09

3.4K 465 10
                                    

Airis dan Lefan sarapan ditemani oleh kedua pelayan pribadi, saat Airis menikmati makanannya Lefan tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Airis langsung kehilangan nafsu makan.

"Pergilah bersama Jounis ke butik, kamu bisa memesan pakaian pengantin yang kamu mau Airis.. aku akan menyusul setelahnya"

Deg.

Airis menatap Lefan.
"Un-untuk apa pakaian pengantin ?" Tanya Airis dengan polosnya.

Lefan tersenyum kecil.
"Pernikahan kita.. aku berniat secepatnya menjadikan mu milik ku"

Airis meremas pelan sendoknya.
"Ta-tapi.. ini terlalu cepat"

"Tidak cepat, aku perlu menunggu 12 tahun untuk bisa memberitahu mu hal ini" ujar Lefan.

Airis semakin erat menggenggam sendoknya.
'Tapi aku baru mengetahuinya belum lama ini, aku tidak punya kesiapan diri' batin Airis.

"Ada apa Airis ?" Tanya Lefan.

Airis tiba-tiba berdiri.
"Bisakah kita menundanya ? Aku masih muda kak, aku ingin bebas.. aku tidak ingin terikat seperti itu ! Banyak mimpi yang ingin ku capai, semuanya runtuh hanya karena keinginan kakak !"

"Apa yang ingin kamu capai ?" Tanya Lefan.

"Banyak hal !! Aku tidak ingin terikat dalam hubungan yang aneh seperti ini !! Aku memendamnya, aku tidak ingin menyakiti kakak tapi jujur ku katakan ini sangat berat untuk ku hadapi !" Airis meluapkan apa yang selama ini dia pendam.

Keheningan langsung terasa di antara mereka, kedua pelayan pribadi Airis dan Lefan saling lempar tatapan seolah tidak tau harus berbuat apa di situasi seperti ini.

Lefan mengusap bibirnya dengan tissue lalu berdiri dari posisi duduknya, dia menatap Airis.
"Teruskan makan mu, ada pekerjaan yang harus ku kerjakan"

Pelayan Lefan mengikuti rajanya ini berjalan keluar dari ruang makan, sementara Jounis mencoba bicara dengan Airis.

"Ada apa yang mulia ? Apa terjadi sesuatu ?" Tanya Jounis.

"Malam tadi aku tidur di kamar kakak, aku merasa aneh saat dia menyentuh ku" jawab Airis yang membuat Jounis sedikit terkejut.

"An-Anda datang ke kamar paduka raja ?"

"Hm, karena aku tidak bisa tidur.. ku pikir dia masih kakak yang dulu ku kenal tapi ternyata dia orang yang berbeda" kata Airis.

Jounis hanya bisa diam, dia tidak tau harus berkata apa karena Airis masih sangat polos untuk urusan percintaan.

Entah karena perkataan Airis, Lefan terlihat seperti menghindari Airis walaupun sesekali mereka berdua bicara tapi hanya sekedar saling menyapa.

Saat makan pun Lefan tidak secara intens menanyakan keadaan Airis, hal ini tentu membuat Airis merasa Lefan menjauhinya.

"Jounis, apakah perkataan ku salah ? Aku hanya ingin berkata jujur"

Jounis menghela nafasnya berat.
"Terkadang perkataan jujur itu bisa menyakiti yang mulia Lefan, mungkin beliau tak menunjukkannya secara langsung tapi saya bisa merasakan hal itu tuan ku" ujar Jounis.

Airis menyandarkan tubuhnya di pohon besar di taman, dia dan Jounis duduk santai dibawah pohon.

Perlahan hembusan angin menyapu tubuh Airis, dia pun teringat saat Lefan tertidur di pangkuannya hari itu dan berhasil mencuri ciuman pertama Airis.

Senyum terukir dibibir Airis.
"Aku akan minta maaf !" Airis tiba-tiba berdiri.

"Mi-minta maaf ? Ah, yang mulia ! Anda mau kemana ?!" Jounis langsung mengejar Airis yang berlari menjauh darinya.

Airis berlari mencari Lefan, dia tau kakaknya tidak pergi kemana-mana hari ini karena ada tamu penting yang akan datang ke istana.

Saat Airis mencari Lefan, dia bisa melihat siluet Lefan berdiri di depan air mancur istana.

Airis segera menyusul Lefan tapi langkah kakinya langsung terhenti saat dia melihat Lefan berdiri bersama seorang wanita bangsawan, wanita itu mengandeng lengan Lefan.

"Hah.. hah.. hah.. ya ampun, aku lelah sekali" ujar Jounis kelelahan berlari mengejar Airis.

"Jounis.. "

"Ya, yang mulia ?" Jawab Jounis.

"Siapa wanita itu ?" Tanya Airis.

Jounis langsung melihat kearah pandangan mata Airis, wanita cantik berambut panjang sepinggang ini tersenyum manis begitu pula dengan Lefan yang menanggapinya dengan senyuman juga.

"Bukan kah itu lady Rose ? Beliau adalah anak dari Adipati George yang memimpin wilayah Teriota" jawab Jounis.

"Aku baru pernah mendengar namanya, apa dia kenalan dari kak Lefan ?" Tanya Airis.

Jounis menekan-nekan pelan jarinya.
"Se-sepertinya yang Anda tau yang mulia, kerajaan dan istana penuh dengan politik.. Adipati George beberapa kali menawarkan Lady Rose untuk menjadi pendamping yang mulia Lefan dan sejujurnya ini pertama kalinya yang mulia Lefan memperbolehkan seseorang menyentuhnya selain Anda"

Deg.

Airis merasakan nyeri di dadanya saat mendengar hal itu, dia tidak begitu memperhatikan hingga akhirnya dia menyadari kalau selama ini hanya Airis yang boleh berada di sekitar Lefan bahkan sesuka hatinya menyentuh Lefan padahal kedudukan Lefan adalah pemimpin dari negeri ini.

Airis langsung berbalik pergi.
"Yang mulia !" Panggil Jounis, suara Jounis terdengar oleh Lefan.

Lefan bisa melihat punggung Airis bersama Jounis berjalan menjauh, Lefan memilih mengabaikannya lalu kembali fokus bicara dengan lady Rose.

.
.

Bersambung ...

The King's Bride (BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang