Chapter 3 - Clingy

142 15 6
                                    

Tok..tok..tok

"Yes, babe? Just come in." Terdengar suara Wendy dari balik pintu ruang kerjanya.

Irene saat ini membawakan makan siang milik suaminya yang sedang mendapatkan pekerjaan dadakan dari Sejeong. Momen lanjutan cuddling di pagi hari yang sempat menegang, terpaksa berakhir oleh telepon dari Sejeong karena ada urusan penting terkait perusahaan.

"Padahal belum ada sehari kamu ninggalin perusahaan loh, sayang. Udah dapet panggilan dadakan aja." Gerutu Irene sambil menata makan siang dan sepaket obat-vitamin milik Wendy.

Mendengar keluhan dari istrinya itu, Wendy hanya bisa tersenyum. Dimatikannya kamera laptop yang saat ini sedang ia gunakan untuk rapat internal bersama Sejeong dan Seulgi melalui video call. Tangannya kini meraih pinggang istrinya. Wendy menarik perlahan tubuh istrinya itu hingga kini Irene terduduk di pangkuan Wendy.

"Ada yang cemburu sama Sejeong dan Seulgi nih? Atau cemburu sama pekerjaanku?"

Irene yang wajahnya memerah karena tiba-tiba harus duduk di paha suaminya dan tertangkap basah  sedang cemburu, langsung memutar bola matanya, menghindari tatapan dari Wendy.

"Ya abisnya baru pagi tadi kita berantem soal waktu berduaan kita yang dikit banget, sekarang kamu malah kerja." Irene melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Hahaha. Kamu nih, gemesin banget. Terus maunya Joo Hyunku apa nih sekarang? Aku leave aja ya dari meeting roomnya?"

"Emang bisa?"

"Tergantung. Kalo kamu pengen banget aku leave, ya aku turutin. Tapi kalo kamu masih bisa toleransi ya aku berterima kasih."

Irene diam seribu bahasa. Dirinya bingung, antara harus egois atau sedikit memberikan waktu bagi Wendy untuk meeting bersama Seulgi dan Sejeong. Sebetulnya dirinya sedikit menguping pembicaraan mereka bertiga. Ada masalah di kantor cabang yang sedang bekerja sama dengan SOHO Group.

"Baiklah. 30 menit. Kau harus sudah mengakhiri meetingmu, makan siangmu, dan jangan lupa minum obatmu."

Wendy tersenyum lega. Istrinya ini ternyata masih bisa diajak kompromi.

"Makasih sayang, nanti habis ini selesai, aku susul kamu deh. Kamu mau nunggu aku di mana? Di ruang tengah atau kamar?"

"Hm? Siapa bilang aku mau pergi? Aku bakal nungguin kamu di sini lah, Seung Wan."

"Tapi sayang, aku kan harus on cam. Kamu gapapa nanti diliatin Sejeong sama Seulgi lagi di pangkuanku begini?" Bujuk Wendy berharap agar istrinya itu bisa beranjak sejenak dan menunggunya di luar ruangan.

Bukannya pergi, Irene justru nekat menyalakan kamera laptop Wendy. Awalnya Wendy tidak menyadari gerak gerik Irene yang sempat memutar tubuhnya mengarah ke laptop miliknya. Baik Sejeong maupun Seulgi juga tidak langsung menyadari bahwa kamera Wendy sudah menyala dan menampilkan Wendy yang sedang memangku Irene.

 Baik Sejeong maupun Seulgi juga tidak langsung menyadari bahwa kamera Wendy sudah menyala dan menampilkan Wendy yang sedang memangku Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Road Sequel: Marriage v.s. Business LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang