17

4.2K 500 9
                                    

Lefan melakukan seleksi untuk memilih selirnya, dia menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para calon selir.

Sepuluh orang kandidat dari beberapa kerajaan menyanggupi persyaratan itu, tak hanya secara akademik mereka pun harus memiliki beberapa bakat yang bisa dibanggakan.

Ujian seleksi pun dimulai, Lefan menyaksikan tahap pertama ini yaitu tes pengetahuan. Baru saja ujian dimulai, banyak hal tidak terduga terjadi.

Mulai dari kertas para peserta hilang, alat tulis yang rusak hingga terlambatnya beberapa calon selir ke ruang seleksi.

Lefan mengerutkan alisnya karena baru tahap pertama saja sudah membuat kesan buruk bagi Lefan, dia ragu bisa memilih selirnya dari sepuluh orang ini.

Walaupun begitu tes pengetahuan tetap dilaksanakan, saat tes sudah selesai Lefan bisa melihat jawaban para calon selir sangat tidak susuai dengan apa yang ditanyakan.

"Ada apa ini ? Mereka sama sekali tidak mengerti pertanyaan ku ?" Ujar Lefan saat dia membawa kertas-kertas itu ke ruang kerjanya.

Tak habis sampai disitu, baru semalam para peserta datang, mereka sudah dikejutkan oleh banyaknya serangga di kamar mereka.

Jeritan terdengar, para calon selir ini berlarian keluar dari kamar. Lefan yang mendengar teriakkan mereka langsung keluar ke balkon, dia bisa melihat kerumunan di bawah balkonnya.

"Apa yang terjadi-" belum sempat Lefan menyelesaikan pertanyaannya dia bisa melihat seseorang keluar dari semak-semak lalu berlari kearah berlawanan. 

Tak sengaja topi penutup kepalanya terlepas, mata Lefan bisa dengan jelas menangkap wajah orang yang berlari itu. Dia juga terlihat tertawa sambil berlari menjauh, Lefan tersenyum kecil.

Lefan melipat kedua tangannya didepan dada.
"Hah.. ini sangat tidak terduga"

Lefan masuk ke dalam kamar, tak lama kemudian pintu kamar terbuka. Seseorang masuk ke dalam kamar dengan cara mengendap-endap, dia kembali berbaring didekat Lefan.

"Ah, syukurlah dia tidak mendengar keributan dibawah" bisiknya.

"Apa yang tidak ku dengar ?"

Deg!

Jantung orang yang ternyata Airis ini hampir saja melompat keluar saat merasakan tangan kekar Lefan memeluk tubuhnya.

"Ya-yang mulia, Anda belum tidur ?!" Airis sangat panik.

"Kamu pikir aku bisa tidur saat mendengar keributan itu, Airis..." Lefan mengigit pelan telinga Airis.

"Mm!" Airis meremas tangan Lefan yang saat ini memeluk tubuhnya.

" ..jangan menjahili para calon selir, aku tidak ingin citra mu buruk..." Tangan Lefan bergerak masuk ke dalam baju Airis.

"Aku tidak menjahili mereka ! Ak-aku pergi karena ada urusan !" Airis mencoba mengelak tapi yang ada Lefan malah menarik tubuh Airis atas dia berbaring terlentang, Lefan mengurung Airis di antara tangannya.

"Jangan berbohong, hm.. kamu tau aku paling tidak suka mendengar kebohongan itu keluar dari mulut mu Airis" Lefan menyentuh bibir Airis.

"Mm.. itu karena.. karena.. yang mulia.. !" Airis meremas baju dibagian dada Lefan.

"Kenapa dengan ku, aku tidak melakukan kesalahan apapun" kata Lefan.

Airis menatap wajah Lefan, benar.. Lefan tidak melakukan hal yang salah karena seorang raja memilih selir itu sesuatu yang wajar tapi tetap saja, Airis tidak bisa menerima hal itu.

Airis semakin kuat meremas baju Lefan.
"Kalau begitu.. ! Berikan aku satu prajurit penjaga !"

"Apa ?" Lefan mengedipkan matanya beberapa kali.

"Aku berhak memiliki seorang penjaga ! Tempatkan satu penjaga untuk ku !"

"Kenapa kamu tiba-tiba meminta seorang prajurit ?" Lefan terlihat bingung.

Airis tersenyum kaku.
"Ha-hanya untuk menjaga ku saja"

Lefan menghela nafasnya berat.
"Baiklah, akan ku tugaskan-"

"Aku yang akan memilih !!" Potong Airis.

Lefan menatap Airis.
"Kenapa kamu yang memilih ? Aku tau mana prajurit yang berkualitas" kata Lefan.

"Pokoknya aku yang memilih !" Airis masih teguh dengan kata-katanya, akhirnya Lefan mengalah.

"Baik, kamu bisa memilih" ujar Lefan.

Airis tersenyum bahagia, dia langsung memeluk Lefan.
"Terima kasih yang mulia !"

.
.

Bersambung ...

The King's Bride (BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang