CH 16

77 17 3
                                    

Setelah melalui perundingan sengit dan tawar menawar, akhirnya Minho setuju untuk bermalam di apartemen Felix. Mengingat jarak apartemen Felix dengan flat Minho cukup jauh dan kereta terakhir sudah terlewat 1 jam yang lalu, apalagi proses syuting sudah selesai. Minho sudah lepas bebas dari tugasnya. Hanya Felix yang akan harus beberapa kali untuk pergi menemui sutradara dan tim editing guna untuk melihat proses dalam penyelesaian film sebelum rilis.

Dengan memakai kaos LV milik Felix yang Minho yakini setara dengan 2 kalo gaji bulanannya, Minho duduk bersebelahan dengan Felix yang sedang sibuk dengan ponselnya, mengabaikan tayangan film berlangganan yang sungguh sangat disayangkan oleh Minho. Sudah membayar bulanan, lalu diabaikan saja filmnya. Akhirnya hanya Minho saja yang menikmatinya.

"Felix-ssi.." Minho memanggil pelan

"hmm?" gumam Felix tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponselnya.

"kau lahir di Australia ya?" tanya Minho, tak mengerti juga mengapa ia menanyakan hal remeh temeh ini, sementara informasi di internet mengenai Felix sudah banyak tersedia. Minho hanya tak ingin berada dalam suasana hening ini terlalu lama.

"benar, lalu saat remaja aku pindah ke Korea karena menerima tawaran iklan" jawab Felix masih dengan posisi yang sama.

Minho mengangguk, "lalu apakah kau punya nama Korea? Orang tuamu dari Korea kan?"

Felix akhirnya meletakkan ponselnya di nakas dekat sofa, kemudian nampak berfikir. "aku punya Hyung" 

Minho menaikkan sebelah alisnya, sebuah informasi yang baru ia ketahui sepertinya.
"Aku selalu malu kalau ditanya nama Koreaku hyung.."

"Beri tahu aku" ucap Minho cepat namun terdengar datar, Felix terkaget

"Untuk apa Hyung?"

"Cepat beri tahu aku, Felix-ssi" kedua mata Minho menatap lekat Felix seolah memberikan perintah. Felix menelan ludahnya berat, baru kali ini ia melihat sisi lain Minho

"Yongbok... Lee Yongbok.." lirih Felix masih takut membalas tatapan Minho yang tak reda juga

Mendengar jawaban Felix, mata Minho mengerjap beberapa kali, kemudian tatapan matanya melembut. Tersungging senyuman kecil, kemudian terbatuk terpaksa, Minho tak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Bo-bolehkah aku memanggilmu Yongbok? Yongbokie mungkin?" Entah keberanian dari mana, seorang Minho meminta sesuatu yang diluar akal sehatnya.

Felix terpaku sesaat, namun segera sebuah senyuman lebar menampilkan deretan gigi rapinya muncul. Dengan mantap Felix mengangguk tanda setuju, kebetulan sudah lama sekali tidak ada yang memanggil nama Koreanya selain keluargnya, tentu saja karena selama ini Felix merahasiakannya. Namun entah mengapa, saat Minho yang bertanya, tak ada keraguan dalam diri Felix untuk menjawab.

"Yongbokie..." ulang Minho pelan, dengan wajah semakin memerah. "Ahh.. maafkan aku, aku tidak akan memanggilmu dengan nama ini jika kau keberatan" Minho memalingkan wajahnya, tak ingin terus-terusan ditatap Felix

"Aku suka Hyung" jawab Felix tanpa memudarkan senyuman lebarnya. "Tapi kenapa kau ingin memanggilku dengan nama itu?"

Minho tampak ragu untuk menjawab, membenarkan posisi duduknya kembali menatap lurus TV di depan mereka, Minho menjawab dengan suara yang kelewat lirih namun dapat Felix tangkap sepenuhnya.

"Aku tak ingin hanya Hyunjin yang bisa memanggilmu dengan nama khusus"

Felix terdiam, memproses setiap kata yang terlontar dari Minho. Sedetik kemudian tawanya meledak memenuhi ruang tengah apartemennya. Semakin menambah merah wajah Minho yang belum mereda sedari tadi.

Felix mengusap lelehan air mata yang menggenang di ujung kedua matanya, tak mendapatkan respon apapun dari Minho. Felix berusaha mengatur nafasnya yang serasa memendek karena tertawa terlalu dalam.

"Kau begitu manis saat cemburu Hyung, apakah kau mulai jatuh cinta padaku?" Goda Felix merangkulkan kedua tangannya pada leher Minho, bergelayut manja mendekatkan wajahnya di pipi kanan Minho yang tak juga mengalihkan padangannya dari TV.

"Hmm? Apakah Minho Hyung mulai suka pada Lee Felix Yongbok ini?" Masih tak berhenti menggoda, Felix semakin memprovokasi Minho, dan berhasil. Senyuman Felix seketika luntur saat dengan cepat Minho menarik tengkuk leher Felix dan mencium bibir berisik miliknya.

TBC

Heaven [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang