03: the ghost of you

143 30 11
                                    

.

.

.

"Hei wake up don't wanna be late today"

"Hyun-ie"

"Kau harus bangun—"

Perlahan mata Hyunjin yang berat terbuka, tak ada siapapun di hadapannya. Kamar itu tetap kosong dan sunyi seperti sebelumnya.

Ia pun bangkit, meregangkan ototnya di pagi hari. Matanya menatap sisa-sisa air di jendela, hujan sudah reda dan matahari tampak bersinar indah.

Walau sedikit gontai ia berjalan, menuju kamar mandi guna mempersiapkan diri namun hampir saja masuk ke sana entah mengapa ia malah berhenti dan duduk pada kursi kayu dimana terdapat grand piano di sana.

Banyak sekali barang-barang yang semakin mengingatkan dirinya akan seseorang.

Felix itu identik dengan piano sedangkan ia sendiri pandai memainkan gitar.

Jemarinya berada di atas tuts. Ia tak tau apa dirinya masih bisa memainkan alat musik ini setelah sekian lama mengabaikannya begitu saja.

"Ah ini mudah Hyun, tinggal tekan tuts-nya mengikuti lembaran nada."

Baru saja akan memainkan piano itu Hyunjin mendadak menggeleng ribut, ia bangkit dari duduknya lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Sekitar 20 menit ia keluar dengan keadaan basah usai air mengguyur tubuhnya, tangannya mengikat tali bathrobe yang membalut.

Nyatanya ia masih penasaran akan kemampuannya untuk kembali memainkan piano itu, matanya mengarah ke sana sedang kakinya malah melangkah melewati.

"Tidak sekarang." gumamnya kemudian. Ia memilih untuk keluar dari kamar, menuruni tangga guna menyiapkan sarapan.

Hyunjin berdiri di dekat alat pemanggang roti, ia memasukkan dua buah roti tawar ke dalam sembari membuat secangkir kopi lewat mesin khusus.

Tatapannya tertuju pada halaman luar. Ia dengan sabar menunggu, hingga akhirnya kedua hidangan sederhana itu berada di atas meja.

Benar-benar sepi. "Ah hari ini," ia mengulas senyum cerah begitu melihat ke arah layar ponselnya yang menunjukkan sebuah notifikasi dari kalender.

Ada pengingat yang mengatakan jika hari ini adalah hari yang istimewa baginya. Dan ia selalu merayakannya setiap tahun tanpa sekalipun melewatkan.

"Sepertinya aku akan merayakannya sendiri ... lagi."
.

.

.

Srek

Jeongin mendengus pelan, ia menarik selimutnya lebih tinggi hingga menutupi seluruh tubuhnya kala sinar matahari menyelinap masuk lewat kaca jendela, begitu sang kakak menarik gorden.

"Hei bangun." Chan menyibak selimut sebelum menarik kakinya kuat.

"Ish jangan ganggu aku Hyung." ucapnya sebal.

"Kau tak mau—"

"Hari ini aku tidak ada kelas les. Berhentilah menggangguku." selanya kemudian dengan suara serak.

Chan berdiri sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia mengangguk paham lalu menyunggingkan senyum miring.

"Mmm baiklah ... ah sayang sekali padahal Hyunjin mengatakan padaku kalau kau boleh ikut—"

Lantas Jeongin melompat duduk, matanya yang lesu menatap kaget ke arahnya. Jangan lupakan anak rambutnya yang berantakan.

"Tunggu sebentar aku mau mandi!" seru Jeongin yang panik tatkala melihat sang kakak yang sudah rapi dengan pakaiannya.

Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang