E19 - titik penemuan

573 23 0
                                    

Pagi ini jasad tuan Brian Prasetya Gandisha telah tiba dirumah duka, suasana di mansion sangat ramai oleh pelayat yang datang. Halaman mansion yang cukup luas seperti lapangan bola cukup menguntungkan karena bisa membuat tenda duka disana.

Para pelayat kebanyakan dari rekan kerja daddy Brian sendiri dan juga beberapa teman dekat yang mengenal baik siapa daddy Brian.

Tidak hanya itu rekan bisnis Gandisha company diseluruh cabang hadir melayat serta teman-teman mommy Emily juga datang.

Kini ruang tamu mansion juga dipenuhi pelayat yang kebanyakan adalah perempuan untuk yang laki-laki akan menunggu didepan.

Segala prosesi mengurus jenazah sampai selesai di Shalat kan hingga mengantar ke peristirahatan terakhir tentu diiringi banyak sekali orang.

"Kak ayo." Ajak Aruna ketika Julian hanya melamun setelah ikut menshalatkan jenazah daddy nya.

"Sebentar mau ambil kunci mobil." Julian beranjak mengambil kunci mobil yang memang diperuntukkan nya.

Keduanya berjalan keluar kamar dan mendapati jenazah daddy nya sudah masuk ambulance dengan diikuti mobil bodyguard didepan dan samping.

Mobil para pelayat yang ingin ikut juga sudah siap di belakang, orang-orang itu dengan senang hati mengantar daddy mereka meski hanya sekedar staff kantor saja.

Hal baik apa yang telah dilakukan daddy mereka sehingga banyak sekali orang yang turut serta datang mendoakan daddy mereka.

"Mom mereka semua ikut?" Tanya Aruna ketika melihat sang mommy telah membawa dua keranjang bunga.

"Iya mereka ingin mengantar atasan mereka ke peristirahatan terakhir." Jawab mommy Emily sambil menyerahkan satu keranjang bunga.

Meski Aruna telah membawa sebuket bunga mawar yang harum dan indah tetap saja menerima keranjang bunga yang berisi kelopak mawar yang di pisahkan.

"Ayo." Ajak mommy Emily karena mobil ambulance sudah mau berangkat.

Kini di satu mobil terdapat Julian sebagai supir lalu disebelah nya ada Aruna dibelakang ada sang mommy dengan beberapa buket bunga dan keranjang bunga.

Setelah sampai di pemakaman ternyata begitu banyak orang yang sudah datang terlebih dahulu termasuk keluarga Levent.

Tadi Aruna tidak melihat mereka tapi kenapa tiba-tiba ada di pemakaman?

Menyadari kedatangannya tante Hana memeluk mommy Emily dan menggumamkan kalimat penenang. Pandangan mata Aruna tak sengaja bertemu dengan mata tajam Aslan, meski raut wajahnya yang memang datar namun ada perasaan turut berduka atas apa yang menimpa Aruna.

🌸🌸🌸

Acara pemakaman berjalan lancar, Julian juga sudah selesai menuntaskan tugasnya untuk mengazani jenazah sang daddy sebelum di tutup oleh tanah.

Entah bagaimana air mata Aruna tiba-tiba menetes saat melihat sedikit demi sedikit tanah menimbun jenazah sang daddy. Ada rasa sesak ketika tak dapat melihat sosok daddy yang akan selalu melindungi keluarga nya lagi.

Setelah semua selesai dan bunga juga sudah ditaburkan ekor mata Aruna menangkap seseorang yang misterius dengan baju serba hitam, topi hitam, masker hitam, kaca mata hitam, serta hoodie hitam yang digunakannya.

Seseorang itu adalah perempuan terlihat dari beberapa helai rambut yang keluar dan postur tubuh seorang perempuan.

"Pak Johan apakah bisa aku meminta bantuan Anda?" Tanya Aruna terlebih dahulu mau bagaimana pun pak Johan adalah staff almarhum daddy nya.

Misteri Hidup Sang Figuran - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang