Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam akhirnya tiga orang pencari Wendy tiba di lokasi yang Irene beritahukan.
"Nuna, kau yakin Seung Wan ada di sini?" Tanya Seulgi sambil terus melongo karena takjub melihat desain bangunan di depannya."
"Kita akan pastikan bersama, ayo masuk dan berpencar."
"Baiklah. Nuna, sepertinya kau bersama Soo Young saja. Hari sudah semakin gelap, aku khawatir Seung Wan tidak di sini dan ruangan di dalam pasti akan gelap jika tak ada orang."
"Aku setuju unnie, aku takut gelap."
"Baiklah, kau bersamaku."
Akhirnya mereka pun berpencar. Joy dan Irene sepakat untuk mencari Wendy di bagian indoor, sedangkan Seulgi memulai pencariannya di bagian outdoor. Meski Irene sudah tak terlalu asing dengan ruangan di dalam bangunan itu, namun saat dirinya mengunjungi villa pribadi Wendy ini, masih banyak ruangan yang belum sempapt ia lihat.
Pertama kali ia langsung menuju kamar di mana mereka tinggal beberapa waktu lalu. Namun sayang ia harus kecewa karena tidak ada keberadaan Wendy di sana. Bahkan bedcovernya masih tertata rapi. Dirinya semakin diselimuti rasa khawatir. Ia pun langsung melanjutkan pencariannya di ruang-ruang selanjutnya.
"Unnie, sebenarnya ada berapa ruangan di bangunan ini? Dan kenapa kau bisa mengaksesnya? Villa ini milikmu?"
"Bukan. Villa ini milik Seung Wan. Aku dan dirinya sudah pernah ke sini beberapa waktu lalu. Tapi memang aku belum sempat melihat ruangan lain selain kamar yang kami tempati, dapur, dan ruang tengah." Jawab Irene sambil terengah karena berjalan begitu cepat untuk mengecek setiap ruangan yang tersisa.
"Woaaah, besar sekali villa oppa. Desainnya juga keren."
"Soo Young, fokuslah."
"Ah, maafkan aku."
Langit semakin meredup, matahari pun nampak semakin tenggelam di balik pegunungan. Seulgi yang sedari tadi mencari Wendy di bagian luar villa hingga ke jalanan sekitar villa, masih saja belum menemukan Wendy.
"Haaah, astaga Seung Wan. Lihat saja nanti begitu kau ketemu, akan ku jambak rambutmu. Kau membuatku sangat berkeringat hari ini."
Di tengah terengahnya nafas Seulgi, tiba-tiba ia teringat bahwa dirinya belum mengecek bagian luar villa yang ada di bagian belakang. Kini ia melangkah dengan sedikit terburu-buru untuk mengeceknya. Ia berharap ini adalah lokasi terakhir yang perlu ia cek.
Seulgi bernafas lega. Ia merasa begitu puas karena bisa memakai instingnya dengan benar. Ia melihat punggung sahabatnya itu dengan lekat sambil memperhatikan sekitar.
Sebuah meja taman yang dilengkapi dengan bangku terbuat dari kayu nampak sedikit berantakan karena bunga-bunga taman yang berserakan di atasnya. Di tengahnya terdapat karangan bunga yang begitu rapi dan apik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road Sequel: Marriage v.s. Business Life
FanfictionPernikahan Joo Hyun dan Seung Wan menjadi sebuah langkah baru bagi keduanya. Berbagai tantangan telah mereka lalui sebelum perjalanan pernikahan ini dimulai. Layaknya rumah tangga pada umumnya, Seung Wan dan Joo Hyun pun tak jarang berbeda pendapat...