THE KING AND HIS LORD - SEMBILAN

415 35 2
                                    

Lord Jes dan pangeran wicha terlibat dalam perang dingin yang kuat.  Tidak ada yang tahu sejak kapan dan apa yang memantiknya. Bahkan Pangeran Wicha sendiri kebingungan tentang hal ini. Pemuda itu sama frustasinya dengan Julian yang kesal karena terus melihatnya uring-uringan.

Dasar, mereka hanya dua manusia bodoh yang tidak bisa secara terus terang menyatakan perasaannya dengan gamblang.

Bukankah perang ini bisa terjadi, karena salah satu diantara mereka memilih bungkam, mendiamkan pihak lain, dan menanggung rasa rindunya sendiri sebagai risiko?

Ya, Lord Jes melakukannya.

Padahal kerinduan itu sangat nyata, perasaan rindu yang meluap, tak terbendung. Namun entah kenapa Lord Jes, tak mau sama sekali mengakuinya. Mungkin ia kadung kecewa pada Pangeran Wicha yang terus mengingkari janji diantara mereka berdua.

Katanya pemuda itu tak akan dekat-dekat dengan Putra mahkota Natta, tapi mana buktinya? Pembohong !

Selain itu, hubungan mereka semakin retak karena setelah sepeninggalan Raja. Lord Jes jadi tak pernah punya waktu luang lagi , pria itu sibuk mengurusi berbagai pekerjaan politik yang diwariskan Raja kepadanya.

Sebelum pelantikan kenaikan tahta, Lord Jes harus mengurus pengaturan pendistribusian upeti, juga jangan lupakan upaya Annora memperkuat pasukan militernya. Menjadi pemimpin rupanya bukan pekerjaan yang mudah.

Tetapi sebenarnya, meski dari luar Lord Jes terlihat sangat dingin dan mengacuhkan Pangeran Wicha. Dilain waktu, pria itu selalu menyempatkan untuk mencari tahu kabar Pangeran wicha.

Biasanya Lord Jes akan memerintahkan Jobby untuk bertukar informasi dengan Julian. Ia harus mendapatkan informasi meski hanya hal sederhana seputar kondisi Pangeran Wicha, suasana hatinya, hari ini pakai baju seperti apa, hari ini melukis apa, hari ini belajar bela diri atau tidak, dan hari ini berkuda atau tidak.

"Sebaiknya kau saja yang kesana tuan, aku sangat lelah harus melakukan tambahan tugas konyol seperti ini"

Jobby tidak tahan dengan tingkah laku Lord Jes. Semua orang tahu kalau Lord Jes tak berdaya, ia jelas menahan rasa ingin jumpa dengan Pangeran Wicha. Tapi pria keras kepala itu tak mau ketahuan.

"Aku sibuk,"

"Ayolah tuan, kau bisa pergi sendiri dibandingkan duduk diam mendengarkan laporanku tentang pangeran wicha seperti ini,"

"Sepertinya wicha sudah tak suka main denganku,"

"Maksud anda?"

"Wicha terlihat lebih sering tertawa saat bersama Natta,"

"Darimana anda tahu?" Alis Jobby yang rapi kentara mengerut, pertanda bingung akan pernyataan tuannya.

"Tidak tahu, hanya perasaanku mengatakan begitu,"

Jobby dalam hatinya mengeluh dan bersumpah serapah, apakah selama ini ternyata pekerjaan dikerajaan termasuk mendengarkan keluh kesah tuannya yang sedang patah hati? Bodoh sekali, bagaimana mungkin pria dihadapannya ini tidak menyadari hal paling sederhana dalam sebuah hubungan? Lord Jes hanya sedang cemburu. Tetapi pria itu masih saja memelihara egonya? Tak mau mengaku? Cih !

Sementara itu, sama seperti Lord Jes. Pangeran wicha melakukan hal yang sama. Metode keduanya benar-benar serupa. Menanyakan informasi satu sama lain lewat pengawal mereka. Oh, kasihan sekali Jobby dan Julian. Tugas mereka kini bertambah.

Meski sebenarnya para pengawal itu tak begitu keberatan, karena jadi punya alasan untuk selalu bertemu.

Suatu hari, Pangeran wicha menggebrak mejanya. Terlihat marah. Walaupun dimata Julian yang menatapnya nyalang, pemuda itu malah seperti bayi kucing yang berlaga jadi harimau demi bisa terlihat menakutkan.

JESBIBLE'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang