Pesta perayaan ulang tahun Lefan sangat meriah, rakyat menari melepaskan rasa lelah mereka begitu pula para bangsawan saling mengobrol satu sama lain.
Acara tahun ini juga menjadi acara yang sangat Airis nantikan karena dia bukan secara resmi berdarah bangsawan Livingston jadinya acara ulang tahun Airis hanya dirayakan di dalam istana saja.
Kemewahan perayaan ulang tahun raja menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Airis, dia bisa duduk bersama raja yang tak banyak orang bisa lakukan.
Rasa iri bangsawan lain pun sudah biasa Airis dengar sejak dia masih kecil, Lefan tak memperbolehkan sembarang orang untuk menyentuh dan duduk sejajar dengannya, semua itu hanya Airis saja yang boleh melakukannya.
Tak hanya menyentuh dan sejajar dengan Lefan, sejak dia kecil pun Airis sudah tidur satu kamar dengan Lefan hanya karena Airis merasa dia sudah beranjak dewasa jadilah dia sendiri yang meminta berpisah kamar dengan Lefan sejak satu tahun lalu.
"Ah.. apa mereka penampil baru kak ?" Tanya Airis saat melihat beberapa wanita berdiri di tengah panggung hiburan.
"Ya, mungkin saja" jawab Lefan.
Lima wanita ini meliuk-liuk seirama dengan musik, tarian mereka sangat indah terlebih lagi memakai selendang berwarna keemasan.
"Waaahh.. indahnya" Airis terpesona melihat para wanita itu menari hingga tak menyadari kalau Lefan sejak tadi menatapnya tajam.
Lefan menarik tangan Airis agar kembali duduk di dekatnya.
"Duduk dengan tenang, hm.. nanti kamu jatuh" kata Lefan dengan senyum simpul."Aku tidak akan jatuh kakak, dari posisi ini semua penari tidak begitu terlihat" Airis menolak untuk duduk, Airis kembali berdiri di pembatas untuk melihat penampilan para penari.
Lefan ikut berdiri, dia berdiri di belakang Airis lalu tanpa aba-aba Lefan mengurung Airis di antara tangannya.
"Katakan Airis, beritahu kakak dari kelima penari itu.. siapa yang kamu suka ?" Bisik Lefan.
Deg.
Kedua pipi Airis memerah.
"Ap-apa sangat terlihat ?" Tanya Airis."Ya.. " Lefan memeluk Airis dengan satu tangannya.
" ..beritahu aku agar aku bisa menilai apakah dia layak untuk mu"Airis meremas jubahnya, dia perlahan menunjuk salah satu penari.
"Ya-yang itu.. dia sangat cantik"Lefan melihat arah tunjukkan Airis.
"Baik.. aku akan mencari tau tentangnya"Perlahan Lefan melepas pelukannya lalu kembali ke tahtanya, perlahan pelayan pribadi Lefan mendekat. Pelayan Lefan menyodorkan telinganya untuk mendengar apa yang akan Lefan perintahkan padanya.
"Baik, saya mengerti" pelayan ini mengangguk paham.
Pelayan Lefan beranjak pergi, Lefan menopang kepalanya melihat punggung Airis. Sejujurnya wajar saja kalau Airis menyukai seseorang tapi entah kenapa Lefan tidak menyukai hal itu.
Para penari tidak hanya menampilkan satu tarian tapi tiga tarian sekaligus untuk memeriahkan acara perayaan ulang tahun raja.
Selesai menari, sebenarnya Airis ingin langsung menemui penari itu tapi dia tak mungkin pergi saat acara belum selesai.
Airis terus menunggu tapi perayaan ini masih berjalan lama dan Airis merasa khawatir para penari itu akan pulang jadi Airis berbohong pada Lefan kalau dia ingin pergi buang air kecil.
"Boleh kah ?" Tanya Airis.
"Tentu, pergilah bersama pelayan mu ya" ujar Lefan.
"Baik kak ! Terima kasih !" Airis langsung bergegas pergi bersama pelayannya.
Lefan meremas pelan sandaran tangannya karena dia sudah tau kalau Airis memang ingin pergi menemui penari itu.
Pelayan mengikuti Airis, dia pikir Airis benar ingin pergi buang air kecil tapi ternyata dia berbelok menemui para penari.
"Yang mulia ! Anda mau kemana ?!" Tanya pelayan Airis.
"Sssttt.. rahasiakan hal ini dari kakak ya, ku mohon" ujar Airis.
"Ah, ba-baik" pelayan ini pun tak bisa menolak kata-kata Airis.
Airis benar-benar pergi menemui penari itu, penari itu sangat terkejut karena semua orang tau kalau Airis adalah bagian dari keluarga Livingston walaupun dia tidak memiliki darah keluarga mereka.
Airis mengajak penari ini bicara berdua, betapa senangnya dia saat di undang langsung oleh Airis untuk ke istana dan lagi keduanya memiliki usia yang sama.
"Hamba hanya penari tradisional rendahan yang mulia, betapa terpujinya saya atas undangan minum teh dari Anda" ujar penari ini dengan rona merah muda di kedua pipinya.
"Tidak, jangan sebut diri mu rendahan.. tarian mu sangat indah dan aku merasa ingin mengenal mu lebih dalam lagi" ucap Airis walaupun sejujurnya kakinya sedikit bergetar karena ini pertama kalinya dia mengundang seorang wanita minum teh di istana.
Wanita ini menundukkan kepalanya.
"Terima kasih banyak yang mulia""Baik, aku akan mengirim undangannya segera ke kediaman mu"
"Ya, saya sangat menantikannya" wanita ini tersenyum manis.
Setelah wanita itu pergi, Airis langsung menghela nafas berkali-kali.
"Bag-bagaiman ? Apa aku terlihat bagus saat mengajaknya ?!" Tanya Airis pada pelayannya."Ya, itu bagus yang mulia" pelayan Airis tersenyum kaku.
Airis merasa sangat bahagia, dia kembali ke sisi Lefan dengan senyum yang tak bisa lepas dari bibirnya.
"Apa ada hal menarik yang kamu temui adik ku ?" Tanya Lefan.
"Ah.. !" Airis langsung tersadar.
"Ti-tidak kak...ha-hanya saja aku merasa bahagia bisa terus merayakan ulang tahun kakak seperti ini !" Ujar Airis berbohong."Oh begitu" Lefan mengangguk pelan dengan senyuman di bibirnya tapi senyuman Lefan kali ini terasa berbeda.
.
.Bersambung ...
![](https://img.wattpad.com/cover/371867944-288-k460886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Bride (BL18+)
RandomDia yang sudah menyelamatkan ku tapi dia pula penyebab dari hancurnya kehidupan ku, entah apakah aku masih bisa menganggapnya sebagai cinta atau ini hanya perasaan semu ?