prolog: opening sequence

423 40 26
                                    

.

.

.

Sydney Australia.

"Fel, hei ada apa? Kenapa kau memanggilku kemari? Astaga kenapa kau tak menggunakan jaket? Disini dingin?" cecar seorang pemuda yang nampak sangat khawatir. Ia melepas jaket kulit miliknya dan menyampirkannya di bahu sang kekasih.

Ia menggosok kedua tangannya sendiri untuk menghalau rasa dingin selagi memperhatikan Felix yang masih bungkam di tempatnya.

"Maafkan aku Hyunjin aku mohon pergilah."

Felix tak dapat membendung air matanya yang mengalir deras, ia menunduk dalam enggan menatap pemuda di depannya yang kini nampak bingung dan terkejut mendengar ucapannya.

"Apa maksud mu Fel?" Hyunjin meraih dagunya hingga mata mereka akhirnya bertemu.

Ia dengan sabar menunggu sembari menghapus air mata yang membasahi wajah Felix dengan ibu jarinya lembut. Jujur saja dirinya sedikit gugup dan takut yang entah apa penyebabnya.

Kekasihnya; Felix tiba-tiba menelponnya pada jam 10 malam dan mengajaknya bertemu di dekat sungai yang berada tepat di bawah Harbour Bridge.

Tentu ia lekas menghampiri pemuda manis itu, menerjang hawa dingin yang menembus hingga ke tulang.

Mereka kini duduk di sebuah bangku taman tepat di depan riak air yang nampak tenang dengan refleksi dari sang rembulan.

"A-ayahku tak menyetujui hubungan kita."

Hyunjin tersentak, ia menelan ludahnya susah payah selagi memejamkan matanya erat.

Ya, ia sudah bisa menduga jika hal seperti ini pasti akan datang juga. Ia dan Felix sudah bersama hampir tiga tahun, dan sama sekali tak pernah ada pertengkaran serius dalam hubungan mereka.

Satu hal yang menghalangi mereka bersama adalah orang tua Felix yang tak setuju bila sang anak memiliki hubungan dengan orang seperti dirinya yang bisa dikatakan sangat jauh berbeda di bawah mereka.

Felix merupakan anak dari orang kaya, bahkan ayahnya memimpin sebuah perusahaan besar di kota ini sedangkan ia?

Dia hanya pemuda yatim piatu yang merantau dari kota Seoul ke Sydney dengan harapan bisa menjadi orang sukses di sini.

Tapi, ia tak sendiri sebab teman dekatnya; Han juga memutuskan untuk ikut bersamanya. Mereka tinggal di flat sederhana dengan berbagi kamar dan tentunya membayar uang sewa berdua.

Semua pekerjaan ia lakoni, mulai dari pelayan restoran, jasa pengiriman makanan dan yang paling ia suka adalah pemusik jalanan dengan gitar kesayangannya di sore hari.

Intinya, mereka berdua benar-benar berbeda dari segi ekonomi dan mungkin itu sebabnya orang tua Felix tak mau anak mereka menikah dengan orang sepertinya yang jauh dari kata mapan.

"Aku bisa meyakinkan mereka Fel, aku akan bekerja lebih keras lagi—"

Felix menggeleng pelan, sebelum kembali berucap, "Mereka menjodohkan ku."

Deg.

Hyunjin seketika terdiam, bak ada sesuatu yang menikam hatinya begitu dalam. Perkataan Felix barusan sangatlah membuatnya terkejut, ia bahkan tak sadar jika kini kilauan air mulai menggenang di pelupuk matanya.

"A-apa?" Bukannya ia tak dengar, hanya saja dirinya terlalu kaget barusan.

"Aku mohon pergilah."

"Pergi dari sini." pinta Felix, suaranya bergetar dengan air mata yang terus berjatuhan tanpa bisa ia hentikan.

Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang