23🦋~Butterfly~

117 68 36
                                    



Senna duduk di salah satu kursi kantin, sedangkan Alvaro tengah membeli air mineral sebab badan gadis itu kurang cairan, Senna duduk dengan tenang menahan diri agar tidak pingsan, wajahnya sayu dan pucat. Senna mencoba memejamkan mata karena ia sudah merasa lemas tak kuat bahkan berdiri saja kakinya sudah tak mampu. Hampir saja Senna kehilangan keseimbangannya langsung di tahan oleh Alvaro. Mata yang tadi tertutup kembali terbuka karena terkejut.

"Minum dulu sayang, janji ya setelah ini kamu di infus," ucap Alvaro sambil membuka tutup botol. Senna mengangguk kemudian meminum air mineral yang Alvaro kasih.

Alvaro duduk di samping Senna kemudian keduanya bangkit. Kemudian ia langsung mengangkat tubuh Senna ala bridal style.

"Aku udah enggak kuat lagi kak," ucap Senna dengan nada bicara bergetar.

"Tahan sayang," Alvaro berlari kecil banyak pasang mata memperhatikan mereka.

Alvaro meletakkan tubuh Senna di atas hospital bed kemudian dokter laki-laki paruh baya datang menghadap mereka berdua. "Pacar kamu emang bandel, kemarin saya nyuruh dia buat di rawat inap," ucap dokter itu sambil memeriksa keadaan Senna kemudian memberikan suntikan infusan.

"Aku telepon bang Regan ya?" Ucap Alvaro membuka layar ponselnya.

"Jangan kak, biarin aja bang Ragan lagi sibuk," ucap Senna. Alvaro mengerutkan dahinya menatap Senna kemudian ia mengerti dan mengangguk.

"Makasih ya Dok," ucap Alvaro. Dokter itu tersenyum kemudian meninggalkan keduanya di dalam ruangan itu.

Alvaro mendekati Senna kemudian mengusap lembut puncak kepala gadis itu. Lalu ia mencium dahinya membuat Senna tersenyum manis menatap Alvaro.

"Kak boleh pinjem hp nya?" Tanya Senna.

Alvaro terdiam seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Senna mengerutkan dahinya menatap penuh tanya. Kemudian Alvaro mengangguk dan memberikan ponselnya pada Senna. Gadis itu tersenyum antusias. Ia kini sibuk dengan layar ponselnya kemudian Senna membuka galeri dan melihat foto-foto di aplikasi itu. Ia tersenyum saat melihat fotonya yang di simpan oleh Alvaro.

"Udah ya, kamu malah sibuk hp," ucap Alvaro.

"Pelit banget!" Ketus Senna namun ia tidak segera memberikan ponselnya pada Alvaro ia malah sibuk melihat-lihat koleksi foto dengan wajah tersenyum bahagia. Kemudian perlahan-lahan senyumnya pudar saat melihat foto perempuan selain dirinya.

Senna menoleh kearah Alvaro tanpa ekspresi dan menunjukkan foto tersebut. Alvaro terdiam membuka kemudian ia mengambil ponselnya dengan paksa.

"Jelasin itu siapa?" Tanya Senna.

"Lagian enggak penting banget kamu ngelihat-lihat galeri," jawab Alvaro.

"Jelasin itu siapa?" Tegas Senna.

"Mantan!"

"Banyak banget? Ouh jadi selama ini kamu anggap aku apa?" Tanya Senna mulai emosi.

"Udah ya sayang, aku enggak sempat hapusin foto-foto itu," ucap Alvaro dengan lembut sambil mengusap punggung Senna.

Mata Senna mulai berkaca-kaca karena ia merasa sudah di bodohi selama ini. "Keluar!"

Alvaro membuka layar ponselnya kemudian menghapus foto-foto perempuan itu lalu menunjukkan pada Senna.

"Gue bilang keluar!"

"Apa si yang, benaran aku emang enggak tau ada foto dia di sini, lagian kan tiap hari aku sibuk kerja," jelas Alvaro.

Butterfly (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang