THE QUEEN 25: APOLOGIES AND REGRETS?

359 53 10
                                    

Mari klik vote nya ya bestie, supaya Rajin aku nya😌

______________________________________

"andinnn..." Panggil seorang wanita paruh baya itu yang membuat semua mata yang berada di ruangan itu tertuju pada sumber suara. Sedari tadi ternyata ia mendengar semua obrolan yang terjadi di ruang tengah rumah nya itu. Tidak ada yang menyadari keberadaan nya, karna posisi pintu kamar itu berada disudut.

Matanya sendu menyimpan banyak rasa bersalah kepada menantu cantiknya itu. Andin yang menyadari namanya terpanggil itupun, menghentikan tangisnya. Aldebaran yg masih berlutut dan menggenggam tangan Andin pun menghentikan tangisnya lalu menoleh sebentar terhadap mamanya.

Roy yang masih berdiri itupun menggeser tubuhnya di samping ibunya.

Terlihat jelas mata Andin yg memerah itu menyimpan amarah besar.

" Saya telah mendengar apa yang telah kalian bicarakan, saya tidak menyangka bahwa ini semua akan terjadi secepat ini. Dimana kamu telah mengetahui identitas kami yang sebenarnya, dan tujuan Aldebaran untuk menikahi kamu" ujar Rosa dengan tatapan memohon.

Rosa menarik tangan kanan Andin menggenggam nya dengan lembut.
"Kamu adalah wanita yang baik ndin, saya sangat bersalah disini, telah memposisikan kamu pada tempat yang tak seharusnya. Disini saya lah yang paling bersalah, karena mama lah yang meminta Aldebaran untuk mendekati kamu, lalu menyuruh nya untuk cepat-cepat menikahi mu dan men segerakan untuk kalian memiliki momongan." Ujar Rosa sambil menangis.
"Mama telah dibutakan dendam dan di tulikan oleh rasa sakit yang mendalam. Mama tidak berfikir panjang, mama sudah kehilangan arah ndin"

Andin menggeleng, tangisnya makin merancau. Sungguh ini sungguh yang menyakitkan dalam hidupnya, rasanya saat ini hati nya sedang ditusuk oleh ribuan benda tajam secara bersamaan.

"Dendam ini sudah menyudutkan hidup mama, sayang. Sampai-sampai mama menyakiti wanita setulus kamu. Harusnya ini semua tidak terjadi di dalam hidup kamu ndin."
"Sungguh sayang, mama menyesal ter amat dalam. Ini semua adalah kesalahan mama, bukan Aldebaran."

"Udah ma, udah cukup" pinta Andin agar Rosa menghentikan ucapannya. Telinganya seakan akan terasa ingin terbakar.

"Mama mohon maaf sayang, maafin mama. Maafin Aldebaran, dan maafkan kami semua" Rosa menangis tersedu sedu memohon ribuan maaf pada Andin.

Aldebaran yang sedari tadi masih setia berlutut dan menunduk malu kini mendongakkan kepalanya menghadap Andin sambil masih terus menggenggam tangan kiri Andin, memohon agar wanita itu tidak pergi dari hidupnya.

"Andin, tolong maafin saya dan juga mama. Tolong maafkan kami, jangan tinggalkan kami ndin" ujar Aldebaran.

"Al, kamu harus sadar dan tau diri Al. Kamu gabisa menahan Andin untuk pergi, sadari Al. Apa yang sudah kalian lakukan pada Andin selama ini" ujar Linda yang masih setia disisi Andin.
"Jika dari awal saja aku mengetahui siapa yang akan Aldebaran nikahi pada waktu itu. Aku pasti akan menentang keras pernikahan itu, karena Andin sudah aku anggap seperti anakku sendiri." Sambungnya dengan tegas.

Andin kembali menetralkan nafasnya dan rasa sesak yang sempat menghujani raganya itu.
"Ayo kita pulang Tante, yolanda urusan kita sudah selesai disini" titah Andin sambil mencoba melepaskan kedua tangannya yang digenggam oleh Al dan juga Rosa.

"Ga, engga Din, engga! Saya gamau kamu pergi" ujar Al sambil mencoba berdiri dan menggenggam kedua tangan Andin.
"Kamu denger kata suami kan" sambungnya dengan tatapan memohon.

"Mas, tolong lepasin aku. Aku mau pergi" kata Andin yang mencoba melepaskan tangannya dari genggaman kuat Aldebaran.

"Ndin, plis. Tolong ya beri saya kesempatan" ujar Al memohon.
"Andin, sayang. Maafin mama, Andin. Ampuni mama, sayang" kata Rosa yang juga memohon sambil menangis pada Andin.

QUEEN OF MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang