15: in the faded photo

109 19 13
                                    

.

.

.

"Bagaimana? Kau suka rumahnya?"

Chan dengan senyuman lebar membuka pintu ruangan yang katanya adalah kamar miliknya.

Ia berjalan masuk sembari menarik kopernya ke dalam, mengamati tiap furnitur yang ada di sana seperti ranjang, satu lemari, kamar mandi, meja belajar dengan lampu dan terakhir bingkai jendela yang berada tepat di samping ranjangnya.

Sempurna.

Kamar ini jauh lebih sederhana daripada kamarnya di Seoul yang terkesan berantakan.

"Oh ya, Hyung sudah mengatur acara pembukaan pameran seni pertamamu, besok datanglah ke tempatnya. Hyung yakin kau akan suka." ujar Chan seraya mengusap rambutnya lembut.

Jeongin mengulas senyum simpul, "Terimakasih Hyung, bisa kau keluar? Aku lelah." pintanya sehalus mungkin.

Chan menghela napas, "Istirahatlah setelah itu kita makan siang."

Ia mengangguk paham, membuat Chan lekas pergi dari sana hingga ia bisa menutup pintu kamar rapat-rapat.

Kakinya perlahan melangkah, duduk di tepi ranjang lalu memandang ke arah luar. Suasana di kota ini amat berbeda dengan di Seoul sendiri.

Sepanjang jalan tidak ada pohon sakura, hanya pepohonan hijau tanpa bunga. Seketika pikirannya melayang, di antara banyaknya kota, kenapa ia harus ke Sydney?

Kota ini menyimpan banyak kenangan bagi Hyunjin pastinya dan ia bertekad akan mengunjungi satu persatu semua tempat yang sempat ia lihat di buku itu dan ....

Ia akan mencari Felix.
.

.

.

Setengah 3 sore, Jeongin telah siap untuk mulai menjelajahi kota besar ini. Ia meraih kunci mobil baru yang berada di gantungan lalu berjalan menuruni tangga.

Saat ia hampir sampai di lantai dasar, ia tanpa sengaja melihat Chan dan Minho tengah berciuman mesra di dekat meja makan.

Jeongin lekas berdeham, membuat kedua orang itu tentu gelagapan dan saling menjauh.

"Hyung aku pergi dulu oke?" celetuknya, mencairkan suasana yang sempat membeku antara mereka bertiga.

"Hah? Kemana? Memangnya kau tau jalan?" Chan mencecarnya, nampak jelas jika Kakaknya itu khawatir.

Ia berdecih pelan, "Ada maps tidak perlu berlagak aku akan akan hilang ataupun tersesat." sahutnya penuh percaya diri.

"Jeongin benar, apa yang kau khawatirkan?" Minho menambah membuatnya dengan cepat tersenyum lebar untuk meyakinkan.

Akhirnya Chan memilih untuk mengalah, ia menghembuskan napas lelah. "Baiklah tapi ingat! Jangan terlalu malam!" tegurnya memperingatkan bahwa adiknya harus pulang tepat waktu di rumah.

"Iya, iya, cerewet sekali."

Jeongin berbalik melenggang keluar hanya berbekal ponsel saja. Ia terperangah selama beberapa detik waktu masuk ke dalam garasi dan menemukan mobil tanpa atap yang terlihat keren dengan warna merah terang.

"Astaga, ini mobil impianku," celetuknya hampir terharu. Tanpa menunggu waktu lama ia pun masuk, duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil yang seketika menderu, lalu bergerak maju, meninggalkan kawasan perumahan yang damai itu.

Kota ini menakjubkan, semua gedung, infrastruktur dan tempat-tempat indah lainnya langsung menyambut dirinya.

Ia melirik ponselnya guna melihat lokasi favorit dari Hyunjin dan Felix yang sering ia temui pada foto polaroid yang ada di buku seniman itu.

Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang