.
.
.
2 weeks later.
Jeongin duduk sendirian di tepi pantai yang sepi, sudah berjam-jam ia di sana bahkan hari yang tadinya masih sore kini telah berubah menjadi malam.
Besok ia harus meninggalkan Seoul untuk pindah ke Sydney. Sebenarnya agak berat untuk pergi dari kota kelahirannya ini.
Itu sebabnya ia hanya memutuskan untuk sekedar tinggal sebentar di sana, mungkin sekitar setahun sebelum kembali lagi kemari.
Lagian ia terpaksa harus pindah karena sang kakak yang akan segera menikah. Membuatnya diharuskan untuk ikut agar Chan tidak sedih bila harus berpisah jauh dengannya.
Malam ini ... adalah malam terakhir ia di sini dan sebuah keputusan besar telah ia pertimbangkan jauh-jauh hari.
Ia akan mengatakan pasal perasaannya pada Hyunjin.
Tak peduli pada apapun jawaban Hyunjin nanti yang penting ia sudah mengungkapkannya agar dirinya bisa tenang.
Bahkan ia juga meminta Hyunjin untuk menemuinya di sini. Pria itu bilang akan datang beberapa menit lagi.
Selain itu ia juga harus mengatakan hal penting lainnya yang harus Hyunjin ketahui.
Jeongin menekuk lututnya dan memeluknya erat, ia menatap ombak yang terus menerus berdatangan, menerjang sampai ke tepian.
'Ayolah Jeongin kau pasti bisa. Cuma 3 kata dan 8 huruf yang harusnya mampu kau ucapkan dengan mudah.'
I love you.
Ya, kedengarannya sederhana dan mudah untuk keluar dari bibirnya. Namun nyatanya tak semudah itu. Ia yakin jika akan ada banyak kendala nanti saat dirinya mengatakan hal tersebut.
Terkadang lidahnya akan terasa kelu atau lebih buruknya jantungnya berdebar seperti orang yang terkena serangan jantung.
Hanya i. Love. You. Kenapa rasanya sulit sekali?
"Jeongin?"
"Ah ya?" Reflek ia tersadar ketika Hyunjin tiba-tiba datang dan duduk di atas hamparan pasir di sampingnya.
"Sepertinya kau memikirkan sesuatu sampai tidak mendengar suara ku." celetuk Hyunjin.
"Katanya mau bilang sesuatu? Apa itu?" tukasnya. Tangannya terulur ke bawah, menggambar objek abstrak di atas pasir.
Ia suka pantai dan Jeongin berhasil membuatnya rela keluar di malam hari sebab pemuda itu mengatakan ada hal penting yang harus disampaikan.
"Ada banyak yang ingin ku katakan padamu Sunbae ..." Jeongin menghentikan ucapannya, ia berdiri disusul Hyunjin yang juga bangkit.
"Tunggu, sebelum itu aku ingin menanyakan sesuatu." Hyunjin menyela membuatnya segera menganggukkan kepala.
Pria itu melangkah dan berdiri tepat dihadapannya dengan mata yang menatapnya lekat.
Hyunjin agak merendahkan tubuhnya, melihat lebih jelas kedua mata Jeongin yang nampak gelisah.
"Kau membacanya kan? Buku itu ...."
Jeongin mundur selangkah, pemuda itu menggaruk belakang kepalanya guna mengatasi rasa gugupnya.
"Ah, y-ya sebagian."
Ia kembali mendekat, "Sebagian? Kau yakin?" tanyanya menuntut.
Dan akhirnya Jeongin menghembuskan napas panjang, "Maaf Sunbae." sahut pemuda itu yang cukup untuk dijadikan sebagai jawaban kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]
РомантикаNiat untuk mengembangkan kemampuan melukisnya yang masih terbilang pemula nyatanya gagal total, kala Jeongin malah berakhir jatuh cinta pada Hyunjin. Seorang seniman terkenal yang bersedia untuk mengajarinya cara melukis yang benar. Jeongin mencinta...