••05••

2.2K 149 3
                                    

Kepencet😞? Kalian komenannya exited si jadi nih jempol gatel banget pen apdet😌

****

Haechan terdiam menatap nyalang benda pipih ditangannya, matanya memerah dengan air mata yang berlomba-lomba untuk keluar

Tubuhnya bergetar hebat

Terduduk dilantai kamar mandi dengan kepala yang bersandar pada dinding

Air matanya kembali mengalir, isakan mulai terdengar dari bibir hatinya

Mae~ gimana Echan cerita nanti sama Mae? Disini ada baby... Ayah maafin Echan... Maaf, Echan ngecewain kalian... Batinnya berteriak, tangannya memukul keras dadanya dengan satu tangan yang meremat perutnya

Pagi ini biarkan Haechan menangis sekeras-kerasnya, berteriak pilu meminta maaf pada kedua orangtuanya

Tanpa ada yang mendengarkan, tanpa ada yang mau ia jadikan tempat bersandarnya, Haechan hanya ingin menangis sepuasnya siang ini

Setelah hampir dua jam menangis dikamar mandi, Haechan bergegas keluar kamar

Menatap sekelilingnya untuk mencari sang ibu, Haechan hanya takut Chitta masih ada dirumah sejak dia menangis keras tadi

Syukur deh... Seenggaknya jangan sekarang, Echan belom siap liat wajah sedih dan kecewa Mae nanti... Batinnya kembali terduduk lemah dilantai ruang keluarga

Perutnya yang mual dan badannya yang masih demam sedikit membuat pergerakannya melambat dengan tangan yang menopang pada dinding

Haechan terduduk dikursi meja makan dengan napas terengah

Mengingat tadi pagi dia berusaha meyakinkan sang ibu untuk bekerja saja daripada menunggui dirinya di rumah

Flashback

"Mae ngga papa kerja aja, Echan ngga papa dirumah sendiri... Echan cuma sedikit demam aja, kan udah sembuh semalem panasnya! Ini tinggal sembuhin lemesnya doang"

"Mae ngga tega kalo ninggalin kamu sendirian, apalagi sakit begini! Tadi aja baru muntah" kekeh Chitta sambil mengelus tengkuk Haechan

"Ngga papa, daripada nanti gajinya Mae dipotong gimana? Echan beneran ngga papa Mae" membuat Chitta menghela nafas dan mengangguk pasrah

Bukan karena takut gajinya dipotong, hanya saja wajah memelas Haechan membuatnya mengiyakan kehendak sang putra

Flashback end...

Jadi ya, Haechan sendirian diruang makan itu dengan cepat melahap bubur yang dibuat Chitta, meski sudah dingin Haechan tetap memakannya

Perutnya lapar setelah pagi tadi dirinya kembali muntah yang hanya keluar cairan bening tanpa ada apapun lagi disana membuat tubuhnya kembali lemas

"Baby jangan bikin Mommy kesusahan ya? Harus baik-baik, jangan rewel" gumamnya mengelus perutnya yang masih rata

Anak ini ngga salah... Dia ngga tau apa-apa, jadi jangan lampiasin semuanya ke baby... Tanpa tau air matanya kembali mengalir dari mata yang sudah sedikit bengkak itu

****

Diruangan yang dominan hitam itu terlihat Jeno tengah menatap lurus kearah komputernya dengan tangan yang memijat pelipisnya

"Sialan... Pusing banget!" Desisnya sampai suara pintu terbuka mengalihkan atensinya

Senyum lebarnya membuat kedua matanya ikut tersenyum

"Bubu bawain chocobie sama susu coklatnya? Mana? Kimchi jjigae-nya juga mana?" Tanyanya antusias membuat pria yang dipanggil Bubu itu mengernyit heran

"Ini... Tumben kamu mau makan yang beginian! Biasanya juga ngga mau" menyimpan tiga kantong makanan diatas meja yang disambut senang oleh Jeno

Sorry & We Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang