"Apa yang terjadi ?!" Jounis sangat terkejut saat melihat Luxsius membantu Airis berjalan menuju ke kamar.
"Yang mulia Airis mendengar sesuatu yang membuat beliau ketakutan" ujar Luxsius.
Jounis langsung mengambil alih, dia menyuruh Luxsius pergi saja dulu biar dia sebagai pelayan pribadi yang menemani Airis.
Keduanya sempat berdebat karena Luxsius juga merasa harus menjaga Airis, dia terpilih atas keinginan Airis.
"Luxsius.. tolong, berjaga saja didepan kamar ku dan Jounis masuk bersama ku" kata Airis.
Akhirnya keduanya diam setelah mendengar perintah dari Airis, Jounis masuk ke dalam kamar untuk menenangkan Airis.
"Ada apa yang mulia ? Apa yang Anda dengar ?" Tanya Jounis.
Airis meremas tangan kirinya mencoba tenang.
"12 tahun lalu.. keluarga ku, aku mendengar yang mulia Lefan membunuh mereka"Jounis terdiam, dari tatapan matanya seolah dia tau kalau apa yang Airis katakan itu benar adanya.
"Kenapa kamu menatap ku seperti itu ? Apa itu benar ?!" Airis meremas kedua pundak Jounis.
Jounis mengalihkan tatapan matanya, dia mengelengkan kepalanya.
"Sa-saya tidak punya hak untuk berbicara""Jounis !! Aku sudah menganggap kamu sebagai saudara ku, beritahu aku !!" Airis mengguncang tubuh Jounis.
"Yang mulia.. "
"Katakan sesuatu !! Katakan kalau semua itu tidak benar !!"
Jounis menatap wajah Airis.
"Saya tidak bisa memberitahu Anda secara rinci tapi yang harus Anda tau, yang mulia Lefan sangat mencintai Anda.. beliau sudah melalui banyak hal untuk menyelamatkan Anda"Airis menepuk dadanya.
"Menyelamatkan ku dari apa ?! Apakah dengan membunuh keluarga ku dia merasa sudah menyelamatkan kehidupan ku ini ?! Dari apa Jounis .. dari apa dan kenapa dia harus melakukan itu ?!"Akhirnya Jounis mau membuka mulut saat melihat Airis mulai meneteskan air matanya.
"Keluarga Anda hanya tipuan yang raja terdahulu buat, sejak kecil Anda dipersiapkan menjadi persembahan..""Apa ?" Airis tidak mengerti.
" ..semua orang yang tinggal di istana tau betul bagaimana raja terdahulu memperlakukan para persembahan, dia mengutus orang tua palsu untuk mengukir memori indah tapi saat usia para persembahan sudah matang, mereka akan dibawa ke istana dan menjadi hidangan untuk raja"
"Apa raja seorang kanibal ?!" Tanya Airis.
Jounis mengelengkan kepalanya.
"Itu hanya istilah untuk menggambarkan penyimpangan seksual raja terdahulu dan itu menjadi tradisi gelap yang ingin yang mulia Lefan hapus karena ada 2 anak yang akan datang ke istana dalam waktu dekat.. masing-masing sudah berusia 7 tahun"Airis langsung menutup mulutnya, dia baru memahami kalau dulu Airis adalah calon persembahan yang Jounis maksud.
"Ke-kenapa yang mulia Lefan tidak menolak ?!" Tanya Airis.
Jounis menghela nafasnya berat.
"Semua sudah dipersiapkan oleh para petinggi istana sebagai ritual suci persembahan, yang mulia Lefan tidak menerima kenyataan ini maka dari itu dia berusaha menyelamatkan anak-anak itu dari ritual gila yang sudah berlangsung sejak lama di istana"Jounis juga menceritakan bagaimana usaha Lefan agar bisa menduduki tahta, memiliki selir pun bukan keinginan Lefan karena sejak muda dia sudah memilih Airis sebagai pendampingnya.
Mendengar fakta ini, Airis langsung berlari keluar dari kamar. Luxsius yang melihat itu spontan mengejar Airis begitupun Jounis yang tidak menyangka Airis akan pergi setelah dia bercerita.
Jounis takut dihukum oleh Lefan setelah mengungkapkan semua rahasia kerajaan pada Airis.
Kaki Airis terus berlari menuju ruang kerja Lefan, dia mendorong pintu dan melihat Lefan tengah membaca buku.
"Ada apa Airis ?" Tanya Lefan penasaran karena dia pikir untuk sementara Airis tidak mau bertemu dengan Lefan tapi dalam beberapa jam Airis datang lagi ke ruang kerjanya.
Airis berlari kearah Lefan lalu memeluknya erat.
"Ah, apa terjadi sesuatu ?" Tanya Lefan, dia melihat ke pintu dimana Jounis dan Luxsius berdiri disana.Jounis langsung menundukkan kepalanya. Melihat reaksi Jounis, Lefan langsung memberi isyarat dengan tangannya agar dua orang ini pergi meninggalkan dia dan Airis berdua di ruangan tersebut.
.
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Bride (BL18+)
AcakDia yang sudah menyelamatkan ku tapi dia pula penyebab dari hancurnya kehidupan ku, entah apakah aku masih bisa menganggapnya sebagai cinta atau ini hanya perasaan semu ?