09: can we walk? and maybe share our lives?

142 23 16
                                    

.

.

.

"Aigoo, kau hanya sedang jatuh cinta tapi, kenapa kau malah membuatku takut?" celetuk Jisung yang melihat Hyunjin tengah berbaring di ranjangnya sembari tersenyum lebar ke arah layar ponsel.

Ia duduk di tepi ranjang miliknya, mengamati temannya yang sepertinya tak menyadari kehadirannya.

"Aku rasa kau harus dibawa ke psikiater—"

"Ish, berisik! Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain mengusik hidupku?" sela Hyunjin seraya meliriknya tak suka.

Jisung terkekeh geli, "Baiklah Tuan, aku tidak akan menggangu mu dengan pujaan hatimu itu." balasnya sembari menggeleng singkat.

"Hei, tidak seharusnya kau datang tadi," protes Hyunjin yang menyayangkan kedatangan Jisung waktu ia dan Felix sedang asik berdua.

"Lihat ..." Tiba-tiba Hyunjin menunjukkan layar ponselnya, membuat ia bisa melihat sebuah foto antara temannya itu dan Felix tentunya. "Kami mengambil foto bersama tadi,"

Hembusan napas panjang ia keluarkan, "Lalu?" pungkasnya. Ia mengambil ponsel Hyunjin dan mendapati tak hanya ada satu foto, melainkan masih banyak lagi.

"Aku akan mencetaknya," sahut temannya itu.

Lagi, Jisung memilih untuk tertawa sebentar, "Setelah itu kau akan menempelnya di dinding seperti seorang idola. Ah Hyunjin-ah, aku senang karena akhirnya ada yang tahan denganmu,"

Mendengar hal itu membuat Hyunjin lekas merenggut ponselnya kembali dan menatap Jisung tajam, "Ya! Apa maksudmu?!"

Alih-alih menjawab, Jisung malah tertawa terbahak-bahak, ia bahkan memegangi perutnya yang terasa sakit.

Tentu Hyunjin tak mau diam saja, ia bangkit, memukul ringan lengan Jisung yang enggan menyudahi tawanya.

"Katakan saja kau iri dengaku. Ya, kan?" tukasnya yang sontak membuat temannya itu balik menatapnya sengit.

"Jisung, kau sendiri tidak punya pacar—"

"Kata siapa?! Aku punya!" sahut Jisung menggebu-gebu.

Hyunjin menunjukkan raut wajah meragukan, membuat dirinya kian kesal.

"Mana?"

Dan lontaran pertanyaan itu seketika membungkam bibirnya, ia nampak kikuk dan mengalihkan pandangannya dari wajah Hyunjin yang semakin menyebalkan.

"A-ada!"

"Ah, dari suaramu saja sangat jelas kau sedang berbohong,"

"Yasudah kalau tidak percaya!"

Jisung membalikkan badannya, membenahi letak bantal untuk ia gunakan. "Kalau menyukainya, kenapa tidak mengatakannya saja?" umbarnya, menyarankan sebenarnya.

Atensinya kembali pada Hyunjin yang nampak menaruh ponselnya dan akhirnya terduduk dan memandangnya.

"Begitu ya?" Ada keraguan dalam suaranya, ia memikirkan tentang hal itu sebenarnya.

"Oh ayolah kawan, sebelum dia jadi milik orang lain."

Entah Jisung sedang membujuk atau malah menakutinya, seketika ucapan temannya itu terngiang-ngiang di benaknya.

"Kenapa bilang begitu? Aku kan masih mau berusaha," ucapnya sebelum kembali membaringkan tubuh.

Nampaknya Jisung juga mulai mengantuk, dapat ia lihat lewat ekor matanya, pemuda itu pun merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Pernah dengar pepatah, siapa cepat dia dapat?"

Sial! Jisung benar-benar membuatnya tak tenang!

"Apapun itu, aku mau tidur oke?"

Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang