Chapter 2 - 24/7

139 16 2
                                    

Setelah menghabiskan waktu selama seminggu di Bahama, kini Irene dan Wendy kembali disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Project internasional Irene mulai bermunculan. Wendy pun juga sering pergi business trip ke luar negeri untuk melanjutkan proses kerja samanya dengan perusahaan fashion internasional.

"Hyun, kau sudah di rumah?"

"Sebentar lagi aku sampai."

"Baiklah, jangan lupa makan malam ya, dan minum vitaminmu sayang."

"Iya Seung Wan. Kau juga ya, jangan lupa minum vitaminnya juga. Kamu besok flight ke Dubai lho. Butuh waktu berjam-jam dari Philadhelpia. Gunakan waktumu untuk tidur saat flight, jangan kerja terus."

"Iya iya, sayang. Kamu juga ya, meskipun lusa baru berangkat ke Manila, tapi jangan gunakan waktu kosongmu besok untuk melakukan hal-hal selain beristirahat."

"I know Seung Wan. Selama ini yang susah disuruh istirahat kan kamu. Inget loh ya kata Dokter Mido, dijaga pace-nya. Ga semua bisa kamu kejar dengan kondisimu sekarang."

"Hehe. Aku jadi makin kangen sama kamu Hyun kalo terus-terusan diomelin gini."

"Haish. Aku ga bercanda ya, Seung Wan. Udah, kamu lanjutin breakfastnya dulu."

"Iyaaa sayangku. See you in a week ya sayang. Aku mau peluk kamu besok pokoknya."

"Iya iya, see you too. Jaga kesehatan ya sayang."

"Oke sayang."

Wendy pun menutup telponnya dan kembali menyantap sarapannya. Ia sedang bersama Sejeong saat ini, sekretaris paling setia yang selalu menemaninya kapan pun dan dimana pun.

"Sudah berapa lama kau LDM dengan nuna, Seung Wan?" Sejeong memutus suasana hening yang sempat terjadi.

"Kau kan yang paling tau jadwalku, Sejeong. Aku bahkan lupa kapan terakhir kami bertemu."

"Hm? Kau tidak bercanda? Seingatku dalam sebulan terakhir, kau hanya ada waktu 6 hari di Korea, itu pun akumulasi dari minggu yang berbeda. Apakah di antara hari-hari itu kau tidak bertemu nuna sama sekali?"

"Kau benar. Aku sama sekali belum bertemu istriku lagi dalam satu bulan ini. Waktu itu kami sempat hampir bertemu untuk makan siang bersama, tapi gara-gara macet, rencana itu jadi gagal total. Yaa begitulah, Sejeong."

"Kalian baik-baik saja kan, tapi?"

"Hmm. Kurasa iya. Sejauh ini Joo Hyun belum pernah komplain apapun sih."

Sejeong menghentikan aktifitas makannya. Ia nampak sedang memikirkan sesuatu. Hal itu pun juga disadari oleh Wendy.

"Kau kenapa tidak melanjutkan makanmu?" Tanya Wendy setelah mendapati Sejeong terus memandangi dirinya.

"Seung Wan, kau tidak ingin menyusul nuna saja ke Filipina?"

"Tidak. Aku sudah bisa menduga jawaban Joo Hyun. Dia pasti akan menolakku untuk menyusulnya."

"Kalau gitu datang saja diam-diam."

"Hey, kau lupa peristiwa di Bangkok, 10 hari setelah kami menikah? Joo Hyun marah besar saat aku menyusulnya!"

"Ah, iya. Kau sih, jadi pria takut istri."

"No. Aku ini mengutamakan kebahagiaan Joo Hyun. Jadi aku tidak mau membuatnya marah."

"Look, Seung Wan. Aku selama sebulan ini juga terus mendampingi business tripmu, dan asal kau tau, Eunbi sudah berkali-kali melayangkan protes."

"Ah, benarkah? Kalau begitu setelah acara di Dubai, kau boleh istirahat, Sejeong. Pergilah berkencan dengan pacarmu. Aku akan minta Aeri untuk menemaniku."

The Road Sequel: Marriage v.s. Business LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang