Mohon diingat bahwa cerita ini hanyalah karya fiksi buatan saya sendiri, dan tidak memiliki keterkaitan dengan kehidupan nyata dari tokoh-tokoh dalam cerita ini. Selamat membaca
_____Setelah empat hari menjalani skors, Junkyu kembali ke sekolah dengan perasaan campur aduk. Hari itu terasa lebih panjang dari biasanya, tetapi akhirnya bel pulang berbunyi. Junkyu berjalan keluar gerbang sekolah dengan pikiran yang melayang, mencoba mengabaikan bisikan teman-temannya tentang kejadian beberapa hari lalu.
Tiba-tiba, seorang pemuda dengan seragam berbeda menghampirinya. "Junkyu, gue bisa bicara sebentar?" tanya Noa dengan wajah serius. Junkyu menatapnya sekilas, merasa enggan.
"Apa lagi, Noa? Gue pikir kita udah selesai."
Noa memandangnya dengan mata memelas. "Gue mohon, berikan gue kesempatan kedua. Gue gak mau kehilangan lo."
Junkyu menggelengkan kepala. "Gue gak bisa, Noa. Gue udah mutusin, dan gue gak mau ngulang kesalahan yang sama."
Mendengar penolakan itu, ekspresi Noa berubah. Dia mulai bersikap kurang ajar, mendekati Junkyu dengan sikap mengancam. "Lo pikir lo bisa lepas dari gue begitu aja?"
Tepat pada saat itu, Jaehyuk yang kebetulan lewat melihat situasi tersebut. Tanpa berpikir panjang, dia berlari dan memukul wajah Noa, membuat pemuda itu terhuyung ke belakang. "Jangan pernah sentuh Junkyu lagi!" teriak Jaehyuk dengan marah.
Noa balas menyerang, dan pertengkaran pun tak terhindarkan. Saling dorong dan pukul membuat suasana menjadi kacau. Beberapa siswa yang masih di sekitar situ mulai berkerumun, menonton kejadian tersebut.
"Apa hubungan lo sama Junkyu, hah?" tanya Noa dengan napas terengah-engah setelah mereka berdua dipisahkan oleh beberapa siswa lain.
Jaehyuk menatap Noa tajam. "Gue pacarnya Junkyu," jawabnya tegas, tanpa memberitahu Noa bahwa itu hanya sandiwara.
Noa terlihat terkejut, tetapi tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia pergi dengan marah, meninggalkan kerumunan siswa yang masih sibuk membicarakan apa yang baru saja terjadi.
Junkyu berdiri di samping Jaehyuk, merasa campur aduk. "Kenapa lo bilang gitu, Jae?"
Jaehyuk menghela napas, menenangkan dirinya. "Gue gak bisa biarin dia gangguin lo lagi. Kalau dia tahu kita pacaran, dia mungkin bakal berhenti."
Junkyu hanya bisa mengangguk, meskipun hatinya masih bingung dengan perasaan yang berkecamuk di dalamnya. "Makasih, Jae. Gue gak tahu apa yang bakal gue lakuin tanpa lo."
Jaehyuk tersenyum tipis. "Gue selalu ada buat lo, Kyu. Apapun yang terjadi."
______