Keheningan terasa di ruangan tersebut, Lefan melihat satu persatu wajah para petinggi istana.
"Aku sudah cukup sabar atas segala yang telah kalian perbuat ! Aku menuruti apa yang kalian katakan tapi jangan membuat pasangan ku terluka hanya karena aku menolak untuk memiliki selir !!" Suara Lefan bergema di dalam ruangan, tak satupun berani menjawab kata-kata Lefan.
"Sudah cukup !! Berhenti menyetir apa yang harus ku lakukan, pertemuan ini selesai dan keputusan sudah jelas !! Aku tidak ingin mengangkat selir dan aku akan tetap menjalankan kerajaan ini ada atau tanpa kalian, terima kasih !"
Setelah berkata seperti itu, Lefan bersama Timothy melangkah keluar dari ruang pertemuan.
Semua orang langsung ribut karena raja sudah tidak mau berdiskusi lagi bersama para petinggi istana, mereka saling menyalahkan atas kejadian ini.
Timothy yang terus mengikuti Lefan langsung berhenti berjalan saat rajanya ini diam, dia mendekat meraih pedang yang Lefan bawa.
"Biar saya yang membawanya untuk Anda yang mulia"
Lefan sangat mempercayai Timothy, dia melepaskan saja pedang itu dari tangannya dan berniat kembali ke kamar untuk melihat Airis tapi tanpa dia sadari ternyata orang yang selama ini dia percaya berkhianat padanya.
Tanpa aba-aba Timothy mengangkat pedang yang dia ambil dari Lefan, dia hampir saja menebas Lefan dari belakang tapi untungnya seseorang datang menangkis pedang tersebut.
Kedua mata Lefan membulat, dia sangat terkejut karena dia tidak pernah menyangka Timothy hampir saja melukainya.
Orang yang ternyata Luxsius tadi melindungi Lefan di belakangnya, dia mengarahkan pedangnya pada Timothy.
"Sejak awal aku melihat mu, aku tidak menyukai mu" ujar Luxsius.
Timothy tersenyum.
"Insting seorang prajurit memang hebat"Lefan masih diam menatap Timothy, dia seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat, teman bahkan sudah dia anggap seperti keluarga tega menyerangnya.
"Apa Anda terkejut yang mulia ? Saya tidak pernah terlihat mencurigakan bagi Anda ? Peran saya sangat luar biasa bukan untuk Anda bisa sampai pada tahap ini" ujar Timothy.
"Kenapa .." Lefan mengepalkan kedua tangannya.
" ..kenapa kamu tega berbuat seperti ini ?! Aku mempercayaimu mu lebih dari siapa pun bahkan Airis sekalipun !!"Timothy mengangkat singkat bahunya.
"Entahlah, saya hanya tidak suka Anda menentang istana hanya karena seorang anak kecil yang Anda selamatkan.. Anda tidak seharusnya merubah aturan istana dan -""Aku tidak bertanya pendapat mu tentang keputusan ku!! Aku hanya bertanya kenapa kamu sampai hati untuk melukai ku dan Airis ?! Kita selalu bersama dan kamu selalu mendukung ku Timothy dan aku menganggap mu seperti saudara!"
Timothy tersenyum simpul.
"Itu mudah, karena sejak awal saya tidak pernah menganggap Anda keluarga.. saya seorang mata-mata"Mendengar hal itu, rasa kecewa Lefan menumpuk jadi satu. Lefan memerintahkan agar Timothy di hukum atas kesalahan yang dia perbuat.
Tak ada perlawanan dari Timothy, dia melepaskan gelar pelayan terhormat dan mendekam di penjara.
Selama di penjara, Timothy terlihat menulis dan membaca buku. Sesekali Lefan menemui Timothy dan berharap Timothy merubah kesaksiannya atas tuduhan penghianatan tapi dia tidak melakukan itu.
Timothy mengaku bersalah, dia tidak melakukan perlawanan hingga suatu hari seseorang datang menemui Timothy sebelum sidang terakhirnya.
Orang itu berterima kasih karena Timothy mau menutupi kesalahannya dan dia berjanji akan menjaga adik Timothy yang ternyata menjadi anak angkat dari salah satu petinggi istana.
Dia juga memperlihatkan gambar adik Timothy yang sekarang tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, adiknya tidak mengenal Timothy karena sejak awal dia sudah di asuh oleh orang ini tapi beberapa kali Timothy memantaunya dari kejauhan dan dia bersyukur adiknya tumbuh dengan baik.
Pembicaraan mereka tidak sengaja terdengar oleh Jounis yang awalnya ingin mengantar buku yang Timothy minta, Jounis segera pergi menemui Airis yang saat ini dalam masa pemulihan.
Jounis menceritakan semua yang dia dengar, Airis meminta untuk bertemu Lefan tapi terkendala karena Lefan tengah sibuk dengan pekerjaannya.
"Bawa aku ke ruang persidangan"
"Ap-apa ?! Anda belum pulih sepenuhnya yang mulia !" Jounis sangat panik karena dia takut luka Airis terbuka.
"Bantu aku berjalan sekarang!"
"Baik !!" Jounis tidak bisa berkutik saat mendapat perintah dari Airis, saat Jounis berjalan menopang tubuh Airis menuju ruang persidangan.
Mereka berdua bertemu dengan Luxsius.
"Anda mau kemana yang mulia ?" Tanya Luxsius.Keringat terlihat membasahi dahi Airis, dia menatap Luxsius.
"Bisakah kamu mengendong ku ke ruang persidangan ?" Tanya Airis.Tanpa banyak tanya, Luxsius langsung mengendong Airis lalu berjalan cepat menuju ruang persidangan dimana Timothy akan menjalani sidang terakhirnya untuk menentukan hukuman apa yang akan dia terima.
.
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Bride (BL18+)
De TodoDia yang sudah menyelamatkan ku tapi dia pula penyebab dari hancurnya kehidupan ku, entah apakah aku masih bisa menganggapnya sebagai cinta atau ini hanya perasaan semu ?