15

3.4K 429 16
                                    

Lefan menatap keluar jendela ruang kerjanya, pertanyaan Airis masih berputar di kepala Lefan terkait masalah selir itu.

"Yang mulia, apa terjadi sesuatu ?" Tanya pelayan Lefan bernama Timothy ini.

Lefan menghela nafasnya berat.
"Bolehkah aku tidak memiliki selir Timothy ?"

Timothy menaikkan alisnya.
"Maaf apabila saya lancang bertanya hal ini yang mulia, apakah yang mulia Airis tidak ingin Anda memiliki selir ?" Tanya Timothy balik.

"Airis tidak mengatakannya secara langsung tapi aku tau dia hanya ingin menjadi satu-satunya untukku" jawab Lefan.

Timothy mendekat, dia melihat wajah Lefan.
"Bagaimana dengan Anda ? Apakah Anda siap dengan resiko gejolak politik dari kerajaan sahabat ?"

"Itu masalahnya, saat aku menikah nanti semua raja dari negeri lain akan menawarkan anak mereka untuk menjadi selir ku.. aku pun tidak tau harus menolak permintaan itu seperti apa karena kerajaan kita masih menjalin kerjasama yang baik hingga detik ini"

Timothy menghela nafasnya berat.
"Yang mulia Airis pun harus tau akan hal ini, Anda tidak bisa menyembunyikan fakta kalau yang mulia Airis adalah-"

Lefan langsung menutup mulut Timothy.
"Jangan lanjutkan kata-kata mu, Airis bisa saja mendengar apa yang kita bicarakan"

Timothy mengangguk pelan mengiyakan apa yang Lefan katakan, Lefan menarik tangannya dari Timothy kemudian melangkah masuk ke dalam kamar mandinya.

Timothy mengepalkan kedua tangannya, bagaimana Lefan membungkam mulut semua orang di istana agar tidak membocorkan rahasia yang sudah Lefan jaga selama bertahun-tahun.

Timothy bertanya-tanya apakah Airis masih melihat Lefan bagaikan seorang malaikat setelah dia tau fakta sebenarnya atau Airis akan ketakutan saat melihat sayap itu hampir menutupi terangnya kehidupan Airis.

.
.

*Kamar Airis*

"Ah.. aw ! aw ! Sakit !!" Airis menepuk-nepuk tangan Jounis yang saat ini memijat pelan pinggang Airis.

"Saya hanya memijat Anda pelan yang mulia, apakah sesakit itu ?" Tanya Jounis penasaran.

"Sakit sekali.. aku hampir mati !" Airis masih kesal karena Lefan meninggalkan dia sendirian setelah mereka berhubungan intim.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Lefan tak juga menampilkan batang hidungnya.
"Apa yang kak Lefan lakukan sekarang ?" Tanya Airis.

"Hm, terakhir kali saya melihat yang mulia pergi ke perpustakaan.. saya tidak yakin beliau masih ada disana karena sudah malam" jawab Jounis.

"Aku akan pergi menemuinya !" Airis langsung bangun tapi karena rasa sakit ditubuhnya, Airis langsung terjatuh.

Jounis membantu Airis berdiri, dia juga menopang tubuh Airis menuju perpustakaan.
"Tunggu lah diluar, aku sendiri yang masuk"

"Ah, apa Anda yakin ? Kalau jatuh nanti bagaimana ?"

"Tidak apa-apa" Airis melepas tangan Jounis darinya, dia melangkah masuk ke dalam perpustakaan walaupun jalannya tertatih-tatih.

Airis bisa melihat satu lampu hidup, dia yakin Lefan ada disana. Airis terus berjalan hingga langkah kakinya terhenti saat melihat Lefan tertidur dengan banyak tumpukan buku disekitarnya.

Airis mengambil buku dari tangan Lefan yang berjudul "Raja dan para Kelincinya" yang ternyata karangan dari paman Lefan.

Raja yang wafat sebelum memiliki anak untuk meneruskan tahtanya alhasil Lefan lah yang naik tahta setelah pamannya meninggal dunia.

Airis tersenyum kecil.
"Dongeng apa ini ? Tak ku sangka dia menyukai cerita fiksi" gumam Airis.

Airis tidak terlalu menyukai belajar itu sebabnya dia jarang ke perpustakaan tapi karena sampulnya terlihat lucu dan menarik jadinya Airis tertarik membuka buku tersebut.

Saat membaca halaman pertama, Airis pikir ini benar-benar cerita fiksi yang unik tapi saat membaca pertengahan Airis merasa ada yang janggal.

Bagaimana raja memperlakukan para kelincinya bahkan tidur di kasur yang sama dengan kelinci yang berbeda hampir setiap minggu.

"Apa ini ? Dia membawa hewan tidur di kasurnya ?" Gumam Airis.

Saat Airis membalik halaman berikutnya, tangannya tiba-tiba ditahan oleh Lefan.
"Kenapa kamu kemari Airis ?" Tanya Lefan yang ternyata tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

Airis menatap Lefan.
"Yang mulia.. Anda sudah bangun"

Lefan memijat pelan keningnya.
"Ya, aku tertidur sebentar.. berikan pada ku buku itu, kamu belum dewasa untuk memahaminya"

"Tidak mau, aku akan membacanya nanti !!" Saat Airis berniat kabur, Lefan menahan tubuh Airis yang membuat Airis mau tidak mau langsung duduk dipangkuan Lefan.

Lefan memeluk Airis dari belakang.
"Tidak kah kamu mendengar ku ?" Lefan mengambil buku itu dari tangan Airis.

"Kamu belum cukup dewasa untuk memahami isinya"

.
.

Bersambung ...

The King's Bride (BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang