CH 15

85 15 0
                                    

Felix baru saja selesai mengeringkan rambut basahnya dengan handuk yang masih menggantung di lehernya. Hendak mengambil sekaleng soda sebelum bel pintu apartemennya berbunyi dengan tak sabaran.

"siapa yang datang malam-malam begini?" gerutu Felix, rencana istirahatnya menjadi terganggu, pikirnya.

Dengan malas Felix melangkahkan kakinya menuju pintu depan, menekan tombol interkom sebelum membukakan pintu.

"Felix-ssi, ini aku Minho"

Felix terkejut, tak menyangka tamu malamnya adalah Minho, laki-laki yang seharian ini menjadi bahan pikirannya. Dengan segera Felix membukakan pintu.

"Hyung? ada apa?" 

"ng.. bolehkah aku masuk?" tanya Minho ragu, menggaruk tengkuknya yang tak gatal

Felix tersenyum kecil, menggeser tubuhnya, memberikan jalan pada Minho untuk masuk. Felix mengekor Minho yang sudah berdiri di ruang tengahnya.

"duduklah Hyung, aku ambilkan minum, ah tenanglah aku tidak akan memberikan obat-obatan lagi, aku sudah berjanji kan" 

Minho hanya tersenyum memandangi Felix yang berjalan ke arah dapur, mengamati apapun yang laki-laki itu lakukan. Menggeser duduknya agar Felix mendapatkan tempat duduk yang lebih luas, Minho menerima soda yang belum terbuka. Minho tersenyum kembali mengingat insiden soda kemarin.

"kenapa Hyung senyum-senyum sendiri? apakah ada yang lucu?" Felix akhirnya bertanya, sedari tadi dirinya begitu penasaran dengan perubahan sikap Minho yang berbeda.

"aku ingin bertanya padamu Felix-ssi" Minho menegakkan tubuhnya tegap, menghadap Felix yang duduk di sampingnya, membuat Felix menjadi sedikit kikuk.

"y-ya apa yang ingin Hyung tanyakan?"

"kenapa kau membayar semua biaya pengobatan nenekku?" tanya Minho lurus dengan satu tarikan nafas pasti. Dirinya sudah berlatih selama di perjalanan menuju apartemen Felix. Minho tak ingin menyinggung atau menyakiti hati Felix, apalagi Felix sudah berbaik hati padanya.

Felix menghela nafas dengan lega. Ia sudah berfikir yang macam-macam tadi. Felix fikir Minho akan bertanya mengenai Hyunjin.

"maafkan aku Hyung, aku tidak meminta izin darimu sebelumnya. Aku sangat bahagia saat bertemu nenek waktu itu, bagaimana ia begitu memperhatikanku dan begitu menyayangiku. Aku jadi teringat dengan mendiang nenekku yang sudah meninggal saat aku mulai merintis karir. Karena itulah, aku ingin membantu" jawab Felix tanpa keraguan

"kau tahu Felix-ssi, akan butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk melunasi semua pinjaman darimu--"

"tidak Hyung, aku tidak menganggap itu hutang. aku sungguh-sungguh ingin membantu. Jangan jadikan ini sebuah beban" Felix segera memotong kalimat Minho, ia tak ingin Minho salah paham.

Mendengar hal itu, tubuh Minho melemas, menyandarkan badannya pada sandaran sofa, Minho memejamkan kedua matanya sesaat, sementara Felix hanya diam menunggu.

"sebenarnya aku adalah orang yang sangat benci diberikan pertolongan.." Minho menggumam asal. "tapi apapun akan aku lakukan untuk kesembuhan nenek.." lanjutnya.

"Felix-ssi, aku mengucapkan banyak terima kasih untukmu karena sudah menyelamatkan nenek" Minho kembali menegakkan tubuhnya formal seperti di awal, kemudian meraih kedua tangan mungil Felix. Felix mengangguk pelan, memandangi tangannya yang tergenggam erat.

"apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?" tanya Minho

Felix mengerjap bingung, "apa maksudmu Hyung? sudah kukatan di awal aku tidak menganggap ini sebuah--" 

Felix tercekat saat tiba-tiba dirinya ditarik maju oleh Minho. Tengkuk lehernya ditekan dan bibirnya dicium dalam oleh Minho. Tak berlangsung lama, Minho melepaskan ciuman sepihak itu dengan wajah tersipu menahan malu. Sementara Felix mematung.

"aku tahu kau ingin menciumku dari awal, ta-tapi bukan berarti kau bisa berlaku sesukamu Felix-ssi! Ciuman tadi hanya untuk pertemanan kita" Minho segera menjelaskan. Ia tak mau Felix salah sangka. Minho benar-benar tersentuh dengan kebaikan Felix, bukan hanya karena soal neneknya, Minho sebenarnya sadar Felix adalah orang yang baik, seperti malaikat bahkan. Perlakuan lembut dan manisnya selalu Felix lakukan pada siapa saja, Minho yang mengamati selama syuting benar-benar merasa heran bagaimana bisa ada manusia sebaik Felix, walaupun kejadian obat dalam soda kemarin sempat membuat Minho marah pada Felix. Namun akhirnya ada saja yang membuat amarahnya mereda, bahkan hilang tak bersisa. 

Felix terkikik geli melihat Minho yang salah tingkah menjelaskan, segera ia majukan kembali tubuhnya. Tangan kanannya meraih kerah mantel Minho dan menarik laki-laki yang lebih tua itu kedalam ciuman untuk ketiga kalinya. Ciuman yang lembut namun hangat. 

"kedepan aku akan mengajarimu cara berciuman yang baik dan benar Hyung, tapi untuk pemula aku menyukai gayamu" Felix mengerlingkan sebelah matanya, semakin membuat memerah wajah Minho.


TBC

Heaven [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang