ya, Mommy sayang Ryo muach..." Ryo tekekeh riang dan kembali berkata sebelum Haechan benar-benar mematikan sambungan telponnya

"Mommy nda mawu tium jauh Baba juga?" Tanyanya polos membuat Renjun hampir tersedak ludahnya sendiri dan Haechan yang mengerjap pelan dengan rona kemerahan yang mulai terpancar dipipi dan merambat ke telinganya

Tut...

Ryo tertawa riang membuat Renjun menolehnya sekilas

"Baba... Mommy malu, tadi wajah Mommy memelah sampai telingana juga ikutan melah" adunya membuat Renjun mengulum bibirnya, menahan senyum

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang