CH 20

88 15 1
                                    

Felix nampak terburu-buru memasukkan sandi pada pintu apartemennya. Segera menarik Minho masuk sedetik setelah pintu berhasil terbuka. Mendorong laki-laki yang lebih tua itu ke dinding sambil kaki kanannya menendang pintu agar tertutup. Kedua tangannya ia kalungkan ke leher Minho dan mendaratkan bibir plumnya tepat di bibir Minho.

"Felix..." Minho mendesis disela ciuman itu. Mendorong lembut bahu Felix untuk sedikit menjauh dari tubuhnya.

"Panggil aku Yongbok, Hyung" Felix cemberut. Ia jadi suka nama Koreanya disebut-sebut Minho. Felix kembali mencumbu, kali ini leher Minho menjadi sasaran

"Yongbok-ah, dengar dulu.." Minho sekali lagi menjauhkan Felix.

"Oke"

Membenarkan mantelnya yang sedikit melorot, Minho memandangi wajah Felix yang masih saja tertekuk.

"Nenek ingin sekali bertemu denganmu. Setelah siuman kemarin, orang pertama yang ia cari adalah dirimu" Minho melanjutkan.

"Oke.." Felix merespon, dengan setengah hati. Ayolah siapa yang di saat krusial membangun intimate malah membicarakan hal-hal yang dapat merusak suasana? Ada. Minho orangnya.

Minho menaikkan sebelah alisnya setelah mendapatkan respon dari Felix, heran.

"Segera setelah selesai roadshow ajak aku menjenguk nenek Hyung" buru-buru Felix melanjutkan, tanggap jika jawabannya sebelumnya dapat membuat Minho tak enak hati. Minho mengangguk sambil tersenyum mendengarnya.

"Ngg jadi.. " Felix membelai lembut pipi kanan Minho, "apakah kita akan tetap berdiri di sini atau pindah kekamarku?"

Minho baru saja tersadar jika mereka berdua masih berdiri berhadapan di depan pintu. Sebelum Minho sempat menjawab, pergelangan tangan kanannya ditarik paksa oleh Felix, membuatnya terhuyung kedepan.

"Felix..." 

Minho menurut saja dirinya ditarik oleh yang lebih muda, menuju kamar pribadinya. Untuk kedua kalinya Minho memasuki kamar sang aktor. Mendudukkan dirinya di ranjang besar hanya sesaat sebelum Felix mendorong tubuhnya untuk berbaring lalu menindihnya tepat di selangkangannya.

"Felix!" Minho tercekat entah mengapa, padahal seharusnya ia sudah tahu konsekuensi apa yang akan ia terima setelah ciuman singkat tadi di pintu masuk apartemen.

Sementara Felix hanya terkekeh geli melihat ekspresi terkejut laki-laki di bawahnya. Menarik lepas dalam satu tarikan, mantel dan turtle neck putih milik Felix telah terlempar jauh hingga pojokan kamarnya. Minho kembali tercekat menahan nafas, memandangi tubuh mungil, putih, sedikit berotot dan memiliki abs di perutnya. Minho tiba-tiba merasakan iri, sudah lama dirinya tidak berolah raga sejak harus bekerja dengan lebih giat untuk mengumpulkan uang. 

"jangan hanya dipandangi saja Hyung" suara Felix memecah lamunannya.

"huh?"

"kau boleh menyentuhnya..."

Minho mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha memproses apa yang baru saja dikatakan Felix. Tak segera mendapatkan respon, Felix menarik tangan kanan Minho dan mengarahkannya pada dada kirinya. 

"hmm.." Felix memejamkan kedua matanya, masih dalam posisi duduk tegap di atas Minho. Sengaja mengarahkan tangan kanan Minho yang sedikit kasar di sekitaran dada kirinya. Otak Minho serasa malfungsi mendadak, kedua matanya hanya mampu mengikuti kemana tangan dan jemarinya diseret oleh Felix, mengelus dan menabrak puting yang sudah mulai mengeras.

"Yongbok-ah..." Minho akhrinya bersuara, mendesis tertahan saat Felix dengan sengaja menambah gerakan pinggulnya, hingga bongkahan pantat itu menggesek sesuatu milik Minho yang berbalut celana.

Heaven [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang