17

28 5 0
                                    

Mohon diingat bahwa cerita ini hanyalah karya fiksi buatan saya sendiri, dan tidak memiliki keterkaitan dengan kehidupan nyata dari tokoh-tokoh dalam cerita ini. Selamat membaca ♡
______

Saat mendekati toilet, suara-suara keras mulai terdengar lebih jelas. Mereka mendapati kerumunan siswa berkumpul di depan pintu toilet, saling berbisik dan merekam dengan ponsel mereka. Jaehyuk merasa semakin cemas, melangkah cepat melewati kerumunan.

Di dalam toilet, mereka menemukan Junkyu terlibat dalam pertengkaran sengit dengan seorang siswa lain. Wajah Junkyu memerah marah, sementara siswa lainnya, yang tampak agresif, mencoba mendekatinya dengan ancaman.

"Berhenti!" Jaehyuk berteriak, suaranya menggelegar di ruang sempit itu. Semua orang terdiam sejenak, termasuk Junkyu dan siswa itu.

"Apa-apaan ini?" Tanya Jaehyuk, matanya menyipit menatap siswa yang sedang berantem dengan Junkyu.

Siswa itu, bernama hyunbin, menatap Jaehyuk dengan tatapan penuh kebencian. "Ini antara gue sama dia," katanya sambil menunjuk Junkyu dengan jari yang gemetar.

"Lo kalau ada masalah sama Junkyu ga usah gini bin" Yoshi bertanya dengan nada marah.

Hyunbin menghela napas dalam-dalam, seolah mencoba menenangkan dirinya. "Lo gak ngerti Yos! Gue suka sama Jaehyuk dari dulu! Dan tiba-tiba aja Junkyu sahabat Lo ini muncul dan merebut semuanya!"

Junkyu mendengus sinis. "Gue gak tau apa yang lo omongin. Jaehyuk itu pacar gue sekarang. Kalo lo suka sama dia, itu masalah lo, bukan masalah gue."

"Gue gak terima! Lo gak pantas buat dia!" Hyunbin berteriak, maju selangkah mendekati Junkyu lagi.

Jaehyuk segera berdiri di antara mereka, menghalangi hyunbin. "Udah cukup. Ini gak akan nyelesaiin apa-apa."

Hyunbin menatap Jaehyuk dengan penuh kebencian, tapi akhirnya dia mundur, menyadari bahwa dia kalah jumlah dan perhatian semua orang sudah tertuju padanya. "Ini belum selesai," katanya dengan suara rendah sebelum akhirnya meninggalkan toilet dengan wajah marah.

Setelah hyunbin pergi, Jaehyuk berbalik menghadap Junkyu. "Lo gak apa-apa?" tanyanya dengan nada lembut, matanya penuh kekhawatiran.

Junkyu mengangguk, meskipun matanya masih memancarkan kemarahan. "Gue baik-baik aja. Cuma gak nyangka aja ada orang kayak dia."

Yoshi menepuk bahu Junkyu. "Udah lah, yang penting lo aman. Kalo dia coba ngelabrak lo lagi, kita semua siap buat bantu."

Junkyu tersenyum tipis, merasa lega dengan dukungan dari teman-temannya. "Thanks, guys."

Mereka semua akhirnya meninggalkan toilet bersama-sama, meninggalkan kerumunan yang masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

____

My fake boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang