"Musytari.. apa kamu tau kenapa kak Lefan mengatakan hal seperti itu ?" Tanya Airis pada pelayan yang saat ini memasang piyama tidur Airis.
"Hm, musi.. tari ? Yang Anda maksud tarian tradisional ?" Pelayan Airis bernama Jounis ini terlihat bingung.
Setelah pakaiannya selesai di pasang, Airis berjalan ke arah jendela kamarnya, dia menunjuk langit malam yang bertabur bintang.
"Di sana.. Musytari" kata Airis.
Jounis mendekat, dia melihat arah tunjukkan tangan Airis.
"Langit, bintang, atau bulan yang mulia ?" Tanya Jounis."Jupiter" jawab Airis.
"Hm ? Di mana ?" Jounis sangat kebingungan karena dia memang tidak menempuh pendidikan seperti Airis.
Airis mengelengkan kepalanya.
"Tidak, kamu tidak akan mengerti.. pergilah""Ah, baik" Jounis menundukkan kepalanya singkat lalu melangkah keluar dari kamar Airis.
Kembali Airis melihat langit malam.
"Semua ini membuat ku penasaran, kenapa dia mengatakan hal yang rumit" ujar Airis..
.Tak terasa sudah 1 bulan Airis di kurung di kamarnya, dia tidak lagi meminta untuk keluar dari kamarnya bahkan berhenti memberontak.
Melihat hal ini membuat Lefan akhirnya memerintahkan Lionel untuk melepas rantai di kaki Airis.
Setelah 1 bulan lamanya, Airis akhirnya kembali makan berdua dengan Lefan tapi kali ini terasa canggung bagi Airis karena sekarang statusnya bukan lah adik dari raja melainkan calon pendampingnya.
Lefan tidak berubah, dia sangat baik juga selalu tersenyum pada Airis seolah tak pernah terjadi apa-apa.
"Sudah lama kita tidak makan berdua ya" ujar Lefan.
"Hm, sudah 1 bulan" jawab Airis sembari menyeruput minumannya.
Lefan tersenyum.
"Apa kamu masih marah Airis ?"Airis mengusap pelan bibirnya dengan tissue.
"Tidak, aku tidak marah.. aku sudah selesai makan, terima kasih"Airis beranjak dari meja makan tapi suara Lefan menghentikan langkah kakinya.
"Mereka berbuah banyak, kamu mau pergi memanennya bersama ku ? Bawa buku mu juga, mari membaca dongeng itu seperti saat kamu masih kecil dulu"Airis berbalik menatap Lefan.
"Aku bukan anak kecil !"Lefan tersenyum, dia beranjak dari kursinya. Lefan berhenti di hadapan Airis lalu dengan santainya dia mengikat rambut Airis yang sudah panjang melebihi bahunya.
"Sudah, ini jauh lebih baik.. mari pergi" Lefan mengenggam tangan Airis, Lefan benar-benar mengajak Airis memanen buah pir tak hanya itu Lefan juga meminta para pelayan menyiapkan tempat untuk mereka berdua bersantai.
Keduanya duduk di bawah pohon menikmati angin yang berhembus lembut menyapu tubuh mereka, tak lupa juga pelayan membawa setumpuk buku dongeng kesukaan Airis.
"Pinjamkan kaki mu Airis"
"Ah, apa ?" Kedua pipi Airis memerah saat Lefan berbaring di pahanya. Dulu dia yang sering bertingkah manja seperti ini tapi sekarang Lefan yang melakukannya.
Melihat usia Airis yang bukan lagi anak-anak tentu hal ini membuat Airis merasa malu.
Lefan menyodorkan satu buku pada Airis.
"Bacakan untuk ku, aku ingin mendengar kamu bercerita""Ke-kenapa ? Kakak bisa baca sendiri" protes Airis tapi saat dia melihat wajah Lefan, Airis tetap luluh untuk membaca buku cerita masa kecilnya itu.
Saat Airis hampir menyelesaikan buku tersebut, dia melirik wajah Lefan di bawahnya. Airis bisa melihat Lefan menutup mata, dia juga bisa mendengar dengkuran kecil dari mulut Lefan.
Airis menaruh bukunya lalu menatap wajah Lefan.
'Dia terlihat lelah, aku bisa melihat bawah matanya sedikit menghitam.. kakak pasti kurang tidur' batin Airis.'Aku tidak memikirkan hal seperti rasa cinta untuknya, perasaan ku masih sama.. aku menyayanginya seperti saudara ku sendiri, akan terasa aneh saat kami bercin-'
DEG !
Wajah Airis berubah seperti tomat masak.
'A-apa yang ku pikirkan ?! Kenapa aku memikirkan hal seperti itu ?!'Perlahan Lefan berbalik memeluk pinggang Airis, beberapa kali dia juga mengusap-usap wajahnya di perut Airis lalu kembali tidur.
Airis sejujurnya merasa tidak nyaman tapi kalau dia membangunkan Lefan, Airis takut hal itu akan menganggu kesehatan Lefan terlebih lagi sebagai seorang raja, Airis tau Lefan tak bisa tidur dengan nyenyak bahkan kemungkinan dia tidak bisa tidur karena sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga ketentraman negeri ini.
Airis akhirnya memilih bersandar di pohon menikmati sejuknya udara hari itu, hingga tak terasa Airis juga ikut tertidur karena tak kuasa menahan kantuknya.
.
.Bersambung ...
![](https://img.wattpad.com/cover/371867944-288-k460886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Bride (BL18+)
RandomDia yang sudah menyelamatkan ku tapi dia pula penyebab dari hancurnya kehidupan ku, entah apakah aku masih bisa menganggapnya sebagai cinta atau ini hanya perasaan semu ?