Desahan Airis bergema di dalam kamar Lefan, tanda merah menghiasi dada juga leher Airis.
"Ah! Hah-Ah!" Airis meremas kuat seprei kasur saat Lefan bermain dengan hole juga nipplenya secara bersamaan.
Hingga akhirnya desahan panjang dari Airis menandakan dia berhasil mencapai puncak, nafas airis terdengar berat tapi pemandangan ini sangat seksi bagi Lefan.
Lefan menjilat bibir bawahnya.
"Bagaimana ini Airis, dia sangat ingin keluar dari kandangnya" ujar Lefan sembari menurunkan celananya yang tentu saja langsung mengeluarkan sesuatu dengan ukuran besar di depan Airis.Kedua mata Airis membulat.
'U-ukurannya lebih besar dari yang dulu' batin Airis karena saat masih kecil dia sering mandi berdua dengan Lefan.Airis menelan salivanya berat, dia spontan bangun berniat kabur tapi kedua kakinya langsung di tahan oleh Lefan.
"Tidak !! Itu tidak akan muat !!" Airis meronta saat Lefan memeluknya dari belakang.
"Kita belum mencobanya" Lefan menjilat pelan telinga Airis.
"Mm! Jari yang mulia saja sudah terasa sakit, aku tidak akan mau mencobanya!!"
"Hah.. ini tidak adil Airis, aku membuat kamu menikmatinya tapi kamu membiarkan aku seperti ini" ujar Lefan.
"Ugh!!" Wajah Airis memerah saat merasakan p*nis Lefan, dia gesekkan tepat di bongkahan kenyal Airis.
"Mmng!!" Airis mengigit bibirnya merasakan sensasi aneh ditubuhnya hingga Airis tak menyadari saat Lefan membuka bongkahan itu lalu mendorong miliknya ke dalam hole Airis.
DEG !
Airis sangat terkejut, p*nis besar Lefan mencoba menerobos masuk sementara ini adalah pengalaman pertama Airis.
Airis bahkan tanpa sengaja mengigit tangan Lefan yang saat ini menahan tubuh Airis agar tidak banyak bergerak.
"Ugh!" Lefan mengerutkan alisnya menahan perih di tangan juga miliknya yang Airis jepit dibawah sana.
Perlahan Lefan berbisik di telinga Airis.
"Hanya setengahnya saja, aku janji...jadi lepaskan gigitan mu Airis"Airis sangat percaya dengan Lefan, dia melepaskan gigitannya tapi ternyata itu hanya akal-akalan Lefan agar dia bisa membalik tubuh Airis ke arahnya.
"Uaahhh!!" Lefan membuka lebar kedua kaki Airis lalu mendorongnya ke depan.
Tanpa aba-aba Lefan mendorong paksa miliknya hingga masuk sepenuhnya ke dalam hole Airis, buliran bening membasahi mata Airis.
Rasanya sangat sakit, Airis memukul dada Lefan meminta Lefan mengeluarkan miliknya dari dalam tubuh Airis tapi Lefan tidak mau menuruti Airis.
Lefan mencoba menenangkan Airis walaupun perlu waktu 10 menit hingga akhirnya Airis setuju untuk melanjutkan s*x mereka.
Airis tidak tau apa kenikmatan seperti apa yang Lefan maksud karena holenya terasa sangat sakit bahkan panas saat Lefan mulai menggerakkan pinggulnya.
"Mm! Yang mulia.. hah, sakit.. rasanya sangat sakit !" Airis memeluk leher Lefan.
Lefan tidak bersuara, dia hanya fokus untuk menemukan titik ternikmat Airis hingga akhirnya hentakan dari Lefan tepat mengenai titik milik Airis.
"Ah!" Desahan berhasil lolos dari mulut Airis, dia juga bisa merasakan sensasi aneh itu.
Lefan mengecup dahi Airis.
"Aku sudah berjanji .. kamu akan menikmatinya" Lefan memeluk Airis sambil sesekali mengecup wajah Airis, dia bergerak menghantam titik yang sama agar Airis bisa merasakan kenikmatan itu.Desahan Airis bergema di dalam kamar. Keduanya berhubungan dari pagi hingga matahari sudah meninggi, Jounis dan pelayan Lefan pun hanya bisa diam di depan kamar raja.
Keduanya bingung harus berbuat apa karena sudah waktunya makan siang terlebih ada tamu yaitu lady Rose yang saat ini menunggu di ruang makan, samar-samar mereka berdua bisa mendengar suara Airis terlebih lagi kamar Lefan dia kunci dari dalam jadi pelayannya tidak bisa masuk.
"Bagaimana ini Jounis ? Aku merasa tidak enak pada lady Rose" ujar pelayan Lefan.
Jounis menghela nafasnya berat.
"Aku akan memberitahu lady Rose kalau raja dan yang mulia Airis tidak bisa makan siang karena ada urusan dadakan" kata Jounis.Pelayan Lefan tersenyum kaku.
"Apa itu akan berhasil ?""Jadi kamu mau aku memberitahu lady Rose kalau raja dan pendampingnya tengah bersetubuh di dalam jadi mereka tidak bisa makan siang, seperti itu mau mu ?" Kesal Jounis.
Pelayan Lefan langsung menggelengkan kepalanya karena Jounis cukup galak kalau menyangkut urusan raja dan Airis.
"Mari pergi, biarkan saja mereka berdua.. nanti kita bawakan makanan saja" ujar Jounis, pelayan Lefan tersenyum kecil lalu mengikuti Jounis dari belakang.
.
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Bride (BL18+)
AcakDia yang sudah menyelamatkan ku tapi dia pula penyebab dari hancurnya kehidupan ku, entah apakah aku masih bisa menganggapnya sebagai cinta atau ini hanya perasaan semu ?