"Tuan Shon, ini sebuah tindak kriminal yang cukup besar. Bagaimana kau akan menangani ini?" Satu per satu para pemegang saham mulai mengungkapkan kekhawatirannya di dalam RUPST.
"Berkali-kali kami ingatkan untuk membangun kompetisi usaha yang sehat, bahkan kami bersedia menaruh investasi besar-besaran karena kami mengenalmu, Tuan Shon."
"Aku setuju dengan Pak Kim, kau terkenal sangat jujur dan berintegritas. Aku rasa kau perlu mengecek tim internal perusahaanmu. Jangan sampai direktur yang lama pensiun, dan pengawasan internalmu justru memburuk. Apa iya kita perlu mengevaluasi pengganti Direktur Pengendalian Internal yang baru?"
Wendy langsung mengarahkan pandangannya ke arah Seulgi. Dirinya menyadari ada tatapan rendah diri di mata sahabatnya itu.
"Tidak. Aku bisa pastikan pengendalian internal perusahaanku masih dipegang oleh orang yang tepat. Aku tidak sembarangan menunjuk orang, dan aku bisa menjamin kalian tidak perlu mengkhawatirkan kompetensi yang dimiliki pengganti Pak Choi."
Wendy menjeda sejenak penjelasannya. Bagaimana pun ia tidak terima jika sahabatnya direndahkan di depan BoC dan BoD, tak terkecuali para pemegang saham.
"Masalah ini telah kami identifikasi. Banyak kejanggalan yang kami temui di sini, namun saya tidak bisa membuka evidencenya satu per satu. Ini adalah bahan kami untuk mempertahankan posisi. Saya akan menjaga kerahasiaan ini sampai rapat dengan pihak audit eksternal dilaksanakan. Semua personil saya, orang-orang saya, tidak pernah mengecewakan saya. Jika suatu hari saya temukan ada informan pihak eksternal yang bersembunyi di balik jabatan yang saya berikan, saya tidak akan segan menuntut anda."
Mata Wendy menyoroti semua pandangan yang kini sedang menatapnya. Beberapa mata terlihat tak tenang.
"Baiklah, kami akan tunggu progressnya. Laporkan secara berkala hasilnya. Kami rasa pertemuan dengan pihak audit eksternal tidak bisa ditunda terlalu lama. Tenggat penyampaian laporan tahunan perusahaan juga semakin dekat. Saya harap tim anda bisa bergerak cepat, Tuan Shon." Ujar komisaris utama.
"Baik. Saya akan camkan itu. Jika tidak ada lagi pembahasan lebih lanjut, saya rasa rapat bisa kita akhiri."
RUPST pun berakhir. Dengan tegasnya Wendy di dalam ruangan, telah berhasil membuat para peserta rapat kembali menaruh percayaan kepadanya.
"Seul, ikut aku ke ruangan sebentar." Ujar Wendy begitu ia hendak meninggalkan ruang rapat.
"Baiklah."
Dengan langkah yang nampak sedikit lesu, Seulgi memasuki ruang kerja Wendy.
"Hey, apa-apaan sorot mata dan gesturmu tadi? Kau ingin orang-orang merendahkanmu?"
"Bukan begitu, aku hanya.." Seulgi menjeda kalimatnya.
"Ada apa? Kau punya masalah?"
Seulgi menganggukkan kepalanya.
"Soo Young akhirnya tau kalau kita sedang berhadapan dengan Doo Shik. Kemarin dia melihat Doo Shik mengirimiku pesan. Nama kontaknya memang sudah ku ganti, tapi preview pesannya terlanjur dibaca oleh Soo Young."
"Hah?! Kenapa bisa Soo Young sampai memegang handphonemu?"
"Dia bosan dan ingin bermain game di handphoneku, lalu pesan itu muncul. Pesan dari si keparat kepala ikan manyung."
"Itu nama kontaknya?"
"Iya."
"Astagaaa. Apa isi pesannya?"
"Kau lihat saja sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road Sequel: Marriage v.s. Business Life
Fiksi PenggemarPernikahan Joo Hyun dan Seung Wan menjadi sebuah langkah baru bagi keduanya. Berbagai tantangan telah mereka lalui sebelum perjalanan pernikahan ini dimulai. Layaknya rumah tangga pada umumnya, Seung Wan dan Joo Hyun pun tak jarang berbeda pendapat...