10

3.3K 466 10
                                    

Tidak hanya sekali dua kali Lady Rose datang menemui Lefan tapi berkali-kali dalam satu bulan ini bahkan Lefan tidak punya banyak waktu untuk bicara dengan Airis.

Sarapan hingga minum teh pun Lefan menyempatkan waktunya bersama Lady Rose, hingga suatu hari Airis tidak sengaja berjalan melewati taman dimana Lady Rose dan Lefan tengah menikmati pemandangan hamparan bunga.

Lefan memanggil Airis.
"Selamat pagi Airis !"

Airis mau tidak mau langsung berhenti berjalan lalu memasang senyuman palsu untuk menghargai Lady Rose.

"Ya, selamat pagi yang mulia" sapa Airis.

"Airis, sapa lah Lady Rose" perintah Lefan.

Airis mengepalkan kedua tangannya.
"Selamat pagi lady Rose"

"Ah ya...selamat pagi. Saya datang beberapa kali ke istana tapi ini kali pertama kita bertemu.. " Lady Rose berjalan mendekat bersama Lefan.

" ..saya Roselyn Georgetown, putri pertama dari bangsawan Georgetown" lady Rose memberi hormat dengan mengangkat sedikit gaunnya.

"Ya, senang mengenal Anda.. saya Airis Livingstone" ujar Airis menunduk singkat.

"Livingstone ? Jadi tuan Airis adalah keluarga Anda yang mulia ?" tanya Lady Rose.

Lefan tersenyum.
"Ya, dia adik ku.. lebih tepatnya adik angkat ku" jawab Lefan.

Deg. Deg. Deg.

Airis semakin kuat mengepalkan tangannya saat Lefan mengatakan hal itu padahal dulu rasanya biasa saja tapi kenapa sekarang terasa menyesakkan dada.

"Beruntung sekali saya bisa bertemu dengan adik Anda.. " Lady Rose menatap Airis.
" ..semoga kedepannya kita bisa menjadi keluarga ya" ujar Lady Rose.

"Ah, apa ?" Airis terlihat kebingungan.

Perlahan Lefan merangkul pinggang Lady Rose.
"Bagaimana menurut mu Airis, apakah kami cocok ?"

Wajah Lady Rose memerah, dia merasa malu disentuh oleh Lefan.

"Hah ?" Airis semakin bingung dengan kejadian ini.

"Ada apa ?" Tanya Lefan.

"Tidak.. maksud ku, bukan kah.. um, kita.. " suara Airis terdengar bergetar.

"Kita, tentang apa ?" Tanya Lefan dengan senyum kecil.

Airis menatap Lefan dan lady Rose bergantian, kenapa Lefan jadi secepat ini berubah pikiran? Bukan kah Lefan sudah menunggu Airis selama 12 tahun tapi kenapa Lefan bertanya kecocokannya bersama lady Rose.

Tak terasa buliran bening keluar membasahi pipi Airis.
"Airis, ada ap-" belum sempat Lefan menyentuh wajah Airis, Airis lebih dulu menepis tangan Lefan.

"Ma-maaf, aku spontan.. maaf ! Aku permisi dulu !" Airis berniat pergi tapi tangannya langsung ditahan oleh Lefan.

"Airis, kenapa kamu menangis ?!"

"Kenapa ?! Kakak bertanya kenapa ?!" Airis mendorong dada Lefan walaupun tubuh Lefan tidak bergerak dari posisinya karena tenaga Airis lebih lemah dari Lefan.

Lady Rose diam di belakang Lefan melihat apa yang sudah terjadi antara kedua saudara ini.

"Airis, tenangkan diri mu dulu" Lefan menahan kedua tangan Airis.

"Tenang !! Bagaimana aku bisa tenang saat pikiran ku kacau ?! Kakak membuat perasaan ku jadi tidak menentu seperti ini, aku tidak tau harus berkata apa ?! Dada ku terasa sesak saat kakak bersama lady Rose! Aku tidak tau kenapa ?! Kenapa aku harus menilai apakah kalian cocok saat kakak berkali-kali mengatakan kalau aku-"

Hug.

Airis langsung diam saat Lefan memeluknya.
"Terima kasih sudah cemburu" ujar Lefan, dia tersenyum senang saat melihat reaksi Airis saat dia bersama lady Rose.

"Tidak !! Lepaskan aku !! Lepas!!" Airis mencoba melepaskan diri tapi gagal karena Lefan sangat erat memeluk Airis.

Hingga akhirnya Airis menyerah dan membiarkan Lefan menggendongnya.
"Maaf lady Rose, kami harus pergi dan terima kasih atas bantuan mu"

Lady Rose tersenyum.
"Ya, undang saya saat pesta nanti yang mulia"

"Iya, tentu saja" Lefan beranjak pergi bersama Airis sementara lady Rose menghela nafasnya berat.

"Yang mulia Lefan, aku tidak menyangka hati mu berlabuh pada remaja sepertinya.. semangat lah" ujar lady Rose karena dia tau usia Airis masih sangat muda untuk memahami kehidupan percintaan terlebih lagi dia akan menjadi pendamping seorang raja.

Sejujurnya lady Rose berharap bisa menjadi pendamping Lefan tapi faktanya semua itu tidak akan terjadi karena hati Lefan sepenuhnya menjadi milik Airis.

Lady Rose berjalan-jalan di taman seorang diri, dia mengingat masa-masa pertemuan pertamanya bersama Lefan yang saat itu masih membawa Airis kecil bersamanya.

Mungkin Airis lupa pernah bertemu lady Rose tapi wanita ini tidak akan pernah lupa bagaimana perhatian Lefan pada Airis saat itu, tatapan itu tidak pernah berubah, tatapan hangat itu hanya untuk Airis.

.
.

Bersambung ...

The King's Bride (BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang