Sesuai dengan omongan mommy Emily kemarin pagi ini Aslan datang bersama keluarga Levent lainnya, namun kak Athaar tidak ikut menjenguk karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Sekarang gimana rasanya udah enakan belum?" Tanya tante Hana dengan raut khawatir.
"Sudah membaik kok tante cuman masih sedikit susah kalau mau ambil nafas." Jawab Aruna dengan jujur.
Mommy Emily sudah pulang sebelum keluarga Levent datang berkunjung, kini Aruna hanya sendiri di rumah sakit. Sebelum ditinggal mommy Emily sudah memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi, tadi Aruna sempat meminta di seka untung menghilangkan rasa lengket pada tubuhnya.
"Ini tante bawa buah tangan semoga kamu suka ya." Tante Hana menaruh sebuah paperbag di meja sofa karena nakas sebelah ranjang penuh dengan buah.
"Kok jadi ngerepotin sih tante makasih banyak ya tante datang aja Aruna udah seneng." Balas Aruna dengan senyum.
"Bukan apa-apa kok, oh ya nanti Aslan tante tinggal disini ya buat nemenin kamu sampek mommy kamu datang." Usul tante Hana menunjuk Aslan yang duduk si sofa memainkan ponsel nya.
"Jangan deh tan nanti ngerepotin kak Aslan." Tolak Aruna sungkan.
"Gak masalah kan Aslan?" Tanya tante Hana menoleh ke Aslan sembari memberi pelototan mata untuk setuju.
"Iya mami." Jawab Aslan melihat tante Hana dengan senyum yang dipaksakan.
"Tuhkan anaknya mau kok." Kata tante Hana mengelus puncak kepala Aruna.
Sedari tadi ruangan di penuhi obrolan tante Hana dan Aruna saja karena om Emran membuka iPad nya guna mengecek email penting.
Hingga seorang staff rumah sakit mengantar sarapan untuk Aruna yang sedikit telat dari biasanya, namun staff tersebut sepertinya baru Aruna lihat karena wajahnya begitu asing.
"Terimakasih mbak." Ujar mommy Emily menerima nampan makanan Aruna.
Gerak gerik staff tersebut tak luput dari perhatian Aslan dan om Emran, mereka seperti menangkap gelagat aneh dari staff perempuan tersebut. Bahkan pergerakan tangan staff itu sedikit bergetar ketika memberikan makanan Aruna.
Om Emran menghubungi bodyguard yang ada diluar ruangan Aruna untuk mengikuti staff itu dan menangkapnya.
Kemudian tante Hana sedikit heran karena plastik wrap yang membungkus piring makanan Aruna terlihat tidak rapih seperti telah dibuka.
Namun tante Hana mengesampingkan hal tersebut dan ingin menyuapi Aruna karena keinginan tante Hana yang ingin merasakan mempunyai anak perempuan.
"Ayo sayang dimakan." Tante Hana menyuapi bubur nasi tersebut ke mulut Aruna.
Aruna pun melahap bubur itu namun belum sempat menelan gerakan Aslan membuat Aruna tersedak.
"Muntahin jangan di telen!" Dengan segera Aslan memukul pelan punggung Aruna agar memuntahkan bubur itu.
Karena tak kunjung dimuntahkan oleh Aruna, Aslan mengapit kedua pipi Aruna agar membuka mulut nya dan mengeluarkan bubur itu secara paksa dengan tangannya.
Aruna mengalami batuk-batuk karena tindakan Aslan, karena panik mommy Emily memberi minum yang sepaket dengan makanan Aruna tadi. Namun sebelum diberikan om Emran merebut gelas itu kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ada racun di makanan Aruna." Kata om Emran dengan tegas.
Kemudian mommy Emily memberi Aruna minum di botol yang berbeda yang ada di nakas sebelah ranjang.
Setelah meminum air Aruna masih bingung dengan keadaan saat ini apalagi perlakuan Aslan tadi namun pintu ruangannya dibuka kasar memperlihatkan dua bodyguard datang menyeret staff perempuan tadi masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Hidup Sang Figuran - END
Fantasia#transmigrasi02 END - Males nge revisi kapan-kapan aja kalau mood Konflik ringan Erika Amanda Maheswari seorang dosen muda yang bekerja di salah satu kampus ternama dikotanya, Erika harus mati sia sia saat perjalanan pulang kerumah akibat kecelakaan...