.
.
.
Fall in love?
No. Never again."Hyung berapa umurmu sekarang?"
Chan yang sedang menikmati sarapannya itu lantas mendongak, menatap Jeongin yang duduk di sebrangnya. Matanya memicing begitu ia lihat senyum jahil yang tertuju padanya.
"29," sahutnya tak acuh. Ia kembali menguyah makanannya. Tak mau peduli pada Jeongin sebab ia yakin sang adik ingin mengerjainya.
"Omo! Hyung! Kau harus segera menikah! Usiamu sudah setengah abad!"
'Sudah kuduga." batinnya.
"Jangan bicara omong kosong—"
"Hyung kau tidak bisa terus menerus begini, hidup sendirian itu tidak enak," sela Jeongin, yang terdengar seperti mendesaknya.
"Lagipula kenapa kau tidak pernah punya pacar? Oh! Mungkin karena kau itu menyebalkan, tidak keren dan ketinggalan jaman." Jeongin melanjutkan lebih detail mengenai dirinya.
Lantas ia mengulas senyum sembari mengangguk paham, "Ah benar juga. Jadi, aku terlihat begitu ya?" tanyanya, bangkit dan menghampiri Jeongin.
"Tentu! Lihat itu. Wajahmu selalu begitu cobalah untuk tersenyum cerah seperti ku. Kau itu tampan Hyung meskipun tidak setampan aku," tambah Jeongin seraya menyunggingkan senyumnya yang merekah.
Chan lantas memukul kening Jeongin dengan jarinya hingga menimbulkan bunyi yang keras. Membuat sang adik memekik kencang karenanya.
"Kau pikir mencari pasangan itu mudah?" ujarnya kesal. Ini masih pagi, kenapa Jeongin hobi sekali mengganggunya?
"Haiss mencari pasangan hidup itu mudah, buktinya aku selalu dapat—"
"Ya, tapi tak ada yang bertahan bukan?" potong Chan. Ia berbalik hendak menaruh piring kotor miliknya ke wastafel.
"Itu karena aku yang memilih untuk mengakhirinya, bukan mereka." pungkas Jeongin menyangkal.
"Terima saja Hyung. Aku tau rasanya jadi orang tua seperti mu—Waaaaaa!"
Chan yang tak lagi sanggup mendengarkan celotehan Jeongin pun seketika menangkap tubuh sang adik dan menaruh lengan kekarnya di leher itu. Mengunci pergerakan Jeongin yang kini meronta.
"Lepaskan Hyung!"
"Tidak sebelum kau minta maaf!" pekiknya tak lupa sesekali ia akan mengeratkan lengannya di sana.
"Tidak mau! Kau memang sudah tua! Harusnya kau menyadari hal itu!"
Keduanya saling sibuk bertengkar sampai-sampai mereka tidak menyadari ada seseorang yang kini berdiri di ambang pintu yang terbuka lebar sembari memandang dengan heran.
"Permisi."
Chan berdecak ia mengangkat kepalanya sebelum secara mendadak bibirnya terbuka disusul matanya yang terpaku hanya pada sosok manis yang berdiri di depan sana.
Melihat kesempatan, Jeongin pun segera melepaskan lengan Chan dari lehernya sebelum menyeringai lebar.
"Ah Minho Hyung! Kau sudah datang? Mari masuk. Oh ya ini kakakku." ujarnya lalu menarik lengan Minho yang awalnya hanya berdiri di pintu masuk.
"Jadi dia orang yang kau maksud?" tanya Minho sembari menunjuk Chan yang langsung tersadar dan tanpa aba-aba menggenggam tangannya.
"Namaku Chan. Ada yang bisa aku bantu untukmu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/372256049-288-k177430.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]
RomanceNiat untuk mengembangkan kemampuan melukisnya yang masih terbilang pemula nyatanya gagal total, kala Jeongin malah berakhir jatuh cinta pada Hyunjin. Seorang seniman terkenal yang bersedia untuk mengajarinya cara melukis yang benar. Jeongin mencinta...