[Perhatian! Sebagian pembaca mungkin tidak nyaman dengan adegan di chapter ini. Chapter ini mengandung kata dan kalimat yang vulgar. Mohon bijak dalam memilih bacaan. Bagi yang belum cukup umur sangat tidak dianjurkan membaca chapter ini.]
"Unnie..kalau minggu depan oppa udah sehat belum ya?" Tanya Joy yang kini tengah bercakap dengan Irene melalui telepon.
"Mudah-mudahan ya, Soo Young. Besok pagi juga Seung Wan udah mau ke kantor kok. Ada pengukuhan jabatan Seulgi sama Sejeong."
"Ah iya. Tapi keadaan oppa udah lebih baik kan?"
"Udah kok, untung aku bisa cuti jadi bisa kontrol dia terus. Minggu depan aku juga masih minta off, sekalian buat dateng ke acara tunangan kamu. Hari Sabtu kan?"
"Iya unnie. Yerim juga katanya balik ke Korea hari Jumat."
"Maaf ya Soo Young, kami belum bisa bantu persiapan kalian."
"Hey, it's ok. Aku juga kan pake EO, unnie. Siapa yang tau juga oppa dapet peristiwa kaya gini. Yerim juga tiba-tiba kan dapet project perpanjangan di Mesir."
"Iya. Yaudah, aku mau siapin setelan kantor Seung Wan dulu ya. Kamu jaga kesehatan, Soo Young."
"You too unnie. Saranghaeee"
"Hmmm.."
Irene menghela nafasnya. Akhirnya satu hal di hidupnya selesai. Mendengar kabar bahwa Joy bisa berbaikan dengan Seulgi dan bahkan melangsungkan pertunangan dalam waktu dekat setidaknya memberi rasa bahagia di tengah kesedihannya.
"Hyun? Habis telepon siapa?" Tanya Wendy yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.
"Tadi si Soo Young, mastiin kita bakal dateng ke acara tunangan dia atau engga."
"Kita dateng kan, Hyun?"
"Iya dateng, tapi ada syaratnya ya."
"Apa tuh? Luka aku? Kan udah jauh membaik ini Hyun"
"Sayang, dengerin dulu ya, jangan dipotong. Besok pagi kamu ke kantor aku anter. Seminggu ke depan pokoknya full ya aku dampingin kamu, sambil Sejeong alih tugas ke Aeri. Terus kamu ga usah ya cari pengganti Aeri buat aku, karena sekretarismu itu berkurang 1 orang, justru kamu harus cari sekretaris baru buat bantu Aeri sama Min Jeong. Lanjut, besok Senin cuma dateng acara pengukuhan jabatan ya, kerjaan jangan dipegang dulu. Kita lihat hasil kontrol besok sore. Kalo dokter bilang luka kamu bagus, kondisi tubuh kamu bagus, baru hari-hari berikutnya boleh kerja as usual. Ga pake lembur dan tetep harus aku dampingi. Nah, kalo kamu bisa stabil sampai Jumat, kita dateng ke acara lamaran Seulgi dan Soo Young."
"Iya iyaaa mamaaa."
"Dih kok manggilnya gitu?"
"Kamu udah kaya mama tau ga kalo bawel. Mirip banget."
"Eh by the way soal mama, mereka belum pulang juga ya dari Capetown?"
"Belum nih, betah banget di sana. Ntar tiba-tiba aja Seung Wan punya adek."
"Hahaha, emang kamu mau punya adek lagi?"
"Lagi? Emang aku punya adek sekarang?"
"Ya itu, WanD, Soo Young, Yerim. Bukan adek-adek kamu itu?"
"Oooh. Si adek-adekan. Eh WanD apa kabar ya? Udah sibuk lagi dia setauku. Kayanya mau luncurin album baru deh."
"Hm, iya nih. Udah lama ga dikontak pacar aku."
"Hyun?"
"Eh astaga! Aku lupa ngelurusin ke Aeri dong! Aduh itu bocah masih mikir aneh-aneh ga ya?"
"Hyun? Apa sih kok sampe Aeri? Kamu juga ya, pede banget sebut-sebut pacar di hadapan suami kamu. Kamu punya pacar? Yang barusan keceplosan atau sengaja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road Sequel: Marriage v.s. Business Life
FanfictionPernikahan Joo Hyun dan Seung Wan menjadi sebuah langkah baru bagi keduanya. Berbagai tantangan telah mereka lalui sebelum perjalanan pernikahan ini dimulai. Layaknya rumah tangga pada umumnya, Seung Wan dan Joo Hyun pun tak jarang berbeda pendapat...