CH 21

71 13 0
                                    

Sinar mentari pagi menyelinap dari tirai putih yang tak tertutup rapat itu, membangunkan Minho dari tidur pulasnya. Paparan hangat dan sedikit silau, membuat Minho membuka kedua matanya perlahan. Pandangannya mengarah pada langit-langit kamar yang ia yakini bukan miliknya. 'ah apartemen Yongbok' pikirnya.

Tangan kanannya meraba kosong ranjang, terasa dingin. Menoleh, tak ada siapapun di sana. Dengan malas ia bangun dan menyamankan diri di sandaran ranjang, meraih ponselnya di atas nakas.

"Hyung.. saat kau bangun, aku pasti sudah berangkat. Ponsel aku nonaktifkan ya. Maaf aku tak tega membangunkanmu, aku titip apartemenku ya, jangan sungkan untuk memakai apapun yang ada di sana. Sampai ketemu minggu depan, Minho Hyung <3"

Minho tersenyum kecil membaca pesan dari Felix, 2 jam yang lalu. Sekarang baru jam 8 pagi, apakah anak itu tidur dengan benar, pikirnya. Mengingat semalam setelah sex, mereka sempat pillow talk untuk beberapa saat sampai akhirnya Minho tertidur lebih dulu. Semoga Felix bisa beristirahat di pesawat, pikirnya.

Minho masih terlalu malas bahkan hanya untuk berpakaian, masih dengan ponsel di tangannya, Minho berselancar di dunia maya, mendapati trending dari berita selebriti.

"Airport Report ; Lee Felix perjalanan ke luar kota dengan Hwang Hyunjin : Kissmark di leher Felix, apakah mereka menghabiskan waktu berdua semalam?"

Minho tanpa sadar meremat erat ponselnya setelah mengamati foto yang terlampir, Felix sampai di bandara dengan Hyunjin, mengenakan sweat shirt putih berleher rendah, jelas menampilkan 3 tanda kissmark yang Minho buat di leher putih si yang lebih muda. Namun yang membuat geram Minho, ada sosok Hyunjin yang menempel di belakang Felix di foto itu, dengan sengaja.

Bolehkah ia cemburu?

.

.

.

Felix terbelalak kaget saat membuka pintu mobilnya. Di bangku belakang sudah terduduk Hyunjin yang tersenyum padanya.

"Morning Lixie, semoga kau tak keberatan untuk aku tumpangi..." sapanya

Felix melirik Bangchan yang duduk di kursi kemudi. Si manajer hanya mampu mengangguk pelan, menunjukkan ekspresi bersalah dan memohon maaf.

Felix menghela nafas berat, "di mana mobilmu?" Tanya Felix akhirnya masuk ke dalam mobil, duduk bersebelahan dengan Hyunjin.

"Ada, di rumah. Ku pikir akan lebih nyaman jika berangkat bersama, bahkan kursi pesawat kita bersebelahan, Lixie"

Felix tak menjawab. Ia hanya diam memandangi sepinya jalanan di awal pagi. Memutuskan untuk mengirimkan pesan text kepada Minho meskipun ia tahu tidak akan dibalas segera. Paling tidak ia sudah berpamitan.

Hyunjin melirik Felix yang sedang menunduk sibuk dengan ponselnya, tersenyum sekilas melihat tanda keunguan di leher si manis. Dari siapa Felix mendapatkan tanda itu? Apakah dari laki-laki yang berada di apartemen Felix tempo hari? Hyunjin menerka-nerka. Ia jadi punya rencana apik setelah ini. Merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku di kursi penumpang, membuat Felix meliriknya sekilas.

"Lixie.. mohon kerjasamanya selama road show ya..."

.
.
.

Mereka sampai di bandara setelah 40 menit perjalanan. Disambut sekelompok wartawan yang sudah menunggu di pintu masuk keberangkatan, Felix menghela nafas berat melihat cukup banyaknya wartawan menunggu. Felix terhenyak saat merasakan hangat tangannya digenggam. Hyunjin tersenyum hangat di sebelahnya, menarik tangannya untuk turun dari mobil. Segera para wartawan mendekat dengan kamera yang sudah siap untuk merekam dan memotret. Beberapa di antaranya berbisik satu sama lain hendak menanyakan sesuatu yang membuat mereka penasaran, namun Hyunjin memberikan isyarat dengan telunjuk di depan bibirnya. Para wartawan tersenyum, akhirnya mengurungkan pertanyaan mereka. Toh sudah dikonfirmasi oleh Hyunjin sendiri.

TBC

Heaven [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang