23

3.1K 358 8
                                    

"Luxsius melakukan hal yang benar yang mulia, Anda tidak bisa melakukan kudeta karena hal seperti itu sangat berbahaya" ujar Jounis saat keduanya berada di kamar Jounis untuk membahas hal ini.

"Tapi yang mulia tidak ingin memiliki selir dan lagi dia terpaksa meladeni semua itu hanya karena peraturan tak dapat berubah" Airis tertunduk sedih.

Jounis mengenggam tangan Airis.
"Jangan bersedih, Anda tetap nomor satu di hati yang mulia Lefan" Jounis mencoba menyemangati Airis.

Airis tersenyum kecil walaupun sebenarnya dia merasa sedih karena sebentar lagi Lefan akan memilih selirnya.

Jounis terlihat berpikir lalu satu ide tiba-tiba muncul.
"Bagaimana dengan yang satu ini ?! Apakah Anda mau mencobanya ?" Tanya Jounis.

"Hm, mencoba apa ?" Airis terlihat bingung.

.
.

George sepupu Lefan berjalan masuk ke ruang kerja raja Backhinland ini.

"Hormat ku pada raja Backhinland" kata George sembari membungkukkan badannya sedikit.

"Ada apa George ? Apakah ada masalah hingga kamu datang kemari ?"

George tersenyum lalu duduk berhadapan dengan Lefan.
"Apa kamu sibuk ?" Tanya George.

"Tidak juga, ada apa ?" Tanya Lefan balik.

George mengeluarkan sesuatu dari dalam saku bajunya, dia menyodorkan foto yang ternyata foto dari salah satu calon selir Lefan.

"Bisakah Anda menolaknya ?" Tanya George.

"Dia anak dari seorang hakim, apakah kalian ada hubungan spesial ?" Lefan terlihat penasaran.

"Ehem, ya.. sejujurnya aku datang untuk menjemputnya, Anda tau perasaan tak dapat dipaksakan tapi mereka pun tak bisa melepas kewajiban datang kemari untuk mencari salah satu selir Anda"

Lefan mengetuk-ngetuk mejanya, dia memanggil pelayan pribadinya.
"Timothy" panggil Lefan.

"Ya yang mulia ?" Timothy masuk ke dalam ruang kerja Lefan.

"Panggil Lady Ernelda untuk datang ke ruangan ku"

"Baik" Timothy langsung pergi memanggil calon selir Lefan, saat wanita bernama Lady Ernelda ini masuk dia sedikit terkejut melihat George juga ada disana.

"Maafkan saya paduka, apakah saya berbuat kesalahan ?" Tanya Lady Ernelda.

"Tidak, aku hanya ingin mengkonfirmasi satu hal.." Lefan bertanya beberapa pertanyaan hingga akhirnya Lady Ernelda mengaku kalau dia punya hubungan dengan George dan terpaksa ikut karena tuntutan dari kedua orang tuanya.

Lady Ernelda menangis tersedu-sedu karena dia masih sangat mencintai George.

George memeluk Ernelda.
"Aturan ini sangat menyiksa untuk orang-orang yang tak ingin menjadi selir, maafkan kata-kata ku paduka tapi-" belum selesai George bicara, kata-katanya sudah dipotong oleh Lefan.

"Kalian bisa pergi"

Deg.

Keduanya menatap Lefan.
"A-apa maksud Anda yang mulia ?" Tanya Lady Ernelda dengan raut wajah ketakutan karena dia tau tak seharusnya mereka mengakui hal seperti ini dihadapan raja.

Lefan tersenyum.
"Aku tidak akan menghukum kalian dan lady Ernelda tak perlu khawatir, aku akan mengirim surat tidak lolos seleksi kepada orang tua mu"

Lady Ernelda terlihat sangat senang, dia langsung memeluk George.
"Syukurlah tuan !"

George juga bahagia karena Lefan mau mengabulkan permintaannya, Lefan pikir semua sudah berakhir tapi ternyata satu persatu pasangan para calon selir datang bahkan ada yang baru saja menjalin kasih dengan seorang prajurit di istana Backhinland.

Timothy mencari informasi tentang hal ini dan mendapatkan fakta bahwa yang menyuruh para pasangan itu datang menemui Lefan adalah Airis.

Airis meyakinkan mereka kalau Lefan akan membebaskan para calon selir asalkan mereka loyal pada kerajaan Backhinland.

"Hah...ya ampun" Lefan geleng-geleng kepala, dia tau dia akan dipanggil untuk rapat karena masalah ini tapi walaupun begitu dia sudah punya alasan untuk melepaskan para calon selir.

"Anda tidak apa-apa ?" Tanya Timothy saat melihat Lefan tersenyum melihat keluar jendela, raja ini memperhatikan Airis yang saat ini berjalan bersama Jounis dan Luxsius di taman bunga.

"Ya, aku baik-baik saja.. aku sudah siapa menghadapi para tetua karena seseorang membuat ku kuat menghadapi semua ini" kata Lefan.

Raja ini menghela nafasnya berat, perlahan senyuman Lefan menghilang.

Lefan menatap Timothy.
"Apa semua sudah dipersiapkan ?" Tanya Lefan.

"Iya, Anda sudah ditunggu di ruang rapat" jawab Timothy.

"Baik, mari pergi" Lefan dan Timothy melangkah keluar dari ruang kerja Lefan.

.
.

Bersambung ...

The King's Bride (BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang