"aku mau kau dapatkan data soal laki-laki ini Hyung"
Bangchan dengan sigap menangkap ponsel hitam milik Felix yang dengan sembarangan dilemparkan padanya. Menatap lamat pada foto yang ada di layar ponsel itu, seseorang yang sepertinya kru pada syuting kemarin.
"untuk apa?" tanya Bangchan penasaran sembari mengembalikan ponsel itu kepemiliknya setelah mengirimkan foto itu ke ponselnya sendiri
Felix hanya mengendikkan bahunya santai, "hanya sekedar tertarik saja Hyung. Kau tau kemarin akhirnya aku bisa menyelesaikan scene ranjang sialan itu karena orang itu"
"huh? jangan bilang..."
"hey!! apa yang kau pikirkan Hyung, dasar otak mesum!" Felix melempar bungkusan snack kearah Bangchan
"aku tidak mengatakan apapun, astaga Felix" balas Bangchan sembari berkacak pinggang
"ya pokoknya aku mungkin ingin menyampaikan ucapan terima kasih ke orang itu! tugasmu adalah mencarikanku sebanyak mungkin informasi"
Bangchan hanya sanggup menggelengkan kepalanya pasrah, bertambah lagi pekerjaannya.
Sementara Felix melenggang keluar ruangan meninggalkan manajernya yang tengah dibuat bingung dengan permintaan aneh-anehnya, netra Felix menangkap sesuatu yang membuatnya seperti memenangkan lotre di tengah siang hari. Secercah senyum terukir otomatis sembari langkah kaki ia lebarnya mengejar sosok yang sudah semalaman membuatnya susah tertidur.
"hyuung!" panggil Felix cukup kencang, nyatanya beberapa staf langsung menoleh kearahnya, Felix hanya mengangguk sambil tersenyum canggung, memastikan kalau bukan mereka yang ia inginkan. Sementara si target sasaran mematung beberapa meter di depannya, sekian detik kemudian lari terbirit-birit menghindari kejaran si artis.
"Hyung.. tunggu aku" Felix mencekal pergelangan tangan laki-laki itu dan memaksanya untuk berhenti. Nafas keduanya terengah-engah, luar biasa seorang Felix mengejar hingga sampai ke parkiran mobil.
"a-anda memanggil saya, Felix-ssi?"
"siapa namamu Hyung?"
"eh?"
"aku bertanya siapa namamu, dan tentu saja aku memanggilmu, memang siapa lagi yang kukejar sampai ke sini?" Felix cemberut setelah mendapatkan respon yang tidak ia harapkan.
"Minho.. Lee Minho" balas laki-laki yang masih setia Felix genggam pergelangan tangannya itu, menjawab lirih, tak berani menatap Felix
Felix berbinar, "apakah kita jodoh Hyung? Marga kita sama!"
Minho menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "ngg.. kurasa tidak demikian Felix-ssi, kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi aku akan kembali bekerja" Minho berusaha melepaskan genggaman tangan Felix yang ia rasa semakin lama semakin mengerat
"siapa bilang kita akan terus berbicara, aku ingin kita melakukan hal seperti tempo lalu, Minho Hyung" bisik Felix setelah menarik paksa Minho mendekat, membisikkan namanya lembut dan sensual tepat di telinga kanan Minho, yang langsung mencekat nafas lawannya.
"a-aku tidak bisa.. maafkan aku" Minho mendorong tubuh Felix, tidak terlalu keras namun cukup membuat jarak keduanya
Felix tak memberikan respon yang berarti, ia hanya menyunggingkan senyum miringnya melihat respon Minho yang begitu manis. Bagaimana bisa dibalik wajah tampan Minho yang Felix yakin akan laku di pasaran jika ia menjadi aktor, tersimpan sifat pemalu dan pasif yang menggemaskan.
Melihat Felix yang hanya diam mematung dengan sunggingan senyum, Minho memanfaatkannya untuk segera beranjak kabur dari tangkapan si artis.
"hey hyung!!"
Felix mendecik sebal menyaksikan Minho yang sudah mengambil seribu langkah kembali masuk ke dalam gedung syuting. Ia menghela nafas lelah, terlalu malas untuk mengejar orang itu kembali, lagipula seharian nanti pasti akan ada kesempatan bagi Felix untuk mendekati Minho lagi, pikirnya.
Berjalan gontai masuk ke dalam gedung, namun langkah kakinya terhenti saat ponselnya bergetar menampilkan pesan dari manajernya. Sebuah pesan yang langsung membuat langkah Felix serasa kembali ringan, kalau pun ia diminta untuk berlari mengejar Minho lagi, Felix siap.
"I got you Lee Minho" senandung Felix ringan, membiarkan rambut blondenya terayun-ayun diterpa angin sepoi, bagaikan gimmick tambahan untuk episode dramanya bersama Minho.
.
"hey kau baik-baik saja, Minho?"
Minho terlonjak kaget, jantungnya serasa berpindah tempat ke bawah pusarnya saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang, ternyata teman kru yang lain.
"hmm.. aku baik-baik saja, hanya sedikit lari-lari mengurus properti" jawab Minho asal, ia ingin lekas ditinggalkan sendiri.
Minho bernafas lega sesaat rekannya menutup pintu ruang istirahat kru, ia merebahkan tubuh lelahnya di sofa dan menutup kedua matanya rapat. Tangannya memegangi dadanya yang masih bergemuruh, entah karena maraton lari tadi atau karena terlalu kaget setelah pertemuan tak terduga dengan Felix. Pikirannya kembali melayang pada kejadian kemarin siang saat dirinya bertabrakan dengan Felix di salah satu lorong, properti syuting yang ia bawa berhamburan jatuh menimpa si artis, yang otomatis membuat Minho membantu untuk membereskan dan menolong si pemeran utama untuk berdiri sambil bibirnya meracaukan permintaan maaf berulang kali khawatir akan dipecat karena keteledorannya, namun tanpa disangka tangan terulurnya disambut lain oleh Felix, ditarik paksa sebadan-badannya, menimpa si yang lebih kecil tepat di bibir ranumnya,
Sedetik kemudian bibirnya dilumat sepihak oleh Felix.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven [HIATUS]
Romance"Jika kau ingin merasakan surga tanpa harus mati, datanglah pada Felix" Minho dan Hyunjin sepakat akan hal itu Warning : pendek tiap Chapternya, alur cerita lambat