Chapter 9 - Bertambah Usia

96 10 8
                                    

Sebuah notifikasi terpampang di layar ponsel Wendy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah notifikasi terpampang di layar ponsel Wendy. Sang pemilik pun sontak membalik ponselnya untuk menutupi notifikasi itu. Dirinya saat ini tengah menyantap sarapan bersama istrinya. Rupanya gerak gerik yang tiba-tiba itu mengundang tanya dari Irene.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau membalikkan handphone mu?"

"Ah, engga. Ada telepon masuk. Aku gamau ganggu momen sarapan kita aja."

"Oh. Maaf ya aku harus bikin kamu sarapan sepagi ini. Meetingku terjadwal jam 8, dan aku pengen sarapan sama kamu, selagi bisa."

"Gapapa kok, Hyun. Aku juga kalo tiap ada kesempatan, pengen makan semeja sama kamu terus."

Percakapan mereka terhenti begitu saja. Irene tengah memandang ke arah Wendy, menunggu sesuatu terucap dari bibir suaminya itu.

Seung Wan beneran lupa ini? Padahal aku sengaja ajak sarapan bareng supaya dia ngucapin. Tapi kok kayanya ga ada gerak-gerik apapun?

"Hyun?" Panggilan Wendy kini memecah lamunan Irene.

"Hm?"

"Kok ga dilanjut makannya?"

"Ah iya, ini mau aku makan lagi."

Wendy menyadari situasi yang canggung ini. Dirinya lantas mengukir senyum dan melanjutkan sarapannya.

"Oh iya, Hyun. Aku pikir Aeri bisa jadi sekretarismu mulai hari ini. Kemarin aku sudah membicarakan dengannya, dan ia dengan senang hati menerima tugasku itu."

"Aeri? Seung Wan, aku kan sudah ada unnie manager. Kasihan Aeri kalau harus diam mengikuti kemana aku pergi."

"Joo Hyun, kau ini Nyonya Shon sekarang, istri seorang CEO. Dia ga aku tugasin sebagai bodyguard kok. Nanti dia akan dampingin kamu, cuma sebatas kegiatan kantor dan di luar rumah aja. Kamu juga bebas kalo misal ada hari yang kamu pengen Aeri ga ikut kegiatanmu. Jangan ditolak, ya? I beg you."

Irene pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia menuruti apa kata Wendy, karena bagaimanapun suaminya pasti berusaha memberikan hal terbaik baginya.

Setelah selesai menyantap hidangan pagi ini, Wendy dan Irene pun bersiap berangkat ke kantor. Karena waktu masih menunjukkan pukul 07.00, akhirnya Wendy mengantar Irene ke kantornya terlebih dahulu.

Di sepanjang perjalanan, suasana mobil begitu hening. Irene yang masih saja berharap mendapat ucapan dan doa, terus menautkan kedua ibu jarinya. Ia sesekali memandang ke arah suaminya yang memilih untuk membaca bahan briefing pagi ini.

"Nyonya, tuan, kita sudah sampai di kantor nyonya."

Lamunan Irene terhenti seketika. Ia tidak menyadari bahwa mobil sudah terparkir di depan lobi kantornya sedari tadi.

"Ah, maaf Pak Lee. Seung Wan, aku turun dulu ya."

"Have a nice day ya, Hyun." Ucap Wendy diikuti dengan senyuman manisnya.

The Road Sequel: Marriage v.s. Business LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang