30.DI HUKUM BARENG

72 3 0
                                    

_____________★FALISHA★____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________★FALISHA★____________

Jangan lupa vote + komen🤍
Happy reading🤍

_______________.~**★**~.______________

"apapun moment nya selagi bareng kamu,gak ada yang namanya aku gak bahagia"
_______________.~**★**~.______________

Keduanya berdiri bersebelahan sambil menghormat kearah bendera merah putih didepannya,sinar matahari yang terik sangat menyengat di kulit mereka.

"Coba aja tadi gue gak ngladeni Lo pasti gak di hukum"ucap falisha kesal.

"emang gue nyuruh Lo"sewot Arkan.

"lagian gini ya,kalau Lo tadi langsung pergi gak ngebacot,gue juga bisa langsung masuk pasti gak ketahuan"ucap Arkan kesal.

Falisha melihat Arkan lewat sudut matanya, perempuan itu mengulum senyum diam diam.

"iya sih,tapi apapun moment nya selagi bareng kamu,gak ada yang namanya aku gak bahagia,walau dengan cara dihukum si hehe"ucap falisha yang tidak dibalas apapun oleh Arkan,cowok itu memilih untuk menatap atas Tampa menoleh sedikitpun.

"Maaf ya soal tadi"ucap falisha lirih,tapi masih bisa di dengar oleh Arkan.

Lagi dan lagi pertanyaan falisha hanya di anggap angin lalu saja.

Hingga beberapa menit kemudian,falisha menyeka air keringat yang mulai menetes di dahinya.

Kulitnya yang putih itu kini menjadi sedikit kemerahan akibat terbakar oleh panas terik matahari,ini baru 15  menit dan hukumannya itu sampai pelajaran berakhir.

"Aku bahagia bisa berduaan kaya gini sama kamu,apa harus nunggu dihukum dulu baru kita bisa  berduaan?"ucap falisha kembali berceloteh.

"Sebenarnya kamu udah punya pacar atau belum sih?"tanya falisha penasaran.

"udah"jawab Arkan asal.

"BOHONG!"seru falisha menoleh menatap Arkan.

"emang kenapa kalau gue udah punya cewek?"tanya Arkan.

"GAK BOLEH IH!YANG BOLEH JADI PACAR KAMU ITU CUMA AKU,KALAU BUKAN AKU GAK BOLEH SAMA SIAPAPUN,EGOIS SIH TAPI ITU HARUS,TAPI KAMU BENERAN UDAH PUNYA PACAR"tanya falisha dengan raut cemberut.

"bukan urusan Lo"jawab Arkan ketus.

"jawab dulu,bohong kan?!"tanya falisha sekali lagi.

"iya"jawab Arkan singkat.

"iya apa?"tanya falisha.

"Ck,berisik!"ketus Arkan.

"KAMU NYEBELIN BANGET SIH!UNTUNG GUE MASIH PUNYA HATI KALAU ENGGAK,UDAH GUE SMACKDOWN LO KE SUNGAI AMAZON BIAR DI MAKAN SAMA HEWAN DI SANA"ucap falisha kesal.

"bocah sekecil Lo mau smackdown gue hahaha"ucap Arkan remeh,lalu ketawa sekencang kencangnya.

"ya emang kenapa"ucap falisha menantang.

"Lo tanya kenapa haha, yang ada Lo yang gue smackdown biar gue bisa hidup dengan tenang Tampa ada Lo yang ganggu"ucap Arkan sambil ketawa,tawanya langsung terhenti heran karena melihat falisha yang ikut ketawa.

"Lo ngapain ikut ketawa,atau Lo emang beneran cewek gila"ucap Arkan heran.

"gue emang gila tapi asal Lo tau gue gila karena Lo"jawab falisha sambil terkekeh,membuat Arkan bergidik ngeri merasa falisha memang benar benar cewek gila,tiba tiba falisha menghentikan tawanya menatap wajah Arkan.

"Arkan kamu tahu Mencintai itu memang tidak harus memiliki,tapi memiliki adalah keinginan orang yang mencintai karena aku tidak jatuh cinta kepadamu melainkan aku jatuh hati pada semua tentangmu"ucap falisha berusaha menggombal Arkan.

"Arkan,kalau kata bunda mimpi harus di kejar,jadi jangan larang gue ngejar Lo"ujar falisha.

namun Arkan hanya diam saja,tidak berminat meresponnya,hal itu membuat falisha sadar jika mungkin cowok itu sedang malas berbicara.

lagi pula kapan Arkan banyak bicara,akhirnya falisha pun memilih diam.

Jarum jam terus berjalan,sementara panas matahari itu terasa lebih menyengat.

Arkan menoleh sebentar kearah perempuan di sebelahnya,wajah falisha sangat merah bahkan bagian belakang punggung seragamnya tercetak jelas keringatnya.

Melihat hal itu segera Arkan berdiri lebih dekat dengan falisha,yang membuat Falisha langsung menoleh terkejut.

"Lo kenapa geser"tanya falisha,dan seperti yang sudah-sudah,Arkan tetap diam

Arkan berdiri tepat di sebelah falisha untuk menutupinya dari sinar matahari,jadi falisha berlindung di balik tubuh arkan yang lebih tinggi,sementara yang terkena panas hanya cowok itu sendiri.

"ini kapan selesainya sih?panas banget"ucap falisha melemah,arkan dapat melihat raut perempuan itu seperti menahan sesuatu,bahkan bibirnya sudah pucat dan mengering,mungkin karena haus juga.

"Lo udah sarapan tadi?"tanya Arkan.

"Udah"jawab falisha.

"duduk yuk"titah arkan memegang tangan falisha untuk duduk di pinggir lapangan yang tidak terkena sinar matahari.

"Lo tunggu di sini"ucap Arkan yang di balas anggukan oleh falisha.

Arkan lalu berlari menuju kantin untuk membeli air putih,kemudian Arkan kembali mendekati falisha.

"Buat Lo"ucap arkan memberikan minuman itu pada falisha,dengan sebelah tangan yang membantu memegang botol air agar falisha tidak kesulitan.

Jangan di tanya keadaan falisha sekarang, perempuan itu terbelalak dengan perlakuan Arkan,hatinya berdegup kencang diperhatikan seperti itu.

"Pusing?"tanya Arkan.

"Enggak kok"jawab falisha sambil menggelengkan kepalanya.

"Lo pura pura pusing aja nanti gue bilang sama Bu Dewi kalo Lo sakit,biar  bisa jadi alasan buat kita berhenti dihukum"ucap Arkan,falisha pun mengangguk dengan senyum di bibir falisha luntur,ia berfikir tadi Arkan memang perduli dengannya.

"ayo"ajak Arkan seketika kembali dengan sikap dinginnya,cowok itu seperti tersadar kalau perlakuan yang tadi ia berikan bisa berefek besar pada falisha,Arkan tidak ingin membuat falisha berharap lebih padanya.

"TUNGGU"suara teriakkan falisha tidak membuat Arkan menghentikan langkahnya.

Namun dengan gerakan cepat falisha langsung menarik ujung seragam Arkan,yang membuat ia terpaksa menoleh.

"Sekali lagi gue minta maaf atas kejadian tadi,tenang aja gue bakal buat Lo maafin gue dengan cara gue sendiri"ucap falisha penuh tekad.

Arkan melepas paksa tangan falisha dari seragamnya,lalu menatap falisha dengan pandangan tidak bersahabat.

"Coba aja kalau bisa"

••••••••••

TO BE CONTINUED

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

Makasih...

SEE YOU NEXT CHAPTER

FALISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang