"hey, are you okey?" Felix tersentak dari lamunannya saat suara Bangchan yang tiba-tiba menyapa. Sejak kapan manajernya sudah duduk di sebelahnya dengan tatapan yang menyelidik?
"apa kau beristirahat dengan baik, Felix?"
Felix mengangguk, "aku tidur Hyung"
Felix tak sepenuhnya berbohong. Sedikit memori yang ia ingat saat alarm paginya membangunkan paksa setelah bunyi yang ke sepuluh. Mendapati dirinya sudah berganti pakaian piyama dan terselimuti selimut dengan hangat. Berapa lama ia tertidur? Mungkin 4 jam?
Felix mendudukkan dirinya untuk bersandar
"aah shit!" erang Felix merasakan sakit dan panas di pantatnya. Dengan susah payah ia meraih ponselnya yang sudah berada di nakas sebelah ranjangnya. Membuka kode sandi dan menemukan sebuah pesan dari Hyunjin yang meminta maaf meninggalkan dirinya karena harus pulang dan mengatakan jika ia sudah menyiapkan sarapan sandwich di meja makan.
Pikiran Felix mengelana, sedetik kemudian ia bernafas dengan berat. Berharap kejadian semalam hanyalah mimpi saat tiba-tiba wajah Minho terlintas. Felix kau sungguh bodoh, runtuknya sendiri.
"hey"
Lagi-lagi suara Bangchan menarik Felix dari lamunan akan kejadian tadi pagi.
"kau sudah membaca ulang script mu kan?" tanya Bangchan
Felix mengangguk kecil, kemudian menyandarkan tubuhnya malas di sofa ruang tunggu pemain. "hanya kiss scene bukan?"
"yaa.. kau sudah bertemu Hyunjin hari ini?"
Felix kali ini menggeleng
"Sebaiknya kau temui dia, dia ada di ruang sebelah, setidaknya kalian harus mengobrol dulu" saran Bangchan sambil menyerahkan buku naskah kepada Felix.
"untuk apa Hyunjin ada di sini?" Felix benar-benar kebingungan
"tentu saja untuk mengobrolkan scene mu selanjutnya, lawan mainmu adalah Hyunjin, bodoh" Bangchan gemas sendiri, memukulkan buku naskah itu ke kepala Felix main-main.
"apa????" Felix tak bisa menutupi keterkejutannya. Bagaiamana ia bisa tidak tahu? ah bukan bagaimana bisa ia lupa kalau Hyunjin juga terlibat dalam film ini? Felix tak terlalu memberikan perhatian pada para cast, salahnya sendiri. Pantas ia bisa memiliki janji dengan Hyunjin, mungkin untuk membicarakan scene mereka hari ini, walau nyatanya Felix lupa. Mengurut keningnya yang tiba-tiba terasa nyeri, Felix memilih untuk mengistirahatkan kepalanya di sandaran sofa.
"kau benar-benar tak ingin mendatangi Hyunjin?" tanya Bangchan sekali lagi
"tak perlu Hyung" jawab Felix malas. Hanya untuk kissing scene bukanlah hal yang sulit. Toh Felix dan Hyunjin sudah melakukan hal yang lebih semalam. Anggap itu adalah bagian dari latihan bersama.
.
.
Felix menatap Hyunjin lamat tepat pada kedua netra segelap malam itu. Dengan sedikit berjinjit, kedua tangan Felix meraih bahu lebar Hyunjin untuk menjadikan pegangan. Tanpa ragu sedikitpun, Felix menempelkan bibirnya pada milik Hyunjin. Sebuah ciuman yang lembut namun semakin lama semakin ganas seiring kedua tangan besar Hyunjin memeluk pinggang ramping Felix dan mulai meremasnya.
Felix memiringkan kepalanya sedikit, memberikan akses pada laki-laki tinggi itu untuk menjelajahi lorong mulutnya, lidah hangat dan tebal Hyunjin menerobos masuk tanpa ampun, seakan menyesap nyawa Felix kedalam gairah yang sudah lama Felix tak rasakan. Felix menyukainya. Ia akui Hyunjin memang mahir. Dari sekian banyak laki-laki yang ia kencani, Hyunjin masih menjadi yang pertama jika Felix membuat ranking tentang siapa yang menjadi good kisser.
Berkelana dengan memori masa lalu, membuat Felix kehilangan sedetik kesadarannya sampai Hyunjin melepaskan pangutan pada bibir mereka. Keduanya terengah, saling bertatapan dalam waktu yang cukup lama. Hyunjin tersenyum kecil, mengusap bibir kemerahan Felix dengan ibu jarinya sambil menggumamkan maaf yang hanya dapat Felix dengar.
"CUTTTT!!!"
Felix dan Hyunjin menoleh bersamaan ke arah sutradara yang nampak puas dengan hasil take mereka. Felix lega ia dapat menyelesaikan syuting hari ini dengan mudah.
"kau terlihat sangat menikmatinya, Lixie" Hyunjin mencuri sebuah kecupan pada pipi Felix, membuat si empunya pipi merengut kesal.
"kau masih berhutang cerita padaku tentang bagaimana sampai kau bisa meminum obat perangsang. Aku menunggu" ucap Hyunjin mengelus pelan rambut blonde Felix yang terikat setengah kemudian beranjak pergi meninggalkan Felix dari set syuting.
Felix mendengus kesal, merapikan helaian rambutnya yang berantakan akibat ulah iseng Hyunjin sambil kedua matanya bergerak acak mencari keberadaan seseorang yang sedari pagi absen keberadaannya.
.
Berjalan pelan hendak menuju mobil yang terparkir, Felix akhirnya menemukan sosok yang seharian ini membuatnya kehilangan akal sehat. Dengan sembarang Felix melemparkan tas jinjingnya, tak perduli itu merk LV, dan tak memperdulikan teriakan Bangchan dari dalam mobil. Felix sudah tuli. Ia hanya ingin berlari sekencang mungkin sebelum kembali kehilangan sosok itu lagi.
"hyung!! Minho Hyung!!!" Felix berteriak kencang dan dengan satu cekalan erat dari tangannya menahan Minho yang semakin mempercepat langkahnya.
"hyung!! aku ingin bicara" Felix meremas pergelangan tangan Minho tanpa sadar. Minho hanya meringis kecil, merasakan nyeri pada pergelangan tangannya. Enggan menatap Felix, namun tak juga berusaha untuk beranjak.
"Hyung, aku minta maaf" Felix bersuara ditengah nafasnya yang terengah
"untuk?" tanya Minho malas
"untuk kejadian semalam"
"aku tak perduli"
Felix merengut, ia tak suka Minho yang seperti ini.
Minho melirik Felix yang cemberut.
"aku ingin menjenguk nenek" Felix tiba-tiba mengalihkan topik
"tidak boleh"
"hee? kenapa?" Felix menggoyang-goyangkan tangan Minho yang masih ia genggam
"hyung, jangan marah padaku"
Minho membuang wajahnya sebal, sesekali masih melirik Felix yang masih saja menatapnya dengan tatapan memelas.
"aku akan jelaskan tentang Hyunjin. Kami hanya--"
"hanya mantan kekasih yang sudah lama menjalin hubungan" potong Minho cepat
Felix terperangah, "da-dari mana Hyung tahu?"
"salahkan internet yang begitu banyak memuat berita tentang cerita romansamu Felix-ssi! Dan aku ingatkan kembali, kita tidak punya hubungan apapun, jadi aku tidak perduli dengan siapa kau berhubungan, itu tak ada kaitannya denganku!" Minho menyingkirkan tangan Felix dari tangannya. Bersiap untuk melangkahkan kaki pergi sebelum kembali berbalik.
"Dan satu lagi, jangan pernah kau coba lagi memberiku obat-obatan aneh, atau akan kulaporkan kau pada polisi!"
Felix mengangguk lemah, hendak bersuara lagi namun dahinya sudah disentil Minho yang kemudian pergi meninggalkannya di parkiran. Tak menoleh sekalipun.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven [HIATUS]
Romance"Jika kau ingin merasakan surga tanpa harus mati, datanglah pada Felix" Minho dan Hyunjin sepakat akan hal itu Warning : pendek tiap Chapternya, alur cerita lambat