.
.
.
One week later.
Seminggu berlalu, kondisi Felix semakin buruk tiap harinya. Siapa sangka jika sel kanker itu akan menyebar jauh lebih cepat dari dugaan semua orang.
Sel-sel kanker itu menyebar, membuat penderitanya tak lagi bebas beraktivitas seperti biasanya. Ia tak lagi bisa berjalan jauh, kakinya pasti akan terasa lemas setiap hari.
Namun satu hal yang selalu Felix syukuri, rambutnya tidak sepenuhnya rontok akibat kemoterapi.
Malam ini adalah malam Natal, malam yang paling Felix tunggu-tunggu. Senyumnya merekah begitu ia lihat banyaknya pernak-pernik yang telah terpasang juga pohon pinus yang sudah rampung dihias.
Ia senang sekali, meskipun dirinya tidak membantu Hyunjin untuk menghias rumah mereka akibat penyakitnya yang semakin menjadi-jadi.
Oh! Tak hanya Hyunjin saja. Melainkan juga Minho, Chan dan Jeongin yang sudah gaduh dengan pekerjaan masing-masing.
Tak ada yang bisa Felix lakukan, namun sungguh hatinya serasa berbunga melihat orang-orang itu saling membantu satu sama lain.
Alhasil ia hanya duduk di sofa empuk yang berada tepat di bawah tangga. Memperhatikan sang suami yang cekatan menyiapkan banyak hal untuk menyambut malam Natal.
"Fel, Hyunjin bilang dia ingin membuat kue, tapi aku tidak yakin akan berhasil!" pekik Minho yang seketika membuatnya tertawa kecil.
"Hei! Kau meragukan ku ya?!" balas suaminya tak mau kalah.
"Chan! Ayo kita membuat kue!"
Lalu, Chan yang awalnya tengah menaruh kotak-kotak hadiah di bawah pohon pinus itu terperanjat kala Hyunjin menarik baju belakangnya.
"Memangnya kau tau caranya?" tanya Chan seraya menatap temannya itu penasaran.
"Tentu saja!"
Chan mengedikan bahu sebelum menyetujui untuk menolong Hyunjin yang katanya akan membuat kue kering.
Senyum di wajah Felix terus tercetak, sebenarnya ia merasa pusing dan letih meskipun tak ada yang dilakukan.
"Pasti berat kan?" Kemudian tanpa ia duga Jeongin datang, duduk di sampingnya dengan tatapan sedih.
"Hyung, kau baik-baik saja? Apa obatmu sudah kau minum?" cecar pemuda itu amat khawatir melihat keadaannya.
Ya, Felix akui tubuhnya mengalami beberapa perubahan, mulai dari berat badan yang turun drastis, mimisan secara tiba-tiba dan rasa lelah yang tak kunjung hilang. Terkadang ia kesulitan untuk tidur di malam hari juga mudahnya terkena infeksi.
Dengan keadaan begini tentu membuat Felix tak percaya diri, tapi Hyunjin selalu mengatakan padanya memujinya dengan tulus jikalau dirinya masih cantik dan sempurna.
"Sudah Jeongin," sahutnya pasti.
"Maafkan semua kesalahanku ya?" celetuk Jeongin.
"Kenapa minta maaf? Kau sama sekali tak mempunyai salah padaku Jeong, lagipun sekarang kita keluarga. Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri,"
Jeongin mengulas senyum tipis, "Terimakasih." ucapnya sebelum bangkit dan menghampiri Minho yang sepertinya sibuk membungkus kado.
..
.
Hari pun berganti, langit kota yang gelap berubah tatkala banyaknya kembang api yang dilepaskan ke udara, membuat cahaya berwarna-warni dan bentuk-bentuk yang cantik.
![](https://img.wattpad.com/cover/372256049-288-k177430.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Long For You [Hyunlix Ft Jeongin]
RomanceNiat untuk mengembangkan kemampuan melukisnya yang masih terbilang pemula nyatanya gagal total, kala Jeongin malah berakhir jatuh cinta pada Hyunjin. Seorang seniman terkenal yang bersedia untuk mengajarinya cara melukis yang benar. Jeongin mencinta...