Please remember that this story is just my own work of fiction, and has no connection to the real lives of the characters in this story. Happy reading ♡
______Sementara itu, Jiso terdiam. Lalu tiba-tiba dia berdiri dengan cepat, membuat dua orang itu mendongakkan kepala mereka spontan.
Junkyu menatap gusar pada Jiso yang menatapnya intens. Apa ada yang salah dengan ucapannya? Kayaknya iya, buktinya Jiso sampai seperti itu.
"AAAAAAAA!! JAEHYUK BENERAN UDAH MANJA SAMA KAMU?! OMO! AKHIRNYA MAMA PUNYA CALON MANTU!!" pekik Jiso tiba-tiba.
Lamunan Junkyu buyar saat mendengar pekikan histeris mama Jaehyuk itu. Junkyu tertegun menatap Jiso yang melompat-lompat kecil dengan antusias.
Jiso berjalan cepat menuju Junkyu dan menggeser tempat duduk Jaehyuk. Sekarang dia di tengah-tengah mereka. Jiso menggenggam erat tangan Junkyu dan menatapnya dengan wajah berseri-seri. "Junkyu, kamu tau gak Jaehyuk belum pernah manja sama siapapun kecuali sama Tante? Tante sampe gak nyangka pas kamu bilang tadi! AAAAAA GIMANA NIH MAMA SENENG BANGET!!"
Junkyu mengerjapkan matanya, blank. Otaknya seakan berhenti bekerja sejak beberapa detik lalu.
Jiso memegang pundak Junkyu dan menggiringnya untuk berdiri. Mulutnya tidak pernah berhenti menggumamkan kata "Woah" dari tadi.
"Junkyu, kamu manis banget sih! Cantik banget lagi! Tadi pas kamu datang, Tante sempat gak percaya kamu pacarnya Jaehyuk loh!" seru Jiso kelewat antusias.
Ayah Jaehyuk tiba-tiba muncul dari arah dapur, membawa nampan berisi teh dan kue-kue kecil. "Jiso, kenapa ribut-ribut?" tanyanya dengan suara tenang.
Jiso menoleh ke suaminya. "Pa, ini Junkyu. Pacarnya Jaehyuk. Akhirnya kita punya calon mantu!"
Ayah Jaehyuk tersenyum dan berjalan mendekat. "Oh, jadi ini yang namanya Junkyu. Selamat datang, Junkyu. Ayo duduk lagi, kita ngobrol-ngobrol santai aja."
Junkyu mengangguk pelan dan duduk kembali di sofa, merasa sedikit lega dengan kehadiran ayah Jaehyuk yang tampak lebih tenang. Namun, dia masih merasa gugup dan canggung.
Jaehyuk menatap Junkyu dengan penuh perhatian. "Kamu baik-baik aja, Kyu?" bisiknya pelan.
Junkyu mengangguk, mencoba tersenyum meski hatinya masih berdebar kencang. "Iya, aku baik-baik aja."
Ayah Jaehyuk duduk di kursi yang sebelumnya diduduki Jiso. "Jadi, Junkyu, ceritain dong gimana kamu dan Jaehyuk bisa kenal."
Junkyu mengambil napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita. "Kami ketemu di sekolah, Om. Waktu itu ada acara ekskul, dan kami kebetulan satu kelompok. Dari situ, kami mulai ngobrol dan jadi dekat."
Ayah Jaehyuk tersenyum mendengar cerita Junkyu. "Wah, jadi kalian bertemu di acara ekskul ya. Menarik sekali. Semoga hubungan kalian langgeng dan bahagia."
"Terima kasih, Om," jawab Junkyu dengan sopan.
Percakapan berlanjut dengan lebih santai, dan perlahan-lahan Junkyu mulai merasa lebih nyaman.
_____
