••14••

1.9K 133 3
                                    

Di kediaman Jung

"Dad, soal Haechan yang bekerja diperusahaan kita? Itu benar?" Jaehyun hanya diam sembari membenarkan dasinya membuat Jeno berdecak

"Dad... Itu benar? Daddy jangan bohongin Jeno, Jeno denger semua pembicaraan Daddy sama Bubu tadi" Jaehyun menatap datar Jeno yang menatapnya memelas seperti anjing yang minta dikasihani

"Ya, memangnya kenapa?" Jeno tersenyum lebar sebelum senyumannya kembali pudar setelah Jaehyun kembali melanjutkan perkataannya

"Dan kau tidak perlu datang ke kantor, bekerja saja dari rumah mulai sekarang"

"Dad Mana bisa seperti itu"

"Dan jika kau memaksa bertemu dengan Haechan, Chitta akan benar-benar membawanya sejauh mungkin dan tidak akan pernah kembali" Jeno membulatkan matanya lalu menggeleng ribut

Jangan lagi, Jeno hampir gila mencari Haechan selama 5 tahun belakangan ini

"Maka turuti keinginannya, Haechan masih mempunyai ketakutan yang dalam padamu dan kedua teman brengsekmu itu! Chitta bahkan hampir ingin membatalkan rencana Daddy untuk membuat Haechan kembali karena hampir setiap malam Haechan memimpikan kalian bertiga, mimpi buruk yang selalu datang padanya! Jangan membuat kesalahan lagi son!" Berlalu dari kamarnya, meninggalkan Jeno yang terdiam menunduk

****

Begitu juga dengan Jaemin dan Renjun yang menatap heran ayahnya karena membiarkan keduanya untuk bekerja dari rumah saja, tentunya tidak memberitahu jika Haechan bekerja di perusahaan Jaehyun yang sudah dikelola oleh Jeno itu

"Ayah tidak salah? Kami bekerja dari rumah?" Tanya Renjun berkali-kali membuat Yuta menatapnya datar

"Kau ingin bekerja dikantor? Baik, tapi bekerja di kantor cabang yang ada di Jeju"

Renjun menggelengkan kepalanya cepat, meski sedikit heran tapi dia tidak berani bertanya lagi

Jaemin? Dia biasa saja, hanya diam dengan tatapannya yang mengarah ke meja makan didepannya

Sosok anak kecil kemarin sedikit mengganggu pikirannya

Sekilas dia mirip denganku... Atau benar dia anakku dan Haechan? Tapi, tidak mungkin Haechan dan ibunya membiarkannya berkeliaran sendiri diluar tanpa pengawasan apalagi kemarin sudah sangat gelap dan mereka juga baru sampai di Seoul pagi tadi... Batinnya dengan mengaduk sarapannya

"Jaemin...." Ucap Winwin menepuk pundak putranya

"A-ah... Ya Bun?" Kagetnya, lalu menatap Winwin yang berada disampingnya

"Kau melamun?" Jaemin hanya tersenyum tipis

"Hanya memikirkan hal kecil" jawabnya membuat Winwin mengangguk kecil

"Yasudah makan sarapannya, keburu dingin"

****

Haechan terdiam didepan cermin full body dikamarnya, matanya sedikit sembab akibat mimpi buruknya datang lagi

"Jika seperti ini terus, lama-lama aku bisa gila karenanya" gumamnya pelan sembari merapikan kemeja putih polosnya

Hari ini dia langsung bekerja karena Mingyu bilang ada sedikit kendala diperusahaan tempat Haechan mulai bekerja

"Mommy~ ayo salapan... Glandma dan hyung cudah menunggu diluang makan" teriakan dan ketukan brutal di pintu kamarnya membuat lamunan Haechan buyar

"Iya nak, sebentar lagi" ucapnya lalu bergegas keluar dari kamarnya

Sesampainya dimeja makan, Chenle memberengut

"Mommy lama, Lele sudah kelaparan" mencebikkan bibirnya membuat Haechan yang baru duduk terkekeh gemas

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang