CH 17

92 18 1
                                    

Felix terkejut, tentu saja. Meski hanya sedikit. Pengalamannya mendapatkan ciuman secara tiba-tiba dari orang lain terbilang sudah banyak. Bukan masalah besar bagi Felix untuk segera sadar pada realitanya. Berbanding dengan Minho, tak sampai 10 detik bibirnya merasakan bibir kenyal dan hangat milik Felix, seketika akal sehatnya menampar Minho kembali pada realita. Sekejap Minho mendorong menjauh bahu Felix, menolak laki-laki blonde itu seolah apa yang baru saja terjadi adalah sebuah kesalahan.

"Ma-maafkan aku--"

Felix tak memberi kesempatan Minho untuk beralasan, dengan segera ia dorong tubuh yang sedikit lebih besar itu berbaring di sofa hitam miliknya. Untunglah ukuran sofa miliknya cukup lebar, Felix sudah memperkirakan saat membelinya dulu, harus cukup nyaman saat digunakan untuk sesi panas kapanpun.

Menindih Minho dengan hampir setengah berat badan miliknya, Felix memandangi dari atas Minho yang terperanjat kaget. Sembari menjilati sendiri bibir bawahnya, Felix menundukkan badannya, menangkupkan kedua sisi wajah Minho dengan telapak tangannya yang mungil, kemudian menyatukan kembali bibir mereka. Sedikit memberikan gigitan pada bibir bawah Minho yang masih tertutup rapat, menimbulkan sensasi yang menggelitik bagi Minho.

"Minho Hyung..." Felix memberikan bisikan tepat di telinga kiri Minho, menghembuskan nafas hangatnya. Minho meremang memejamkan kedua matanya erat, hendak menolak namun seperti malfungsi, kedua lengannya malah memeluk ramping pinggang Felix yang hanya berbalut kaos putih tipis, meninggalkan jejak halus kulit Felix pada jemari Minho yang tanpa disadari meremat-remat pinggang itu seiring lumatan dominan bibir Felix yang Minho sendiri belum mampu mengimbangi. Dirinya memang payah soal bercumbu.

"Fel-Felix..ssi.." Minho dengan susah payah mendorong Felix untuk memberinya jeda, ia perlu bernafas. Felix menghentikan cumbuannya, kini memberikan kecupan kecil di sepanjang rahang tegas Minho.

"Ngg.." Minho bersumpah akan menyumpal mulutnya sendiri setelah ini, setelah tanpa sadar lenguhan meluncur bebas dari mulutnya saat merasakan lidah hangat Felix menyapa telinganya, kemudian memberikan pangutan kecil di sana.

"Sepertinya kau suka hyung.." Felix tak berhenti memberikan cumbuan di seluruh wajah Minho, sengaja melewatkan bibir menggoda Minho agar dapat terus mengeluarkan lenguhan tertahan. Felix tahu Minho berusaha mati-matian untuk menolak, tapi tubuhnya seperti berkata lain. Lenguhan dan rematan jemari yang Felix rasakan di pinggulnya setiap kali Felix memberikan kecupan-kecupan ringan bukti bahwa Minho menikmatinya.

"Bibir ini hanya milikku.." klaim Felix kemudian kembali mendaratkan sebuah ciuman. Kali ini ia serius, memasukkan lidahnya untuk menjelajah dalam isi mulut Minho. Minho pun pasrah, terbuai dengan lihainya Felix memimpin. Berusaha untuk mengimbangi, Minho memeluk sepenuhnya tubuh kecil Felix untuk ia dorong bangun tanpa melepaskan ciuman itu.

Dengan Felix dalam pangkuannya, Minho menanggalkan kaos miliknya dalam sekali tarikan, terlalu terburu-buru hingga Felix terkekeh. Minho tak perduli, kepalang tanggung. Daripada ia malu sendiri akhirnya, lebih baik lanjutkan sekalian.

Felix memandangi takjub profil tubuh Minho. Otot lengannya kekar, tak sekekar Changbin memang, namun Felix suka yang ini. Jemari kecil Felix membelai pundak kanan Minho, memberikan sentuhan tipis kemudian menyusuri lengan berotot itu turun hingga menggenggam jemari Minho. Semua terekam bagai gerakan lambat dalam penglihatan Minho yang nafasnya tercekat setiap menatap ekspresi Felix yang sengaja memprovokasinya.

"Sampai kapan kau akan menggodaku, Yongbok-ah"

Felix tersenyum menatap Minho dengan nafas berat, mendengar nama Koreanya disebut saat suasana seperti ini, harus Felix akui, ia suka.. sangat suka malah. Terdengar seksi saat Minho yang mengucapkan dengan nafas dan suara yang berat.

"Try me Minho Hyung, aku ingin tahu sejauh apa pengalamanmu.." jawab Felix mengerlingkan sebelah matanya.

Minho tersenyum miring, seolah menerima tantangan itu, tanpa kesulitan Minho mengangkat Felix dalam gendongannya, membawa masuk ke dalam kamar pribadi Felix yang sudah Minho hafal. Sembari menenggelamkan wajahnya di potongan leher Felix, menyesap harum aroma vanilla pekat milik laki-laki blonde itu.

Melempar Felix ke atas ranjang empuk miliknya, Minho kemudian naik menindih Felix. Dalam sekali tarikan, kaos putih mahal itu robek dari atas kebawah. Menampilkan dada putih Felix yang terengah-engah akibat perlakuan tiba-tiba Minho. Minho tak ambil pusing, rasanya semua fokusnya lenyap hanya untuk seorang Felix.

"Jangan pernah memintaku untuk berhenti setelah ini..." bisik Minho kemudian menggigit tulang selangka Felix dalam, menimbulkan bekas kemerahan di sana. Felix mendongakkan kepalanya tinggi, rasanya sungguh baru. Merasakan putingnya dijilat dan digigit bergantian, sementara tubuhnya diraba oleh tangan sedikit kasar Minho. Menimbulkan ratusan kupu-kupu yang menggelitik perut dan selangkangannya.

"Aaahh.. h-hyung" Felix meremat rambut hitam Minho saat tanpa jeda Minho memainkan putingnya, sementara tangan bebas Minho mengusap kasar kemaluan Felix yang setengah menengang masih dibalut celana. Sengaja tak segera membuka  celananya meskipun Felix merengek meminta penisnya dibebaskan.

"H-hyung" Felix meremat sendiri rambutnya, frustasi. Terlalu lama Minho memainkan tubuhnya. Felix rasa sudah cukup. Felix menarik Minho untuk mensejajarkan wajah mereka, masih dalam posisi Minho menindih tubuh Felix. Diraihnya bibir penuh Minho untuk Felix kulum. Keduanya kini tengah beradu berebut dominasi, Minho sudah belajar bagaimana cara mengimbangi Felix, dan Felix suka itu. Suara kecupan basah memenuhi kamar hening Felix.

Dengan sekali dorongan, Felix merubuhkan Minho untuk dirinya berganti posisi. Merangkak turun hingga kedua kakinya berlutut di dinginnya lantai kamar, Felix membuka ikat pinggang Minho dengan sekali tarikan, kemudian menurunkan resliting celana jeans Minho. Menggosok penis tegang Minho yang berbalut celana dalam dengan hidung mancungnya, kemudian memberikan kecupan-kecupan kecil di sana. Minho terpejam merasakan nikmat mulut hangat Felix mengulum penuh penisnya sesaat setelah jeans dan dalaman miliknya ditarik lepas. Sensasi yang sudah cukup lama Minho tak rasakan. Ia bukanlah sepenuhnya laki-laki polos yang buta akan kehidupan seksual. Hanya saja selepas neneknya sakit parah, Minho tak punya waktu untuk memikirkan kehidupan asmara atau sekedar memiliki one night stand dengan orang lain.

Dan sekarang dirinya dipertemukan dengan Felix, seorang aktor terkenal yang juga seorang pemain. Memiliki penisnya dalam mulut seorang Felix membuat Minho tanpa sadar mengeram pelan, menahan hasrat yang memuncak tiba-tiba. Sejak kapan dirinya menjadi seorang cabul seperti ini? Entahlah, mungkin semejak detik ini, semenjak lidah panjang Felix naik turun dari ujung penis hingga pangkalnya, menjilati hingga basah mengkilap karena liur, kemudian mengulum bergantian bola kembarnya. Pandangan mereka tak pernah lepas, saling beradu untuk menyaksikan siapa yang kalah dan siapa yang menang.

Namun sepertinya kali ini Minho harus mengakui kekalahannya, tak sabar Minho meremat rambut blonde Felix dan mendorong pinggulnya ke atas bawah berulang dengan cepat, semakin membenamkan penisnya yang berkedut cepat hingga menyodok kerongkongan Felix. Menyemburkan spermanya di mulut Felix tanpa membiarkan Felix kehilangan setetes pun. Minho menahan kepala Felix di tempatnya hingga pelepasannya selesai.

"Yongbok-ah, Mulutmu nikmat sekali" Minho terengah, memandangi Felix yang mengusap lelehan sperma miliknya yang tertinggal di bibirnya.

Sial! Felix mengomel dalam hati. Baru kali ini ia diperlakukan seperti ini. Selama ini Felix selalu jadi pihak yang seolah diratukan, ia tak pernah mau merasakan rasa sperma secara langsung. Tapi sekarang lihatlah sendiri Felix, kau malah menjilati seluruh permukaan bibirmu sendiri, berharap masih ada sisa lendir itu di sana.

"Kau kalah Hyung.." Felix akhirnya bersuara. Minho hanya terkekeh pelan, menegakkan tubuh lemasnya kemudian menarik Felix untuk duduk kembali dipangkuannya. Minho memeluk pinggang ramping Felix dengan sebelah tangannya, sementara tangan yang lain mengusap peluh yang menempel di wajah Felix. Mengamati wajah cantik Felix dengan freckles di pipinya. Minho mengecup singkat bibir ranum itu kemudian menempelkan dahinya pada Felix.

"Sepertinya aku memang mulai menyukaimu, Yongbokie" ucap Minho.

TBC

Heaven [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang